Pemerintah Siapkan Rp63 M Bangun Kebun Raya Batam

Senin, 26 Januari 2015 - 14:31 WIB
Pemerintah Siapkan Rp63 M Bangun Kebun Raya Batam
Pemerintah Siapkan Rp63 M Bangun Kebun Raya Batam
A A A
BATAM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyalurkan anggaran Rp63 miliar pada tahun ini untuk kelanjutan pembangunan Kebun Raya Batam.

Kepala Dinas Tata Kota Batam Gintoyono Batong mengatakan, sumber dana Rp63 miliar itu berasal dari anggaran kementerian dalam APBN 2015. Pada 2014, kementerian juga sudah mengucurkan Rp64 miliar untuk memulai persiapan pembangunan.

"Tahun ini kembali dianggarkan oleh pemerintah pusat, besarannya Rp63 miliar," katanya, kepada wartawan, Senin (26/1/2015).

Menurutnya, anggaran Rp63 miliar itu akan disalurkan untuk melanjutkan, dan memulai konstruksi waduk, serta tempat wisata. Alokasinya Rp33 miliar. Sedangkan sisanya Rp30 miliar, untuk memulai pembangunan zona koleksi tanaman dan akses jalan.

Dengan adanya anggaran itu, maka konstruksi Kebun Raya Batam bisa segera dimulai. Apalagi, Pemkot Batam juga sudah menyelesaikan masalah pembebasan lahan di Nongsa.

Kementerian, lanjut Gintoyono, juga memacu masa konstruksi dari awalnya 15 tahun, menjadi lima tahun, untuk konstruksi tahap awal sesi penelitian. Artinya, dalam lima tahun kebun raya sudah dapat berfungsi untuk penelitian.

"Akan digesa, sehingga setelah lima tahun dapat difungsikan. Artinya sudah bisa dikunjungi, bisa dipakai untuk penelitian, karena rumah kacanya sudah terbangun," kata dia.

Dengan begitu, pada 2020, diharapkan Kebun Raya Batam sudah dapat dinikmati wisatawan domestik dan manca negara yang berkunjung ke kota industri.

Rencananya pada Januari ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Batam juga sudah mulai berkantor di kawasan kebun raya. UPT Kebun Raya ditunjuk oleh Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Batam.

"UPT tetap dari KP2K Batam, sedangkan kawan-kawan dari LIPI akan menjadi peneliti," kata dia.

Sampai akhir 2014, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah menemukan 200 spesies asli Batam untuk dikembangkan. LIPI juga mempersiapkan tanaman khas Kepri dan khas daerah pesisir, di seluruh Indonesia untuk ditanam di Kebun Raya Batam.

Pembangunan Kebun Raya Batam dikerjakan beberapa instansi pemerintah, yaitu Kementerian PU, Pemerintah kota, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

Bersama Badan Pengusahaan Batam, pemkot menyiapkan lahan seluas 85,6 hektare di Nongsa, Batu Besar. Sementara total anggaran membangun kebun raya ini mencapai Rp400 miliar.

Pemerintah kota dan BP Batam bertugas menyelesaikan masalah lahan, sedang Pemprov Kepri ditugasi untuk membangun pagar pembatas di sekeliling kawasan ruang terbuka hijau itu, untuk menandakan Kebun Raya Batam dan hutan, serta kawasan wisata.

Adapun groundbreaking kebun raya sudah dilakukan pada 13 Agustus 2014 oleh mantan Menteri PU Djoko Kirmanto di Batam.

Untuk tahap pertama, Kebun Raya Batam dibangun dengan dana APBN Kemen PU senilai Rp21 miliar. Fasilitas yang dibangun meliputi gerbang utama, jalan, pedestrian, taman, gedung pengelola, dan rumah kaca.

Dan pada tahun 2015, Kemen PU berencana mengembangkan Zona Koleksi yang meliputi "landscape" kawasan, rumah tamu, dan infrastruktur lainnya. Mereka juga akan membangun waduk yang akan menjadi pembatas antara Zona Penerima dan Zona Koleksi.

Kemen PU pada saat itu berencana membangun 47 kebun raya di seluruh Indonesia, sesuai dengan jumlah wilayah hijau (eco region) yang ada di nusantara. Namun, dari 47 rencana itu, 12 kebun raya menjadi prioritas yang dikerjakan di tahun mendatang.

Sementara itu, Gintoyono mengaku tidak menutup peluang kerja sama untuk swasta yang ingin terlibat dalam pengembangan kebun raya. Pihaknya siap mengundang keterlibatan mereka dalam pembangunan kebun raya, terutama dalam pengadaan fasilitas wisata. "Tapi tentu ada rambu-rambunya," jelasnya.

Menurut dia, peraturan memungkinkan pemerintah menggandeng pihak swasta mengembangkan kebun raya dengan beberapa ketentuan. Misalnya dengan konsensi setelah pengelolaan bertahun-tahun, dan swasta mendapatkan keuntungan, maka bangunan itu menjadi milik pemerintah.

Gintoyono mengaku, sudah ada pengusaha yang mendatanginya dan mengungkapkan keinginan untuk terlibat dalam pembangunan kebun raya yang direncanakan menjadi pusat konservasi tanaman pesisir di Indonesia.

Pengusaha itu tertarik membangun sarana pariwisata menyerupai Taman Mini Indonesia Indah di sekitar kebun raya.

Direktur Utama PT Inko Tour and Travel Felix Song mengungkapkan minatnya untuk membangun sarana hiburan keluarga di dekat Kebun Raya Batam. Dia mengatakan, sarana itu dibutuhkan untuk menjaring pariwisata dalam dan luar negeri di Batam, karena kota yang bertetangga dengan Singapura dan Malaysia itu minim daerah tujuan wisata.

Song optimistis, jika objek pariwisata yang menyerupai Taman Mini Indonesia Indah itu dibangun, maka turis akan lebih lama menghabiskan waktu di Batam.

Menurut dia, tempat rekreasi itu harus dibangun berdekatan dengan kebun raya agar bersinergi dengan upaya konservasi sekaligus efektif menjaring wisatawan. "Saya sudah susun rencana pengembangan wisata di kebun raya," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6863 seconds (0.1#10.140)