Nelayan Sumenep Terpaksa Tak Melaut Akibat Cuaca Buruk
A
A
A
SUMENEP - Sejumlah nelayan yang ada di Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terpaksa tidak melaut Karena, cuaca buruk.
Ketinggian ombak mencapai 2 sampai 3 meter. Disamping itu, jika hujan turun kerap kali ada petir. Jika mereka nekat pergi melaut dipastikan akan mengancam jiwanya, baik dari terjangan ombak maupun sambaran petir.
Kondisi tersebut membuat para nelayan dilematis. Sebab, bila terus tidak melaut membuat asap dapur mereka tidak mengepul. Tapi, bila nekat melaut bahaya akan mengancam keselamatannya.
"Saya bersama nelayan lain yang ada disini, sudah satu minggu tidak melaut. Ini terjadi karena cuaca sedang tidak bersahabat. Daripada menjadi korban, lebih baik libur melaut," terang salah seorang nelayan setempat, Ali Masuni, Selasa (3/2/2015).
Ali menjelaskan, dirinya akan melaut kembali tatkala cuaca sudah bersahabat atau normal. Sehingga dalam mencari ikan tidak diliputi tasa was-was seperti saat ini. Selama tidak melaut, ia menganggur dan hanya diisi dengan memperbaiki jaring yang rusak.
Sebab, tidak mempunyai keahlian lain untuk bekerja. Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, terpaksa harus mengambil dari uang simpanan. Bila uang tabungan nantinya habis, ia tidak bisa berbuat banyak.
"Saya tidak tahu sampai kapan cuaca kembali normal, biasanya sampai satu bulan. Kami berharap perhatian dari pemerintah supaya bisa meringankan beban ekonomi ini," tukasnya.
Ketinggian ombak mencapai 2 sampai 3 meter. Disamping itu, jika hujan turun kerap kali ada petir. Jika mereka nekat pergi melaut dipastikan akan mengancam jiwanya, baik dari terjangan ombak maupun sambaran petir.
Kondisi tersebut membuat para nelayan dilematis. Sebab, bila terus tidak melaut membuat asap dapur mereka tidak mengepul. Tapi, bila nekat melaut bahaya akan mengancam keselamatannya.
"Saya bersama nelayan lain yang ada disini, sudah satu minggu tidak melaut. Ini terjadi karena cuaca sedang tidak bersahabat. Daripada menjadi korban, lebih baik libur melaut," terang salah seorang nelayan setempat, Ali Masuni, Selasa (3/2/2015).
Ali menjelaskan, dirinya akan melaut kembali tatkala cuaca sudah bersahabat atau normal. Sehingga dalam mencari ikan tidak diliputi tasa was-was seperti saat ini. Selama tidak melaut, ia menganggur dan hanya diisi dengan memperbaiki jaring yang rusak.
Sebab, tidak mempunyai keahlian lain untuk bekerja. Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, terpaksa harus mengambil dari uang simpanan. Bila uang tabungan nantinya habis, ia tidak bisa berbuat banyak.
"Saya tidak tahu sampai kapan cuaca kembali normal, biasanya sampai satu bulan. Kami berharap perhatian dari pemerintah supaya bisa meringankan beban ekonomi ini," tukasnya.
(sms)