Dinkes Gencarkan Fogging
A
A
A
KUNINGAN - Wabah penyakit de mam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kuningan meluas. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuni ngan pun gencar me lakukan fog gingatau pengasapan kewilayah yang ter in dikasi terdapat sarang nyamuk aedes aegypti.
Seperti yang dilakukan kemarin, petugas melakukan fogging di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana sebagai salah satu desa dengan jumlah penderita DBD cukup banyak. Pengasapan dilakukan terhadap setiap rumah warga mulai dari ruang an paling belakang hingga depan, selokan, kebun, sekolah hingga mushola. Warga pun tampak menyambut antusias fogging yang dilakukan petugas Dinkes.
Sebab selama ini mereka takut terjangkit penyakit yang tak jarang memakan korban jiwa tersebut. “Tetangga saya sudah banyak yang masuk rumah sakit karena DBD. Mudah-mudahan setelah di-fogging nyamuk DBD bisa mati dan tidak ada lagi warga yang terjankit,” ujar Hasan, salah seorang warga Manis Lor.
Sekretaris Desa Manis Lor Kusman mengatakan, jumlah warganya yang terjangkit DBD hingga saat ini sudah mencapai 15 orang. Berbagai upaya telah di lakukan untuk mencegah penyebarannya, seperti meng gelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar. “Supaya semakin meyakinkan memberantas sarang nyamuk demam berdarah, kami me minta bantuan Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging.
Kali ini fogging baru dilakukan di Dusun I yang meliputi tujuh RT,” ujar Kusman. Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Masalah Ke sehatan Dinkes Kuningan Ucup Supriatna mengungkapkan, hampir setiap hari pihaknya melakukan penyemprotan di tiap desa yang terindikasi terdapat sarang nyamuk aedes aegypti. Hal tersebut sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran penyakit DBD.
“Selama Januari jumlah pasien DBD di Kuningan sudah men capai 83 kasus, dan jum lahnya terus bertambah hingga Feb ruari ini menjadi 114 kasus. Sebenarnya kami sudah melakukan fogging sejak terjadi pening katan jumlah pasien DBD pada Desember 2014 lalu, namun kini semakin gencar dilakukan berdasarkan laporan dan pe ngajuan dari desa yang warganya banyak terjangkit DBD,” ujar Ucup.
Namun kegiatan fogging tersebut, kata Ucup, dilakukan terhadap daerah yang telah memenuhi kriteria sebagai daerah yang terdapat sarang nyamuk aedes aegypti. Di antaranya di daerah tersebut telah terdapat lebih dari tiga warganya yang ter kena DBD dan ditemukan genangan air yang terdapat jentik nyamuk aedes aegypti.
“Sebenarnya fogging ini hanya bersifat membunuh nyamuk dewasa saja. Oleh karena itu yang terpenting adalah kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan melaksanakan 3 M yaitu menguras, mengubur, dan menutup setiap genangan air yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah seperti bak mandi, kaleng bekas dan selokan,” ujarnya.
Disebutkan Ucup, jumlah pen derita DBD di Kabupaten Kuningan yang mencapai 114 orang mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan peri ode yang sama pada 2014 yang hanya 23 kasus. Sedangkan selama 2014 tercatat 545 kasus DBD, dimana tiga orang di antaranya meninggal dunia.
Mohamad taufik
Seperti yang dilakukan kemarin, petugas melakukan fogging di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana sebagai salah satu desa dengan jumlah penderita DBD cukup banyak. Pengasapan dilakukan terhadap setiap rumah warga mulai dari ruang an paling belakang hingga depan, selokan, kebun, sekolah hingga mushola. Warga pun tampak menyambut antusias fogging yang dilakukan petugas Dinkes.
Sebab selama ini mereka takut terjangkit penyakit yang tak jarang memakan korban jiwa tersebut. “Tetangga saya sudah banyak yang masuk rumah sakit karena DBD. Mudah-mudahan setelah di-fogging nyamuk DBD bisa mati dan tidak ada lagi warga yang terjankit,” ujar Hasan, salah seorang warga Manis Lor.
Sekretaris Desa Manis Lor Kusman mengatakan, jumlah warganya yang terjangkit DBD hingga saat ini sudah mencapai 15 orang. Berbagai upaya telah di lakukan untuk mencegah penyebarannya, seperti meng gelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar. “Supaya semakin meyakinkan memberantas sarang nyamuk demam berdarah, kami me minta bantuan Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging.
Kali ini fogging baru dilakukan di Dusun I yang meliputi tujuh RT,” ujar Kusman. Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Masalah Ke sehatan Dinkes Kuningan Ucup Supriatna mengungkapkan, hampir setiap hari pihaknya melakukan penyemprotan di tiap desa yang terindikasi terdapat sarang nyamuk aedes aegypti. Hal tersebut sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran penyakit DBD.
“Selama Januari jumlah pasien DBD di Kuningan sudah men capai 83 kasus, dan jum lahnya terus bertambah hingga Feb ruari ini menjadi 114 kasus. Sebenarnya kami sudah melakukan fogging sejak terjadi pening katan jumlah pasien DBD pada Desember 2014 lalu, namun kini semakin gencar dilakukan berdasarkan laporan dan pe ngajuan dari desa yang warganya banyak terjangkit DBD,” ujar Ucup.
Namun kegiatan fogging tersebut, kata Ucup, dilakukan terhadap daerah yang telah memenuhi kriteria sebagai daerah yang terdapat sarang nyamuk aedes aegypti. Di antaranya di daerah tersebut telah terdapat lebih dari tiga warganya yang ter kena DBD dan ditemukan genangan air yang terdapat jentik nyamuk aedes aegypti.
“Sebenarnya fogging ini hanya bersifat membunuh nyamuk dewasa saja. Oleh karena itu yang terpenting adalah kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan melaksanakan 3 M yaitu menguras, mengubur, dan menutup setiap genangan air yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah seperti bak mandi, kaleng bekas dan selokan,” ujarnya.
Disebutkan Ucup, jumlah pen derita DBD di Kabupaten Kuningan yang mencapai 114 orang mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan peri ode yang sama pada 2014 yang hanya 23 kasus. Sedangkan selama 2014 tercatat 545 kasus DBD, dimana tiga orang di antaranya meninggal dunia.
Mohamad taufik
(bbg)