Mahasiswa Minta Jokowi Perhatikan Daerah Perbatasan Kalbar
A
A
A
PONTIANAK - Puluhan Mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia meminta Presiden Joko Widodo yang hadir di Pontianak bisa lebih memperhatikan wilayah perbatasan Kalbar.
Hal ini disampaikan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Digulist Universitas Tanjung Pura Pontianak, Senin (19/1/2015).
Korlap aksi Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia, Rahmat Saiful mengungkapkan sudah seharusnya pemimpin negara memperhatikan rakyatnya.
"Presiden Jokowi harus membuktikan janji-janjinya ketika berkampanye akan mensejahterakan seluruh masyarakat jangan jadi omong kosong belaka, " ungkap Saiful.
Dalam aksinya puluhan mahasiswa tersebut menunjukan aksi berbaring di tanah ketika berorasi, ini menunjukan bahwa masyarakat merasa tertindas dengan beberapa kebijakan Presiden.
"Dinaik turunkannya harga bahan bakar minyak (BBM) adalah salah satu kebijakan yang terkesan tidak jelas landasannya, sementara kondisi perekonomian masyarakat masih sangat lemah," jelas Saiful.
Untuk itu mahasiswa berharap dengan kedatangannya besok, Presiden RI tersebut bisa menjelaskan kebijakan yang telah dibuat agar tidak akan muncul kontroversi di masyarakat.
"Kita tantang Jokowi untuk hadir dan berdialog dengan mahasiswa seluruh Indonesia pada acara Musyawarah Nasional BEM Seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat," pungkas Saiful.
Sementara itu mahasiswa Solmadapar yang menggelar aksi pada Senin pagi juga menyampaikan orasi untuk Presiden Jokowi agar lebih memperhatikan wilayah perbatasan Kalbar.
"Berkaitan datangnya orang nomor satu di Indonesia besok ke Pontianak, makanya kita turun menyampaikan beberapa tuntutan yakni tentang wilayah perbatasan Kalbar yang hingga saat ini semakin memprihatinkan," jelas Dayat selaku humas aksi.
Mahasiswa menilai Kalbar seperti dianak tirikan oleh pemerintah pusat karena kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah seolah dibiarkan.
"Pembangunan sepertinya hanya berpusat di pulau Jawa saja, dan alokasi dana juga banyak mengalir disana, seharusnya Presiden melihat langsung kondisi jalan di perbatasan Sanggau dan Sambas yang semakin rusak sehingga membuat masyarakat kesulitan melewati akses jalan tersebut," tambah Dayat.
Hal ini disampaikan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Digulist Universitas Tanjung Pura Pontianak, Senin (19/1/2015).
Korlap aksi Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia, Rahmat Saiful mengungkapkan sudah seharusnya pemimpin negara memperhatikan rakyatnya.
"Presiden Jokowi harus membuktikan janji-janjinya ketika berkampanye akan mensejahterakan seluruh masyarakat jangan jadi omong kosong belaka, " ungkap Saiful.
Dalam aksinya puluhan mahasiswa tersebut menunjukan aksi berbaring di tanah ketika berorasi, ini menunjukan bahwa masyarakat merasa tertindas dengan beberapa kebijakan Presiden.
"Dinaik turunkannya harga bahan bakar minyak (BBM) adalah salah satu kebijakan yang terkesan tidak jelas landasannya, sementara kondisi perekonomian masyarakat masih sangat lemah," jelas Saiful.
Untuk itu mahasiswa berharap dengan kedatangannya besok, Presiden RI tersebut bisa menjelaskan kebijakan yang telah dibuat agar tidak akan muncul kontroversi di masyarakat.
"Kita tantang Jokowi untuk hadir dan berdialog dengan mahasiswa seluruh Indonesia pada acara Musyawarah Nasional BEM Seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat," pungkas Saiful.
Sementara itu mahasiswa Solmadapar yang menggelar aksi pada Senin pagi juga menyampaikan orasi untuk Presiden Jokowi agar lebih memperhatikan wilayah perbatasan Kalbar.
"Berkaitan datangnya orang nomor satu di Indonesia besok ke Pontianak, makanya kita turun menyampaikan beberapa tuntutan yakni tentang wilayah perbatasan Kalbar yang hingga saat ini semakin memprihatinkan," jelas Dayat selaku humas aksi.
Mahasiswa menilai Kalbar seperti dianak tirikan oleh pemerintah pusat karena kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah seolah dibiarkan.
"Pembangunan sepertinya hanya berpusat di pulau Jawa saja, dan alokasi dana juga banyak mengalir disana, seharusnya Presiden melihat langsung kondisi jalan di perbatasan Sanggau dan Sambas yang semakin rusak sehingga membuat masyarakat kesulitan melewati akses jalan tersebut," tambah Dayat.
(sms)