Nyaris Masuk Sungai Lematang
A
A
A
MUARAENIM - Perasaan takut saat ini dialami keluarga Amadin, 45, warga Desa Lubuk Ampelas, Kecamatan Muaraenim, kemarin.
Amadin takut saat sedang tidur pulas rumahnya longsor dan hanyut dibawa Sungai Lematang. Karena saat ini, bagian depan rumahnya sudah mengalami ambles beberapa hari lalu. Apalagi kata Amadin, hampir tiap hari wilayah tersebut diguyur hujan. Kebetulan rumahnya berada di titik paling ujung irigasi pembuangan air desanya ke Sungai Lematang.
Belum lagi, melihat debit air Sungai Lematang yang makin tinggi, ia cemas dan khawatir longsor akan semakin parah. Apa lagi lokasi rumahnya berdiri hanya beberapa meter dari bibir Sungai Lematang. “Awalnya, longsornya kecil dan kita sudah berupaya memasang fondasi, tapi karena bagian bawah tanahnya tergerus air terus, jadi tanahnya meng gantung dan ambles,” ungkapnya.
Melihat kondisi longsoran tanah yang nyaris memakan halaman rumahnya, Amadin dan keluarganya mengaku takut saat tidur rumahnya lonsor dan masuk ke dalam sungai. Selain itu menurutnya, lokasi longsor tersebut juga berada di dekat pangkal jembatan rangka baja yang menghubung kan Kelurahan Tungkal de ngan Desa Lubuk Empelas. Kondisi ini dikhawatirkan bisa berpengaruh kepada jembatan. “Bisa lihat sendiri tanahnya sudah begini, kalau tidak segera, bisa terus longsor dan saya minta perhatian dari pihak terkait,” harapnya.
Kepala Desa Lubuk Empelas Edi Alamsyah mengatakan, ia sudah mengetahui kondisi tersebut dan sudah melaporkan secara lisan ke Pemerintah Kecamatan Muaraenim. Ia berharap, pihak terkait bisa dengan cepat menanggulangi kondisi ini, apalagi titik longsor berada di pangkal jembatan. “Harapan kami segera diperbaiki sebelum kejadian atau longsornya makin parah dan memakankorbanjiwa,” ujarnya.
Di tempat lain, kepanikan juga dirasakan warga yang tinggal di sepanjang jalur Sungai Enim, Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul. Pasalnya, saat ini debit air Sungai Enim terus mengalami kenaikan dan jaraknya dari permukiman warga hanya beberapa meter saja. Camat Lawang Kidul Asarli Manudin mengimbau seluruh warga terutama yang tinggal dan berdomisili di bantaran Sungai Enim untuk meng urangi aktivitas mereka di sungai. Dengan debit air yang tinggi dan arus yang cukup deras, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami minta berhati-hati saat melakukan aktivitas sanitasi di sungai, karena memang tidak sedikit warga kita yang menggantungkan sanitasi mereka di Sungai Enim,” katanya.
Irhamudin sp
Amadin takut saat sedang tidur pulas rumahnya longsor dan hanyut dibawa Sungai Lematang. Karena saat ini, bagian depan rumahnya sudah mengalami ambles beberapa hari lalu. Apalagi kata Amadin, hampir tiap hari wilayah tersebut diguyur hujan. Kebetulan rumahnya berada di titik paling ujung irigasi pembuangan air desanya ke Sungai Lematang.
Belum lagi, melihat debit air Sungai Lematang yang makin tinggi, ia cemas dan khawatir longsor akan semakin parah. Apa lagi lokasi rumahnya berdiri hanya beberapa meter dari bibir Sungai Lematang. “Awalnya, longsornya kecil dan kita sudah berupaya memasang fondasi, tapi karena bagian bawah tanahnya tergerus air terus, jadi tanahnya meng gantung dan ambles,” ungkapnya.
Melihat kondisi longsoran tanah yang nyaris memakan halaman rumahnya, Amadin dan keluarganya mengaku takut saat tidur rumahnya lonsor dan masuk ke dalam sungai. Selain itu menurutnya, lokasi longsor tersebut juga berada di dekat pangkal jembatan rangka baja yang menghubung kan Kelurahan Tungkal de ngan Desa Lubuk Empelas. Kondisi ini dikhawatirkan bisa berpengaruh kepada jembatan. “Bisa lihat sendiri tanahnya sudah begini, kalau tidak segera, bisa terus longsor dan saya minta perhatian dari pihak terkait,” harapnya.
Kepala Desa Lubuk Empelas Edi Alamsyah mengatakan, ia sudah mengetahui kondisi tersebut dan sudah melaporkan secara lisan ke Pemerintah Kecamatan Muaraenim. Ia berharap, pihak terkait bisa dengan cepat menanggulangi kondisi ini, apalagi titik longsor berada di pangkal jembatan. “Harapan kami segera diperbaiki sebelum kejadian atau longsornya makin parah dan memakankorbanjiwa,” ujarnya.
Di tempat lain, kepanikan juga dirasakan warga yang tinggal di sepanjang jalur Sungai Enim, Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul. Pasalnya, saat ini debit air Sungai Enim terus mengalami kenaikan dan jaraknya dari permukiman warga hanya beberapa meter saja. Camat Lawang Kidul Asarli Manudin mengimbau seluruh warga terutama yang tinggal dan berdomisili di bantaran Sungai Enim untuk meng urangi aktivitas mereka di sungai. Dengan debit air yang tinggi dan arus yang cukup deras, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami minta berhati-hati saat melakukan aktivitas sanitasi di sungai, karena memang tidak sedikit warga kita yang menggantungkan sanitasi mereka di Sungai Enim,” katanya.
Irhamudin sp
(ftr)