Rektor USU Bekali Pemko Sibolga Hadapi MEA 2015
A
A
A
SIBOLGA - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (30/1), memberikan pembekalan khusus mengenai kesehatan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Syahril yang berbicara dalam Rapat Koordinasi Kerja Kesehatan Daerah Pemko Sibolga tahun 2015 di Aula Kantor Dinkes setempat itu, meminta Pemko Sibolga mendorong peningkatan sarana kesehatan, baik rumah sakit dan puskesmas. Begitu juga peningkatan pelayanan dan kualitas ilmu pengetahuan para dokter serta tenaga medis seperti perawat.
Hal ini dilakukan agar Pemko Sibolga bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga dapat ber-peran aktif dalam menghadapi MEA 2015. Menurut Syahril, dalam pasar bebas MEA, liberalisasi perdagangan tidak saja terjadi di kota besar, tapi akan mencakup seluruh daerah. Bahkan, tidak hanya pada produk manufaktur, tapi juga produk jasa. Produk jasa pada pelayanan kesehatan selayaknya memungkinkan pasien sekarang ini mengetahui penyakitnya.
Karena itu, seluruh komponen, khususnya dokter, perlu meningkatkan ilmu pengetahuannya. “Karena itu, mari tingkatkan pelayanan kesehatan, juga terus belajar di samping tingkatkan sarana dan prasarana kesehatan. Dalam pasar bebas MEA, hal ini harus benar-benar dipersiapkan karena sumber daya yang dimiliki negara asing tidak kalah bagus dari Indonesia, seperti yang dimiliki Myanmar, Malaysia, Thailand, dan Vietnam,” kata Syahril.
Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk berterima kasih kepada Rektor USU yang menambah pengetahuan dan wawasan bagi Pemko Sibolga dalam menghadapi MEA. Dia juga menyebutkan, Pemko Sibolga sejak beberapa tahun terakhir terus berbenah membangun bidang kesehatan, baik sarana dan prasarana maupun infrastruktur kesehatan. Bahkan, 85,75% penduduk Kota Sibolga saat ini sudah terlindungi asuransi kesehatan dan diharapkan mencapai 90% tahun 2015 ini.
Pemerintah daerah akan terus berupaya mempersiapkan segala sesuatu agar siap menghadapi MEA. “Jika kita tidak siap satu sampai dua tahun ini, maka kita Indonesia akan tergilas, sebagaimana juga akan menimpa Kota Sibolga,” ujarnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pemko Sibolga M Yusuf Batubara. Untuk menghadapi MEA, pihaknya akan terus berbenah.
Salah satunya memberikan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, baik formal maupun melalui kegiatan kependidikan dan pelatihan (diklat). Pemko Sibolga juga sudah meningkatkan pelayanan di puskesmas dan melengkapi obat. Sistem serta mekanisme pelayanan di puskesmas juga sudah ada 24 jenis.
Sementara infrastruktur kalau dibandingkan dari segi sarana dan prasarana dengan jumlah penduduk sudah memadai. “Kami optimistis Pemko Sibolga bisa menghadapi MEA sekalipun berat karena banyak yang masih harus dibangun,” tuturnya.
Jonny Simatupang
Syahril yang berbicara dalam Rapat Koordinasi Kerja Kesehatan Daerah Pemko Sibolga tahun 2015 di Aula Kantor Dinkes setempat itu, meminta Pemko Sibolga mendorong peningkatan sarana kesehatan, baik rumah sakit dan puskesmas. Begitu juga peningkatan pelayanan dan kualitas ilmu pengetahuan para dokter serta tenaga medis seperti perawat.
Hal ini dilakukan agar Pemko Sibolga bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga dapat ber-peran aktif dalam menghadapi MEA 2015. Menurut Syahril, dalam pasar bebas MEA, liberalisasi perdagangan tidak saja terjadi di kota besar, tapi akan mencakup seluruh daerah. Bahkan, tidak hanya pada produk manufaktur, tapi juga produk jasa. Produk jasa pada pelayanan kesehatan selayaknya memungkinkan pasien sekarang ini mengetahui penyakitnya.
Karena itu, seluruh komponen, khususnya dokter, perlu meningkatkan ilmu pengetahuannya. “Karena itu, mari tingkatkan pelayanan kesehatan, juga terus belajar di samping tingkatkan sarana dan prasarana kesehatan. Dalam pasar bebas MEA, hal ini harus benar-benar dipersiapkan karena sumber daya yang dimiliki negara asing tidak kalah bagus dari Indonesia, seperti yang dimiliki Myanmar, Malaysia, Thailand, dan Vietnam,” kata Syahril.
Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk berterima kasih kepada Rektor USU yang menambah pengetahuan dan wawasan bagi Pemko Sibolga dalam menghadapi MEA. Dia juga menyebutkan, Pemko Sibolga sejak beberapa tahun terakhir terus berbenah membangun bidang kesehatan, baik sarana dan prasarana maupun infrastruktur kesehatan. Bahkan, 85,75% penduduk Kota Sibolga saat ini sudah terlindungi asuransi kesehatan dan diharapkan mencapai 90% tahun 2015 ini.
Pemerintah daerah akan terus berupaya mempersiapkan segala sesuatu agar siap menghadapi MEA. “Jika kita tidak siap satu sampai dua tahun ini, maka kita Indonesia akan tergilas, sebagaimana juga akan menimpa Kota Sibolga,” ujarnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pemko Sibolga M Yusuf Batubara. Untuk menghadapi MEA, pihaknya akan terus berbenah.
Salah satunya memberikan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, baik formal maupun melalui kegiatan kependidikan dan pelatihan (diklat). Pemko Sibolga juga sudah meningkatkan pelayanan di puskesmas dan melengkapi obat. Sistem serta mekanisme pelayanan di puskesmas juga sudah ada 24 jenis.
Sementara infrastruktur kalau dibandingkan dari segi sarana dan prasarana dengan jumlah penduduk sudah memadai. “Kami optimistis Pemko Sibolga bisa menghadapi MEA sekalipun berat karena banyak yang masih harus dibangun,” tuturnya.
Jonny Simatupang
(ftr)