Penjualan Coklat Jelang Valentine Dipantau
A
A
A
KARANGANYAR - Petugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Disperindagkop-UMKM) Karanganyar melakukan sidak coklat.
Mereka ingin memastikan munculnya isue tentang penjualan coklat dengan bonus kondom menjelang perayaan hari valentine.
Sidak dilakukan di Kecamatan Karanganyar Kota, Matesih, Ngargoyoso dan Tawangmangu. Sejumlah toko modern dan makanan disisir guna memastikan isue yang marak beredar di masyarakat tersebut.
“Sidak sebenarnya rutin kami lakukan untuk mengawasi barang yang beredar. Namun kali ini sekalian mengecek kabar penjualan coklat dengan bonus alat kontrasepsi,” kata Kabid Perdagangan Disperindagkop-UMKM Karanganyar Liliyani Sulistyandari.
Kabar yang muncul dari daerah lain itu diakui cukup meresahkan masyarakat. Sebab secara etika dan moral tidak dibenarkan. Terlebih jika sasarannya para remaja.
Namun demikian, sejauh ini tidak ada penjualan coklat dengan bonus alat kontrasepsi sebagaimana isue yang muncul.
Pihaknya juga memberikan pemahaman kepada para pedagang agar tidak menjual barang dengan modus semacam itu. Meski bukan barang terlarang, namun tidak pas secara etika dan moral.
Salah seorang penjaga minimarket, Devi (20) mengaku di tokonya memang menjual coklat dan alat kontrasepsi. Namun penjualannya dilakukan terpisah.
Sejumlah coklat yang dijual memang untuk menyambut valentine, tapi tidak menyertakan bonus alat kontrasepsi.
“Ada beberapa paket penjualan coklat menyongsong valentine, namun tidak ada bonus alat kontrasepsi,” ungkap Devi.
Mereka ingin memastikan munculnya isue tentang penjualan coklat dengan bonus kondom menjelang perayaan hari valentine.
Sidak dilakukan di Kecamatan Karanganyar Kota, Matesih, Ngargoyoso dan Tawangmangu. Sejumlah toko modern dan makanan disisir guna memastikan isue yang marak beredar di masyarakat tersebut.
“Sidak sebenarnya rutin kami lakukan untuk mengawasi barang yang beredar. Namun kali ini sekalian mengecek kabar penjualan coklat dengan bonus alat kontrasepsi,” kata Kabid Perdagangan Disperindagkop-UMKM Karanganyar Liliyani Sulistyandari.
Kabar yang muncul dari daerah lain itu diakui cukup meresahkan masyarakat. Sebab secara etika dan moral tidak dibenarkan. Terlebih jika sasarannya para remaja.
Namun demikian, sejauh ini tidak ada penjualan coklat dengan bonus alat kontrasepsi sebagaimana isue yang muncul.
Pihaknya juga memberikan pemahaman kepada para pedagang agar tidak menjual barang dengan modus semacam itu. Meski bukan barang terlarang, namun tidak pas secara etika dan moral.
Salah seorang penjaga minimarket, Devi (20) mengaku di tokonya memang menjual coklat dan alat kontrasepsi. Namun penjualannya dilakukan terpisah.
Sejumlah coklat yang dijual memang untuk menyambut valentine, tapi tidak menyertakan bonus alat kontrasepsi.
“Ada beberapa paket penjualan coklat menyongsong valentine, namun tidak ada bonus alat kontrasepsi,” ungkap Devi.
(sms)