Saatnya Bersolek

Kamis, 22 Januari 2015 - 10:33 WIB
Saatnya Bersolek
Saatnya Bersolek
A A A
Jawa Tengah memiliki objek wisata relatif lengkap, mulai dari alam, sejarah, maupun event. Bahkan, banyak dari objek itu menjadi tujuan wisata dunia. Namun kenyataannya, mendatangkan turis ke provinsi ini masih menjadi pekerjaan sulit.

Bahkan, kunjungan wisata Jawa Tengah pada 2014 jeblok. Jumlah turis yang berkunjung turun hingga 1.991.645 orang dibandingkan pada 2013. Ini menjadi catatan negatif karena selama kurun waktu 2011-2013 tren kunjungan wisata selalu naik. (lihat tabel) Tak aneh jika Jateng selalu kalah bersaing dengan provinsi tetangga, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, maupun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Visit Jateng yang digaungkan sejak 2013 lalu pun masih sekadar slogan. Program yang disebut-sebut sebagai momentum kebangkitan pariwisata di provinsi tempat bercokolnya Candi Borobudur ini minim sinergi sehingga hasilnya tak optimal. Tak pelak, harapan meningkatkan perekonomian masyarakat dari pariwisata masih jauh dari kenyataan.

“Pemerintah harus berpikiran out of the box . Yang wow agar wisata Jateng maju. Jangan hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar dilakukan,” ujar Pengamat Pariwisata Jateng Benk Mintosih, kemarin. Untuk bisa dikatakan berhasil, kata dia, sejumlah syarat harus bisa dipenuhi antara lain mampu mendatangkan tamu dari luar Jateng bahkan internasional. “Wisata Jateng juga harus mampu menjadi trending topic ,” ujarnya.

Hal itu, kata dia, salah satunya bisa dilakukan dengan ada atraksi atau event yang mampu dijual. Sebenarnya di Jateng ada beberapa acara, namun belum mampu mendatangkan wisatawan asing. “Selama ini event-event yang ada masih sebatas pencitraan,” katanya.

Seharusnya tampilan yang disajikan memiliki daya magis, seheboh mungkin, dan tidak sama satu daerah dengan daerah lain. Selain itu, informasi juga harus disampaikan jauh-jauh hari kepada para pelaku wisata atau penjual. Jangan seperti selama ini yang serba mepet.

Anggota Komisi E DPRD Jateng Muh Zen Adv mengatakan, selama ini pemprov belum memikirkan rencana matang memanfaatkan potensi wisata di provinsi ini. “Padahal potensi wisata di Jateng ini sebenarnya juga tidak kalah jauh dengan provinsi tetangga. Jika kemudian ada penurunan kunjungan wisata, jelas ada yang salah dalam pengelolaan wisata di provinsi ini,” ujar dia.

Untuk mengangkat potensi wisata, menurutnya, tidak sekadar menyelenggarakan acara semata. Namun, lebih pada bagaimana perencanaan matang ke depan. Ini membutuhkan komitmen kuat serta sinergi yang baik antarlini sehingga tidak bisa berjalan masing-masing.

Sektor pariwisata, kata dia, sedianya menjadi salah satu bidang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah tanpa harus membebani masyarakat. “Memang mungkin masih ada yang kurang. Tapi tentu kreativitas juga harus terus dijalankan,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng Prasetyo Aribowo tak memungkiri penurunan kunjungan wisata pada 2014 akibat minimnya acara. “Karena itu, kami berharap tahun ini pelaku pariwisata lebih kreatif memaksimalkan kekayaan objek wisata yang dimiliki,” katanya.

Destinasi wisata juga harus berbenah agar memiliki sanitasi memadai. Hal ini kadang dianggap sepele, padahal sanitasi akan sangat berpengaruh pada kenyamanan pengunjung. Jika kenyamanan tak didapatkan, tentu wisatawan malas datang. “Hal teknis seperti ini tetap harus diperhatikan,” katanya.

Hendrati Hapsari/Susilo Himawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7304 seconds (0.1#10.140)