Dikenal Baik dan Low Profile, Sering Azan di Masjid

Minggu, 18 Januari 2015 - 09:59 WIB
Dikenal Baik dan Low Profile, Sering Azan di Masjid
Dikenal Baik dan Low Profile, Sering Azan di Masjid
A A A
Suasana duka menyelimuti rumah di Jalan Ketileng Indah RT 9/RW 13 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, siang kemarin.

Di rumah itulah jenazah AKP Sunarto, Wakapolsek Banyumanik yang ditemukan tewas di rumah dinasnya, Kompleks Asrama Polisi I Nomor A 03 Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Jumat (16/1), disemayamkan. Isak tangis keluarga dan handai tolan yang menjenguk memecahkan keheningan. Nani Yuniarti, istri almarhum Sunarto, selalu menangis saat kerabat menyalaminya dan mengucapkan bela sungkawa. Tidak percaya, mungkin itulah yang dirasakan Nani.

Ibu dari tiga anak ini tidak mau berkomentar saat awak media mencoba menemuinya. Dari tetangga korban, Sunarto dikenal sebagai sosok yang baik dan low profile . Sunarto yang tinggal di rumah tersebut sejak empat tahun silam itu dikenal sebagai sosok yang ramah kepada warga.

“Orangnya ramah dan baik. Setiap berangkat kerja dia selalu membuka kaca mobilnya dan menyapa warga yang ada di sekitar jalan,” ujar Susi,35, salah satu tetangga korban. Hal senada dibenarkan Ardi Mulya, 42, tetangga dekat AKP Sunarto. Dia terkejut saat mendengar kabar tetangganya itu telah tiada.

“Begitu saya dengar kabar, saya langsung menuju lokasi. Sampai sekarang saya masih tidak percaya kalau Pak Sunarto telah tiada,” ucapnya. Ardi juga membenarkan Sunarto merupakan orang yang supel dan ramah. Dia juga dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan keagamaan di masjid kompleks perumahan tersebut. Kadang Sunarto selalu azan saat waktu salat asar tiba.

“Beliau sering azan di masjid ini, suaranya juga merdu. Sehari-hari juga aktif dalam kegiatan keagamaan dan selalu salat berjamaah.” “Tentu kami sangat merasa kehilangan karena kejadian ini sangat mendadak,” katanya. Ardi juga masih belum mengetahui penyebab kematian Sunarto. Sesuai kabar, dugaan sementara Sunarto meninggal karena bunuh diri akibat menenggak racun.

“Saya juga tidak tahu. Saya tidak pernah mendengar dirinya memiliki masalah. Dia juga tidak sakit dan dalam kondisi sehat,” ucapnya. Usai disalatkan, jenazah Sunarto dimakamkan secara kedinasan di TPU Ketileng Semarang. Pemakaman dilakukan dengan upacara kebesaran Polri.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui penyebab kematian AKP Sunarto karena keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. “Pihak keluarga menolak autopsi sehingga kami tidak melakukan. Sampai sekarang kami belum menemukan penyebab kematian korban,” tandasnya saat dikonfirmasi.

Pemeriksaan awal, tim dokter memang menemukan ada lebam biru kehitamhitaman di bagian dada dan wajah korban. Juga ditemukan muntahan dari mulut korban bercampur cairan warna merah.

“Memang belum bisa dipastikan apakah bunuh diri atau terkena penyakit jantung. Kalau bunuh diri, saya menduga tidak karena muntahannya tidak berbau racun. Dugaan saya, korban meninggal karena sakit jantung. Tapi itu baru dugaan karena hasil sebenarnya dapat diketahui kalau dilakukan autopsi,” papar Rini.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono juga membenarkan pihak keluarga menolak autopsi kepada korban. Karena itu, pihaknya belum mengetahui penyebab kematian AKP Sunarto. “Tapi tetap akan kami selidiki penyebab kematiannya. Tunggu hasil uji Labfor (Laboratorium Forensik) dulu,” tandasnya.
Andika Prabowo
Kota Semarang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4887 seconds (0.1#10.140)