MUI Ingin Hasilkan Deklarasi Yogya

Selasa, 10 Februari 2015 - 12:12 WIB
MUI Ingin Hasilkan Deklarasi Yogya
MUI Ingin Hasilkan Deklarasi Yogya
A A A
YOGYAKARTA - Kongres Umat Islam Indonesia atau KUII ke-VI di Yogyakarta dinilai bakal memberi arti penting bagi Indonesia.

Kongres yang akan berlangsung sampai 11 Februari ini diharapkan melahirkan rekomendasi yang menjadi acuan dalam kehidupan keberagamaan di Tanah Air. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, kongres nantinya akan melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang bisa menjadi acuan dalam kehidupan keberagamaan di Indonesia. "Kedamaian serta keber samaan di tengah masyarakat yang mengglobal dibutuhkan acuan dan pedoman," ungkap Lukman saat pembukaan KUII ke-VI di Kota Yogyakarta, kemarin.

Dalam kongres tersebut setidaknya melahirkan prinsip da sar bagaimana jaminan kehidupan beragama jadi acuan bersama. Meski jumlah umat Islam di Indonesia terbesar, tapi ada ke majemukan. Jadi harus ada jaminan perlindungan keberagamaan untuk menjalankan agamanya masing-masing.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan peran umat Islam jangan sampai redup di tengah modernisasi seperti sekarang. Karena itu, KUII ingin mengukuhkan kembali kontribusi umat Islam di Indonesia pada masa lalu. Din berharap dari KUII di Yogyakarta akan melahirkan semacam kesepakatan bersama dari hasil telaah kritis. Baik itu telaah dalam internal umat mau keluar untuk kehidupan kebangsaan.

"Ada tiga konsentrasi yang menjadi pembahasan dalam KUII di Yogyakarta ini, yaitu ekonomi, politik dan budaya," kata Din. Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menjelaskan, Yogyakarta dijadikan lokasi kongres dengan harapan bisa lahir spirit, atau semangat seperti KUII pertama pada 1938 lalu. Saat itu kongres melahirkan Majelis Islam ala Indonesia.

Selain itu, kongres kedua pada 1945 melahirkan spirit resolusi jihad. Kongres kedua ini kemudian membentuk satu- satunya partai politik Islam yakni Partai Masyumi. "Kongres pertama dan kedua ini digelar di Yog yakarta," kata Din. Din menilai tidak salah KUII ke-VI ini digelar di Yogyakarta. "Maka tidak salah kita kembali ke Yogyakarta. Dari Yogyakarta ini akan lahirkan historis baru. Misalnya deklarasi Yogyakarta perlu menegaskan komitmen NKRI," ucap Din.

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar. "Sejauh ini, dari negaranegara Islam yang ada di dunia hanya Indonesia yang dapat menjaga kebersamaan dan kedamaian yang lebih baik," katanya dalam sambutan pembukaan KUII ke-IV di Pagelaran Keraton Yogyakarta, kemarin.

Kongres lima tahunan ini dihadiri 700 tokoh umat Islam Indonesia. Kongres ikut dihadiri para duta besar negara sahabat, 42 perwakilan kesultanan nusantara. Hadir pula sejumlah menteri seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menyebutkan banyak negara Islam yang kondisinya justru menunjukkan perpecahan seperti di Irak, Libanon, Libia, Syiria, Mesir, Tunisia, dan lainnya. Karena itu, bangsa ini harus men jadi pelopor pemikiran-pemikiran keberagamaan dan keislaman yang moderat untuk dunia. "Harus menjadi referensi dunia Islam moderat. Islam jalan tengah yang harus kita kemukakan ke dunia," kata Jusuf Kalla.

Pada kesempatan yang sama, ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini mengungkapkan, saat ini bukan saatnya saling mencela kehidupan keberagaman seseorang. Akan tetapi harus mengedepankan dan memperbesar kedamaian di dunia.

Ridwan Anshori
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7737 seconds (0.1#10.140)