Baznas Targetkan Rp3,5 M Zakat Profesi
A
A
A
SLEMAN - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sleman menargetkan pendapatan dari zakat profesi, khususnya dari pegawai negeri sipil (PNS) sebesar Rp3,5 miliar.
Angka tersebut naik 1,9 miliar atau 118% dari pengumpulan zakat tahun lalu, yaitu Rp1,6 miliar. Hanya saja, jumlah itu masih jauh dari potensi yang ditaksir mencapai Rp7 miliar. Untuk mengoptimalkan zakat itu, Baznas Sleman selama sepekan, yaitu mulai Senin (26/1) kemarin-Jumat (26- 30/1) menggelar pekan panutan zakat. Sekretaris Baznas Sleman Heri Sutopo mengatakan jika dilihat dari jumlah PNS di Sleman, terutama PNS muslim yang mencapai 12.000 orang, untuk potensi zakat bisa mencapai Rp7 miliar tiap tahun.
Hanya saja, karena belum semua PNS menyalurkan zakatnya melalui Baznas Sleman, sehingga untuk pengumpulannya masih belum sesuai dengan harapan. “Untuk itu, melalui pekan panutan zakat ini, kami harapkan dari potensi zakat, paling tidak bisa setengahnya, yaitu Rp3,5 miliar,” ungkap Heri Sutopo di pendopo rumah dinas bupati Sleman, kemarin.
Menurut Heri, untuk merealisasikan pencapaian itu, selain dengan sosialisasi pembayaran zakat profesi ke masing-masing satuan perangkat kerja daerah (SKPD), juga ada lomba penulisan khotbah Jumat dengan topik zakat dan silaturahmi ke instansi vertikal. Termasuk juga penandatangan surat ketersediaan PNS Sleman menyalurkan zakat profesi 2,5% melalui Baznas tiap bulan.
“Melalui langkah ini diharapkan pengumpulan zakat dapat lebih optimal,” harapnya. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan agar pengumpulan zakat bisa maksimal, sebagaimana instruksi presiden (Inpres) No 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di instansi pemerintah, selain dengan pelaksanaan kegiatan, juga perlu dorongan dari se mua pihak. Baik untuk meningkatkan kesadaran maupun motivasi dalam menyalurkan zakat ke Baznas.
“Kami juga akan terus mendorong semua SKPD untuk meng optimalkan dalam pembayaran zakat ini melalui Baznas,” katanya. Sri Purnomo mengungkapkan selain berdimensi vertikal, zakat juga memiliki dimensi sosial. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan penurunan angka kemiskinan warga.
Apalagi zakat ini, paling besar penyalurannya untuk fakir miskin, khususnya pemberdayaan ekonomi. Sehingga meski tidak ada paksaan, namun penyaluran zakat melalui Baznas perlu ditingkatkan. “Namun yang lebih penting lagi, zakat itu bisa mengangkat kehidupan penerimanya. Sehingga tahun depan sudah tidak menerima lagi,” tandasnya.
Kepala kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman Muhammad Lutfi Hamid menambahkan untuk mengintensifkan kesadaran PNS dalam mem bayar zakat, maka setelah kegiatan ini, akan melakukan roadshow ke SKPD yang ada di lingkungan Pemkab Sleman.
Priyo Setyawan
Angka tersebut naik 1,9 miliar atau 118% dari pengumpulan zakat tahun lalu, yaitu Rp1,6 miliar. Hanya saja, jumlah itu masih jauh dari potensi yang ditaksir mencapai Rp7 miliar. Untuk mengoptimalkan zakat itu, Baznas Sleman selama sepekan, yaitu mulai Senin (26/1) kemarin-Jumat (26- 30/1) menggelar pekan panutan zakat. Sekretaris Baznas Sleman Heri Sutopo mengatakan jika dilihat dari jumlah PNS di Sleman, terutama PNS muslim yang mencapai 12.000 orang, untuk potensi zakat bisa mencapai Rp7 miliar tiap tahun.
Hanya saja, karena belum semua PNS menyalurkan zakatnya melalui Baznas Sleman, sehingga untuk pengumpulannya masih belum sesuai dengan harapan. “Untuk itu, melalui pekan panutan zakat ini, kami harapkan dari potensi zakat, paling tidak bisa setengahnya, yaitu Rp3,5 miliar,” ungkap Heri Sutopo di pendopo rumah dinas bupati Sleman, kemarin.
Menurut Heri, untuk merealisasikan pencapaian itu, selain dengan sosialisasi pembayaran zakat profesi ke masing-masing satuan perangkat kerja daerah (SKPD), juga ada lomba penulisan khotbah Jumat dengan topik zakat dan silaturahmi ke instansi vertikal. Termasuk juga penandatangan surat ketersediaan PNS Sleman menyalurkan zakat profesi 2,5% melalui Baznas tiap bulan.
“Melalui langkah ini diharapkan pengumpulan zakat dapat lebih optimal,” harapnya. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan agar pengumpulan zakat bisa maksimal, sebagaimana instruksi presiden (Inpres) No 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di instansi pemerintah, selain dengan pelaksanaan kegiatan, juga perlu dorongan dari se mua pihak. Baik untuk meningkatkan kesadaran maupun motivasi dalam menyalurkan zakat ke Baznas.
“Kami juga akan terus mendorong semua SKPD untuk meng optimalkan dalam pembayaran zakat ini melalui Baznas,” katanya. Sri Purnomo mengungkapkan selain berdimensi vertikal, zakat juga memiliki dimensi sosial. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan penurunan angka kemiskinan warga.
Apalagi zakat ini, paling besar penyalurannya untuk fakir miskin, khususnya pemberdayaan ekonomi. Sehingga meski tidak ada paksaan, namun penyaluran zakat melalui Baznas perlu ditingkatkan. “Namun yang lebih penting lagi, zakat itu bisa mengangkat kehidupan penerimanya. Sehingga tahun depan sudah tidak menerima lagi,” tandasnya.
Kepala kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman Muhammad Lutfi Hamid menambahkan untuk mengintensifkan kesadaran PNS dalam mem bayar zakat, maka setelah kegiatan ini, akan melakukan roadshow ke SKPD yang ada di lingkungan Pemkab Sleman.
Priyo Setyawan
(ftr)