Meninggal saat Pendidikan Menwa, Keluarga Piky Ikhlas

Selasa, 20 Januari 2015 - 17:12 WIB
Meninggal saat Pendidikan...
Meninggal saat Pendidikan Menwa, Keluarga Piky Ikhlas
A A A
BANTUL - Keluarga Piky Puspita Sari, mahasiswi UGM, yang tewas saat mengikuti pendidikan dasar sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa), menerima dengan ikhlas atas kepergian anak bungsu tiga bersaudara itu.

"Kami sedang berduka, yang jelas keluarga besar ikhlas menerima cobaan ini," kata Anjar, paman korban ditemui sindonews.com di rumah duka, Tegalan, Srimartani, Piyungan, Bantul, Selasa (20/1/2015).

Pihak keluarga tidak akan menuntut pihak manapun atas meninggalnya Piky, panggilan akrab, Piky Puspita Sari. Pihak keluarga juga mengucapkan terimakasih pada pihak Kampus UGM yang menghantar Piky hingga ke pemakaman terakhir.

"Tadi pihak kampus juga sudah menyampaikan, namanya musibah itu beragam cara, semua harus diterima dengan ikhlas," jelasnya.

Anjar menyebutkan, tidak ada luka ditubuh keponakannya. Pihak keluarga juga tak ingin melakukan visum untuk mengetahui penyebab kematian Piky.

"Kita sudah terima, ini cobaan bagi keluarga kami. Kami tidak ingin visum-visuman, karena kami percaya ini semua sudah digariskan dari Yang Maha Kuasa," jelasnya.

Siang tadi, sekitar pukul 14.00 WIB, alm Piky dimakamkan dipemakaman umum yang berada di Dusun Ngijo, Srimartani, Piyungan, Bantul. Lokasi pemakaman berjarak sekira 700 meter dari rumah duka.

Piky merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya yang pertama, Eri sudah berkeluarga dan tinggal di Sandean, Srimartani, Piyungan, Bantul, bersama suami dan anak-anaknya. Sedangkan kakaknya yang kedua, Anton, merantau ke Malaysia menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Ibunya sudah lama meninggal, saat dia masih kecil. Piky ini tinggal bersama kakeknya, Pak Juyat namanya. Kalau ayahnya Piky namanya Sutardi, tinggal satu kampung beda rumah," kata Ponijo, tetangga Piky yang rumahnya di sebelah selatan.

Pekerjaan ayah Piky (Sutardi) sebagai sopir pribadi. Sebelumnya, dia menjadi sopir angkutan umum. "Dulu sopir trayek, tapi sekarang jadi sopir pribadi," jelasnya.

Ponijo menyebut Piky orangnya jarang bergaul dengan warga kampung. Meski demikian, Piky orangnya pintar karena diterima sebagai mahasiswi UGM.

"Dia jarang bergaul dengan warga, tapi baik dan pintar karena bisa masuk UGM. Orangnya tekun belajar, kalau yang datang ke sana (rumahnya) biasanya teman-temannya kampus," jelasnya.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1538 seconds (0.1#10.140)