Satu Keluarga Terbakar Hidup-hidup di Kamar Hotel
A
A
A
DENPASAR - Dari hasil autopsi terhadap satu keluarga korban terbakar di kamar hotel Tower Klungkung, Bali, Jumat 23 Januari 2015, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi menyatakan, bahwa pihak RS Sanglah sudah melakukan autopsi terhadap lima jenazah tersebut.
"Dari hasil autopsi mereka terbakar masih dalam keadaan bernyawa, artinya belum meninggal lalu terbakar. Kalau ada tanda kekerasan, biasanya ada memar dibagian otot, tapi kami tidak menemukan itu," katanya, di RS Sanglah, Denpasar, Sabtu (24/01/2015).
Bahwa korban terbakar masih dalam keadaan bernyawa, dia menjelaskan, sedikit sulit menentukan apakah ada tanda-tanda kekasaran, karena seluruh tubuhnya penuh luka bakar. Autopsi berlangsung selama lebih dari tiga jam.
"Dipastikan, saat korban terbakar masih dalam keadaan hidup, karena ditemukanya zat dari hasil pembakaran. Setelah kami cek dalam kandungan darahnya ada ditemukan kandungan karbo (CO), maka dari itu kami yakini kelima korban ini terbakar dalam kondisi masih hidup," jelasnya.
Mengenai penyebab kematianya, dari hasil pemeriksaan kematian para korban karena luka bakar yang cukup serius.
"Kalau apinya besar, gas makin banyak dan itu bisa juga menyebabkan kematianya. Sekali lagi saya tekankan, ketika mereka terbakar, meraka masih dalam keadaan hidup," jelasnya.
Sementara mengenai lamanya kematian dari ditemukanya mayat para korban, yakni 6 jam setelah makan terakhir kali. Terbukti dengan ditemukanya makanan yang sudah tercerna dengan sempurna di lambung salah satu korban yang masih anak-anak.
Usai dilakukan autopsi, kelima jenazah Gusti Agus Karpica alias Gus De dan istrinya Gusti Ayu Rastapiani, berserta ketiga anaknya masing-masing Gusti Putu Narendra Kresna, Gusti Alit Satria Wedana, dan Gusti Ayu Santi Jayani, langsung dikembalikan ke pihak keluarga.
Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi menyatakan, bahwa pihak RS Sanglah sudah melakukan autopsi terhadap lima jenazah tersebut.
"Dari hasil autopsi mereka terbakar masih dalam keadaan bernyawa, artinya belum meninggal lalu terbakar. Kalau ada tanda kekerasan, biasanya ada memar dibagian otot, tapi kami tidak menemukan itu," katanya, di RS Sanglah, Denpasar, Sabtu (24/01/2015).
Bahwa korban terbakar masih dalam keadaan bernyawa, dia menjelaskan, sedikit sulit menentukan apakah ada tanda-tanda kekasaran, karena seluruh tubuhnya penuh luka bakar. Autopsi berlangsung selama lebih dari tiga jam.
"Dipastikan, saat korban terbakar masih dalam keadaan hidup, karena ditemukanya zat dari hasil pembakaran. Setelah kami cek dalam kandungan darahnya ada ditemukan kandungan karbo (CO), maka dari itu kami yakini kelima korban ini terbakar dalam kondisi masih hidup," jelasnya.
Mengenai penyebab kematianya, dari hasil pemeriksaan kematian para korban karena luka bakar yang cukup serius.
"Kalau apinya besar, gas makin banyak dan itu bisa juga menyebabkan kematianya. Sekali lagi saya tekankan, ketika mereka terbakar, meraka masih dalam keadaan hidup," jelasnya.
Sementara mengenai lamanya kematian dari ditemukanya mayat para korban, yakni 6 jam setelah makan terakhir kali. Terbukti dengan ditemukanya makanan yang sudah tercerna dengan sempurna di lambung salah satu korban yang masih anak-anak.
Usai dilakukan autopsi, kelima jenazah Gusti Agus Karpica alias Gus De dan istrinya Gusti Ayu Rastapiani, berserta ketiga anaknya masing-masing Gusti Putu Narendra Kresna, Gusti Alit Satria Wedana, dan Gusti Ayu Santi Jayani, langsung dikembalikan ke pihak keluarga.
(san)