Masakan Padang Go International

Minggu, 01 Februari 2015 - 11:20 WIB
Masakan Padang Go International
Masakan Padang Go International
A A A
Pada pencanangan Hari Marketing Indonesia (Hamari) 1 April 2014 disebutsebut nasi Padang bisa dijual secara global. Yang penting bagaimana memasarkan merek dari nasi Padang ini.

Makanan Padang merupakan makanan favorit di Indonesia. Bagi sebagian keluarga, tidak lengkap rasanya jika tidak menghidangkan rendang, salah satu makanan khas Padang pada hari-hari besar keagamaan.

Rendang ini menjadi makanan khas asal Sumatera Barat (Sumbar). Makanan satu ini mendapat pengakuan secara internasional sebagai makanan terlezat. Sebenarnya tidak hanya makanan satu ini, secara umum masakan dari ranah Minang layak go internasional . Dengan konsep pengelolaan dan pengolahan yang lebih profesional, masakan Sumbar bisa secepatnya dikenal masyarakat internasional. Apalagi, hampir semua masakan tersebutmudahsekali disukai masyarakat.

Rumah Makan (RM) Garuda sudah membuktikannya. Salah satu restoran yang menyajikan berbagai makanan khas Minang di Indonesia ini sudah memperluas jaringannya hingga Singapura dan akan bertambah satu lagi di Filipina pertengahan 2015. Berdiri sejak 1976 diawali niat pendirinya Alm H Bakhtar untuk banting setir dari pedagang kain menjadi juragan bisnis kuliner.

Dia mengalami jatuh bangun dalam membangun bisnis sama seperti usaha lainnya, RM Garuda didirikan dengan penuh perjuangan. Mulai dari sepi pengunjung di tahap awal hingga kesulitan keuangan mendanai usaha menyebabkan harta benda Bakhtar harus disita bank. Awal ekspansi dilakukan pada 1978, RM Garuda memiliki cabang ke luar kota yaitu kota Tebing Tinggi (saat ini telah ditutup). Saat itu pasar mulai terbentuk dan permintaan pelanggan mulai tinggi.

Setelah melakukan analisis pasar, Bakhtar mulai melakukan pelebaran sayap. Setahun kemudian yakni 1979 dibuka lagi cabang kedua di Jalan Gatot Subroto (telah ditutup). Dengan usaha keras, Bakhtar secara perlahan mulai mendirikan cabang di dalam kota hingga ke luar kota. Ternyata pada 2008 usaha ini belum bisa stabil karena salah satu cabang RM Garuda di Jalan Gajah Mada terbakar dan setelah melalui proses renovasi akhirnya dibuka kembali pada 2009.

Kini di bawah pengelolaan Zuhelfi sebagai generasi kedua, berhasil melakukan pengembangan hingga sekarang memiliki 18 outlet di Indonesia, yaitu 8 cabang di Medan, 1 cabang di Lampung, 6 cabang di Jakarta, dan 3 cabang anak usaha yang diberi nama RM Ber-jaya. Sementara di luar negeri, ada tiga cabang di Singapura dan rencana akan ada satu cabang lagi di Filipina. HRD RM Garuda Andri menerangkan, pengembangan ke Singapura sudah dilakukan sejak 2009.

Waktu itu ada seorang yang kerabat menyampaikan keinginan membuka RM Garuda di Singapura. Namun, Zulhelfi tidak mudah memberikan izin mengingat sejak dulu usaha ini dibangun oleh keluarga yang pengelolaan tiap cabang juga diserahkan kepada anggota keluarga, bukan orang lain. Selain itu, faktor pasar serta bahan serta bumbu masakan juga menjadi pertimbangan usaha karena berkaitan dengan cita rasa makanan.

Jika satu cabang tidak mampu memenuhi standar makanan yang sudah ada selama ini dikhawatirkan bisa merusak citra cabang lainnya. “Dari sisi pengembangan usaha sebenarnya bagus jika ada bisa buka cabang hingga ke luar negeri. Tapi kami tentu tidak hanya memikirkan hal itu, banyak pertimbangan yang harus dipastikan sehingga semua bisa berjalan lancar,” ungkap Andri.

Namun karena keinginan kuat dari kerabat tersebut, akhirnya diizinkan membuka cabang di negara Singa itu. Di sini mereka sudah menerapkan sistem franchise. Si franchisor (orang yang membuka franchise) diberi kewenangan menggunakan brand RM Garuda tapi tanpa mengubah sistem manajemen terutama rasa makanan.

“Dari sisi manajemen, kami sampaikan bahwa semua yang sudah menjadi pakem harus tetap dijalankan. Terlebih lagi untuk rasa makanan, untuk menjaga- jaga supaya tidak terjadi perbedaan, kami mengirimkan koki dari sini ke sana,” ucapnya. Menjaga cita rasa makanan memang paling dijaga. Mungkin ini juga yang membuat RM Garuda terus bisa berkembang karena antara satu cabang dan cabang lainnya bisa mempertahankan ciri khas restoran ini. Walhasil, keberadaan satu sama lain saling mendukung sehingga tujuan ingin memperluas jaringan dan pemasaran tercapai.

“Kami tentu tidak ingin satu cabang merusak cabang lain yang akhirnya membuat brand rumah makan ini luntur hanya karena pengelolaan manajemen satu cabang tidak baik. Karenanya, sampai sekarang kami tetap mengawasi pelaksanaan cabang yang di Singapura meskipun sudah dibuat sistem franchise ,” tandas Andri. Kini di Singapura sudah ada tiga cabang, di mana ketiganya berkembang cukup pesat. Yang menarik, ketiga cabang itu dipegang satu orang franchisor .

Ternyata manajemen RM Garuda tidak menerapkan sistem franchise yang “menjual” brand kepada siapa pun, melainkan tetap mempertahankan sistem keluarga. Balik lagi ke persoalan menjaga cita rasa sehingga manajemen RM Garuda tidak bisa memberikan brand , seperti Mc Donald atau Kentucky saat ini.

“Kami tidak bisa jual brand begitu saja karena fondasi yang sudah kuat ini harus tetap dipertahankan. Jadi, walaupun masih ada peluang besar di Singapura, kami berikan kepada si franchisor itu karena banyak pertimbangan, terutama kemampuan mempertahankan cita rasa makanan. Untuk perluasan ke Filipina, kami juga percayakan ke master franchisor di Singapura,” ungkapnya.

Konsultan bisnis, Dias WK menilai langkah yang dilakukan RM Garuda sudah tepat. Pengembangan pasar hingga ke luar negeri memang layak dilakukan mengingat brand restoran ini sudah bagus. Begitu juga dengan langkah-langkah mempertahankan apa yang sudah jadi trademark meskipun menggunakan sistem franchise, juga baik untuk menjamin cabang tersebut bisa “menjaga” cabang lainnya.

“Langkah go international yang dilakukan RM Garuda sudahsangat tepatdanlayak karena fondasinya sudah kuat yang memudahkan untuk pengembangan dan perluasan jaringan hingga ke luar negeri,” paparnya. Tidak hanya RM Garuda dengan makanan khas Minang- Melayu, tetapi restoran dengan makanan lain juga bisa melakukan hal sama karena cita rasa yang khas pada makanan Indonesia menggugah selera makan terlebih untuk orang-orang yang ada di luar negeri.

“Bicara rasa, makanan Indonesia ini menarik sehingga layak untuk ditunjukkan ke berbagai negara terlebih di negaranegara yang warga negara Indonesia cukup banyak di sana. Keberadaan orang Indonesia itu bisa menjadi alat promosi untuk mengenalkan makanan lebih luas lagi,” kata Dias WK. Hal itu penting karena biar bagaimanapun saat pelesiran ke luar negeri, setiap orang pasti tetap mencari makanan khas dari negaranya.

Terlebih, orang Indonesia yang mayoritas muslim tentu sangat terbantu dengan adanya restoran seperti RM Garuda karena sudah buka cabang hingga ke luar negeri. “Saat ke luar negeri, tidak mudah memperoleh makanan halal. Terlebih pada negara tertentu seperti Jepang, salah sulit memperoleh restoran yang sesuai lidah kita. Jadi kalau ada restoran Indonesia di negara itu, tentu sangat memudahkan bagi turis Indonesia ketika ke sana dan menjadi pelepas rindu bagi mereka yang sudah tinggal di negara itu,” ungkapnya.

Pada dasarnya untuk membuka bisnis hingga ke luar negeri tidak jauh berbeda dengan menambah cabang di dalam negeri. Dibutuhkan fondasi kuat terlebih dahulu yang berarti brand satuproduksudahdikenal masyarakat. Yang lebih penting dari sekadar dikenal adalah bisa mempertahankan brand tersebut.

“Kalau sudah punya fondasi kuat, itu bisa jadi satu pegangan untuk merambah pasar internasional,” ucap Dias WK. Hal lain yang harus dilakukan adalah promosi. Si pemilik harus bisa mempromosikan brand yang ada dengan memanfaatkan berbagai hal berkaitan dengan Indonesia, terutama kedutaan besar Indonesia pada satu negara. Ini penting karena kedutaan merupakan pintu masuk menuju satu negara.

Setiap orang dari satu negara akan berurusan dengan kedutaan masing- masing. Tidak hanya itu, promosi ke kedutaan penting karena memudahkan brand dikenal lebih luas dan cepat. Sebab, tak jarang pihak kedutaan mengajak serta usaha-usaha Indonesia di negara tersebut saat acara kenegaraan. Tentu ini satu peluang yang bagus untuk semakin mengenalkan produk di luar negeri. Selain itu, tentu tetap mempertahankan apa yang sudah menjadi ciri khas.

Bukan hanya pada sisi produk, tetapi juga lainnya. RM Garuda tetap memakai atap khas rumah adat Minang adalah penting. Sebab, perbedaan dari sisi bangunan apalagi menonjolkan adat istiadat satu daerah tentu menarik bagi warga negara asing. Ini juga merupakan salah satu promosi yang baik.

Jelia amelida
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9779 seconds (0.1#10.140)