Citarum Kembali Meluap, 2.000 Rumah Terendam
A
A
A
BANDUNG - Sungai Citarum kembali meluap menyusul hujan deras meng guyur kawasan Bandung Raya sejak Jumat (6/2) petang hingga tadi ma lam. Akibatnya, sekitar 2.000 unit rumah warga di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang terendam banjir setinggi 40-120 sentimeter (cm). Selain itu, sebanyak 303 jiwa ditiga kecamatan tersebut terpaksa mengungsi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, dari laporan yang diterima saat ini warga yang telah mengungsi di dua lokasi yaitu di Gor Kelurahan Baleendah sebanyak 38 kepala ke luarga (KK) dengan jumlah 140 jiwa termasuk diantaranya 22 balita dan 14 lansia.Sementara di Markas UCS di Dayeuh Kolot sebanyak 46 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 163 jiwa, ujar Marlan, kemarin. Menurut dia, ketinggian air pada Jumat (6/2) malam berkisar antara 40 sentimeter (cm) hingga 120 cm. Di Kecamatan Dayeuhkolot luapan air meren dam tiga lokasi, yaitu Desa Dayeuhkolot RW 01, 02, 03, 04, dan 08; Desa Citeureup di RW 01, 02, dan 14; Kelurahan Pasawahan RW 02, dan 03. Di Kecamatan Baleendah wilayah yang terendam berada di Desa Baleendah RW 05, 06, 07, 09, dan 13. Sedangkan di Kecamatan Bojongsoang melanda Desa Bojong Soang RW 10, tutur Kepala BPBD. Marlan mengemukakan, meski pada Sabtu (7/1) pagi ketinggian air mulai berangsur surut, tapi BPBD meminta warga di tiga kecamatan langganan banjir itu tetap waspada dan siaga. Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi dan tidak menutup kemungkinan menyebabkan Sungai Citarum yang berada dekat pemukiman warga kembali meluap. Kami terus intensif melakukan pemantauan termasuk menyiapkan langkah dalam proses evakuasi, ujar Marlan. Sejauh ini, ungkap dia, BPBD Kabupaten Bandung belum mendapatkan laporan terkait rumah rusak atau ambruk akibat luapan air dari sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat tersebut. Disinggung terkait pendistribusian logistik, tambah dia, BPBD kini tengah ber koordinasi dengan beberapa instansi untuk menyiapkan segala keperluan bagi para warga yang berada di lokasi pengungsian. Jika dibandingkan dengan kondisi banjir beberapa bulan lalu, banjir yang saat ini melanda memang belum terlalu parah tapi tetap mendapatkan pengawasan, ungkap dia. Sementara itu, seorang pengungsi asal Baleendah, Suminta, 40, mengatakan, terkejut saat melihat kondisi air sudah masuk ke rumah setinggi 40 cm pada Jumat (6/1) malam. Dia beserta istri kemudian bergegas mencari lokasi yang lebih aman. Suminta yang kini mengungsi di GOR Kelurahan Bale endah berharap bantuan logistik dari pemerintah setempat. Untuk sementara lebih baik di sini dulu takut banjir lagi. Saya juga meminta agar Sungai Citarum dikeruk supaya tidak meluap, kata Suminta. Diketahui, kawasan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojong soang merupakan langganan banjir setiap musim hujan tiba. Pada Desember 2014 lalu, banjir besar menerjang wilayah ini. Ketinggian air bahkan mencapai 2,5 meter dan berlangsung selama 10 hari merendam 6.000 rumah. Warga yang mengungsi mencapai 15.000 jiwa lebih. Total kerugian akibat banjir yang merendam kawasanpun cukup besar, mencapai puluhan miliar rupiah. Sebab, selain mematikan aktivitas pasar, banjir juga menyebabkan sejumlah industri terhenti beroperasi. Tak hanya itu, banjir besar tersebut juga menyebabkan 146 orang sakit dan tiga meninggal dunia.Dila nashear
(bbg)