Kabut Duka Iringi Pemakaman Juju Srimulat
A
A
A
SOLO - Rumah duka seniman senior Jujuk "Srimulat" atau Djujuk Djuwariyah dipenuhi para kerabat Jujuk, sesama komedian Srimulat, di Kampung Gremet, Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Para sahabat dan rekan seprofesi itu ingin melepas kepergian Jujuk untuk selama-lamanya, yang dimakamkan di TPU Bonoloyo, dalam satu liang dengan suaminya Teguh Slamet Raharjo.
Tidak hanya rekan seniman, warga biasa, dan para pejabat sekitar juga tampak hadir di rumah Jujuk yang berada di Jalan Sri Gunting 5, Nomor 2, Gremet, Manahan, Solo.
Suasana haru tampak jelas di rumah ini. Terlihat di ruang tengah, tempat di mana jenazah Jujuk disemayamkan. Di antara rekan sesama seniman, tampak Bangang Gentolet, dan Nunung.
Mereka mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Jujuk. Nunung pun tak kuasa menyembunyikna kesedihannya. Airnya matanya mengalir, membasahi pipi. Begitupun dengan sejumlah pelayat yang turut menghantar dan mengiringi peti mati Jujuk.
Hingga jenazah dimasukkan ke liang lahat ke dalam liang lahat Teguh Slamet Raharjo, kesedihan tampak semakin jelas.
Bagi para sahabat dekat Jujuk, kepergiannya yang sangat cepat tidak pernah disangka, meski mereka sama-sama tahu bahwa Jujuk tengah menderita sakit.
Jujuk meninggal dunia pada Jumat 6 Februari 2015 sore, setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, di Rumah Sakit Sarjito Yogjakarta. Jujuk meninggal dunia, pada usia 68 tahun, meninggalkan empat orang anak, dan delapan cucu.
Semasa hidupnya, sosok Jujuk dikenal sebagai sosok yang keibuan, tegas, disiplin, dan pribadi yang ramah terhadap semua orang.
Baca juga: Jujuk Srimulat Dimakamkan 1 Liang dengan Teguh Slamet Raharjo
Para sahabat dan rekan seprofesi itu ingin melepas kepergian Jujuk untuk selama-lamanya, yang dimakamkan di TPU Bonoloyo, dalam satu liang dengan suaminya Teguh Slamet Raharjo.
Tidak hanya rekan seniman, warga biasa, dan para pejabat sekitar juga tampak hadir di rumah Jujuk yang berada di Jalan Sri Gunting 5, Nomor 2, Gremet, Manahan, Solo.
Suasana haru tampak jelas di rumah ini. Terlihat di ruang tengah, tempat di mana jenazah Jujuk disemayamkan. Di antara rekan sesama seniman, tampak Bangang Gentolet, dan Nunung.
Mereka mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Jujuk. Nunung pun tak kuasa menyembunyikna kesedihannya. Airnya matanya mengalir, membasahi pipi. Begitupun dengan sejumlah pelayat yang turut menghantar dan mengiringi peti mati Jujuk.
Hingga jenazah dimasukkan ke liang lahat ke dalam liang lahat Teguh Slamet Raharjo, kesedihan tampak semakin jelas.
Bagi para sahabat dekat Jujuk, kepergiannya yang sangat cepat tidak pernah disangka, meski mereka sama-sama tahu bahwa Jujuk tengah menderita sakit.
Jujuk meninggal dunia pada Jumat 6 Februari 2015 sore, setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, di Rumah Sakit Sarjito Yogjakarta. Jujuk meninggal dunia, pada usia 68 tahun, meninggalkan empat orang anak, dan delapan cucu.
Semasa hidupnya, sosok Jujuk dikenal sebagai sosok yang keibuan, tegas, disiplin, dan pribadi yang ramah terhadap semua orang.
Baca juga: Jujuk Srimulat Dimakamkan 1 Liang dengan Teguh Slamet Raharjo
(san)