Tipe Akan Naik, Pelayanan Mengecewakan
A
A
A
KARANGANYAR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar ditargetkan naik dari tipe C menjadi B pada lima tahun ke depan. Tapi, sampai kini pelayanan RSUD masih banyak dikeluhkan warga.
Untuk upaya perubahan status diproyeksikan bakal menelan dana sekitar Rp230 miliar. Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan dana sebesar itu tidak mungkin dicukupi seluruhnya melalui APBD. Jalan satu-satunya adalah meminta bantuan dari APBD Provinsi dan APBN secara bertahap. Rencana pengembangan ini telah diusulkan melalui elektronic planning . Bupati mengaku usulan telah mendapatkan respons baik dari Pemprov Jateng maupun Pemerintah pusat.
Terbukti, tahun-tahun lalu telah mendapatkan bantuan berbagai peralatan penunjang dari pemerintah pusat. “Tahun 2015 juga mendapatkan bantuan Rp1,5 miliar dari pemerintah provinsi,” ujar Juliyatmono saat meninjau RSUD Karanganyar kemarin.
Puskesmas-puskesmas di kecamatan juga mendapat alokasi dari provinsi. Bupati juga meminta agar pelayanan rumah sakit lebih ditingkatkan. Jajaran manajemen, dokter, perawat, hingga pegawai lainnya harus bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya. “Tersenyum itu merupakan bagian penting dari pelayanan,” tegasnya.
Pasien yang masuk harus cepat ditangani dengan baik. Wakil Bupati Rohadi Widodo menambahkan, pihaknya juga telah melakukan jajak pendapat terhadap pelayanan RSUD Karanganyar. Hasilnya diakui masih mengecewakan. Sebab, 75% responden ternyata menilai pelayanan belum memuaskan. Hanya 25% yang menganggap pelayanan sudah baik. “Ke depan harus diperbaiki, 75% menilai pelayanan telah memuaskan,” tandasnya.
Direktur RSUD Karanganyar G Maryadi mengatakan, 2015 ini akan dilakukan pengadaan instalasi pengolahan limbah rumah sakit dan sarana penunjang senilai Rp1,9 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Juga akan dibangun gedung pelayanan kesehatan senilai Rp1,5 miliar melalui APBD Provinsi serta rehab tempat parkir Rp100 juta dengan dana APBD.
Selama lima tahun ke depan pihaknya telah merencanakan pembangunan rumah sakit melalui tiga tahap. Tahap I diproyeksikan menggunakan anggaran hingga Rp52 miliar. Di antaranya untuk membangun gedung rawat inap kelas 1, rawat inap kelas 2, dan laboratorium. Tahap kedua Rp45 miliar guna membangun gedung perinatologi, ICU, ICCU, NICU, PICU, poliklinik VIP dan perawat VIP, dan gedung servis.
Sementara tahap ketiga Rp132 miliar di antaranya untuk membangun gedung utama, gedung hemodialisa, diabetic center, cancer center , dan stroke center .
Ary wahyu wibowo
Untuk upaya perubahan status diproyeksikan bakal menelan dana sekitar Rp230 miliar. Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan dana sebesar itu tidak mungkin dicukupi seluruhnya melalui APBD. Jalan satu-satunya adalah meminta bantuan dari APBD Provinsi dan APBN secara bertahap. Rencana pengembangan ini telah diusulkan melalui elektronic planning . Bupati mengaku usulan telah mendapatkan respons baik dari Pemprov Jateng maupun Pemerintah pusat.
Terbukti, tahun-tahun lalu telah mendapatkan bantuan berbagai peralatan penunjang dari pemerintah pusat. “Tahun 2015 juga mendapatkan bantuan Rp1,5 miliar dari pemerintah provinsi,” ujar Juliyatmono saat meninjau RSUD Karanganyar kemarin.
Puskesmas-puskesmas di kecamatan juga mendapat alokasi dari provinsi. Bupati juga meminta agar pelayanan rumah sakit lebih ditingkatkan. Jajaran manajemen, dokter, perawat, hingga pegawai lainnya harus bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya. “Tersenyum itu merupakan bagian penting dari pelayanan,” tegasnya.
Pasien yang masuk harus cepat ditangani dengan baik. Wakil Bupati Rohadi Widodo menambahkan, pihaknya juga telah melakukan jajak pendapat terhadap pelayanan RSUD Karanganyar. Hasilnya diakui masih mengecewakan. Sebab, 75% responden ternyata menilai pelayanan belum memuaskan. Hanya 25% yang menganggap pelayanan sudah baik. “Ke depan harus diperbaiki, 75% menilai pelayanan telah memuaskan,” tandasnya.
Direktur RSUD Karanganyar G Maryadi mengatakan, 2015 ini akan dilakukan pengadaan instalasi pengolahan limbah rumah sakit dan sarana penunjang senilai Rp1,9 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Juga akan dibangun gedung pelayanan kesehatan senilai Rp1,5 miliar melalui APBD Provinsi serta rehab tempat parkir Rp100 juta dengan dana APBD.
Selama lima tahun ke depan pihaknya telah merencanakan pembangunan rumah sakit melalui tiga tahap. Tahap I diproyeksikan menggunakan anggaran hingga Rp52 miliar. Di antaranya untuk membangun gedung rawat inap kelas 1, rawat inap kelas 2, dan laboratorium. Tahap kedua Rp45 miliar guna membangun gedung perinatologi, ICU, ICCU, NICU, PICU, poliklinik VIP dan perawat VIP, dan gedung servis.
Sementara tahap ketiga Rp132 miliar di antaranya untuk membangun gedung utama, gedung hemodialisa, diabetic center, cancer center , dan stroke center .
Ary wahyu wibowo
(ftr)