Hadapi Banjir, Ahok Minta Warga Berdoa Tanggul Tak Jebol

Hadapi Banjir, Ahok Minta Warga Berdoa Tanggul Tak Jebol
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI tampaknya sudah kehabisan akal untuk mengatasi banjir. Untuk menghadapi banjir tahun ini, Ahok meminta warga berdoa agar tidak ada tanggul yang jebol lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, untuk mengendalikan banjir di Jakarta perlu kerjasama pemerintah pusat. Untungnya saat ini hubungan Pemprov DKi dan pusat sedang bagus.
"Hubungan kami dengan Pemerintah Pusat sangat baik. Buktinya saat saya minta menutup tanggul yang dijebol di kali Sunter sudah langsung ditutup," kata Ahok di Balai Kota, Senin (26/1/2015).
Ahok menegaskan, sebenarnya kendala utama mengatasi banjir di Jakarta lebih disebabkan banyaknya pemukiman warga yang terkena relokasi tidak sebanding dengan jumlah Rumah Susun (Rusun). Untuk itu, pihaknya terus membangun Rusun sebanyak-banyaknya.
Seperti misalnya di kawasan Gunung Sahari yang meluap akibat rumah pompa di Marina belum terpasang. Semestinya, bisa dialirkan ke pintu air di Pasar ikan.
Namun, masalahnya dari jembatan merah lewat belakang husada tembus sampai pintu air ikan itu, sepanjang 2,8 km ada sekitar 980 bangunan rumah permanen di tengah-tengah sungai yang lebarnya kini sekitar 2-3 meter.
"Kita berdoa saja lah supaya enggak ada tanggul yang jebol tahun ini. Habis mau gimana, sebagian besar tanggul baru mau dikuatkan tahun ini," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, untuk mengendalikan banjir di Jakarta perlu kerjasama pemerintah pusat. Untungnya saat ini hubungan Pemprov DKi dan pusat sedang bagus.
"Hubungan kami dengan Pemerintah Pusat sangat baik. Buktinya saat saya minta menutup tanggul yang dijebol di kali Sunter sudah langsung ditutup," kata Ahok di Balai Kota, Senin (26/1/2015).
Ahok menegaskan, sebenarnya kendala utama mengatasi banjir di Jakarta lebih disebabkan banyaknya pemukiman warga yang terkena relokasi tidak sebanding dengan jumlah Rumah Susun (Rusun). Untuk itu, pihaknya terus membangun Rusun sebanyak-banyaknya.
Seperti misalnya di kawasan Gunung Sahari yang meluap akibat rumah pompa di Marina belum terpasang. Semestinya, bisa dialirkan ke pintu air di Pasar ikan.
Namun, masalahnya dari jembatan merah lewat belakang husada tembus sampai pintu air ikan itu, sepanjang 2,8 km ada sekitar 980 bangunan rumah permanen di tengah-tengah sungai yang lebarnya kini sekitar 2-3 meter.
"Kita berdoa saja lah supaya enggak ada tanggul yang jebol tahun ini. Habis mau gimana, sebagian besar tanggul baru mau dikuatkan tahun ini," jelasnya.
(ysw)