Syarat Naik Kelas, Siswa Diwajibkan Berternak

Jum'at, 23 Januari 2015 - 10:56 WIB
Syarat Naik Kelas, Siswa...
Syarat Naik Kelas, Siswa Diwajibkan Berternak
A A A
PURWAKARTA - Semua pelajar di Kabupaten Purwakarta wajib memelihara hewan ternak sebagai syarat naik kelas. Kebijakan yang digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ini akan diberlakukan mulai tahun ajaran baru 2014-2015 untuk tingkat SD hingga SMA.

“Itu tambahan pelajaran yang dijadikan sebagai syarat siswa untuk naik kelas dan akan segera dibuat melalui peraturan bupati (perbup). Untuk hewan ternaknya, bebas mau apa saja. Yang penting, mereka memiliki kegiatan memelihara hewan,” kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi kemarin. Dalam aturan tersebut, kata dia, selain hewan ternak, siswa juga dituntut untuk memiliki dan mengetahui basis pertanian.

Misalnya, harus mengerti ilmu pertanian bagaimana menggarap sawah dan merawat padi dari mulai ditanam hingga panen. Itu diutamakan untuk pelajar-pelajar yang ada di pedesaan. “Mau kebun atau sawah milik siapa pun, yang jelas itu hasil olahan tangannya sendiri. Tentunya pelajar laki-laki,” jelas dia.

Sedangkan untuk siswa perempuannya, harus pandai mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan wanita. Misalnya, menjahit, memasak, mencuci piring, menyulam dan merenda. Atau mungkin hal kecilnya, minimalnya mereka bisa memasukan benang kedalam jarum. Dengan demikian, ke depan jam belajar untuk mereka ditambah. Tapi, tugas pendidikan ini tidak dikerjakan disekolah, melainkan di rumah.

Jadi, untuk jam pelajaran formal di sekolah tetap sampai jam 12. Tapi, sepulang sekolah mereka harus belajar yang menjadi syarat naik kelas tersebut. “Untuk siswa di perkotaan sendiri, akan diarahkan ke industri kreatif. Misalnya, olahraga. Selain itu, mereka harus menekuni pertanian di kota dengan cara hidroponik. Intinya, program ini untuk mengarahkan mereka supaya lebih produktif, bukan konsumtif,” tambah dia.

Dedi menambahkan, salah satu tujuan diigulirkannya aturan tersebut, yakni untuk merubah pola pikir anak sejak dini. Mengingat, selama ini anak sekolah sudah disibukan dengan permainan yang tak bermanfaat. Bahkan, cenderung membahayakan. Semisal, bermain motor dan main game onlinedi warung internet.

“Ini merupakan ajaran budi pekerti tingkat dasar. Intinya, Kita ingin merubah pola pikir mereka sejak dini. Supaya mereka bisa tumbuh menjadi anak yang lebih kreatif dan bermanfaat,” tutur Dedi.

Didin Jalaludin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0902 seconds (0.1#10.140)