Mencicipi Beragam Pempek dengan Kuah Segar

Minggu, 18 Januari 2015 - 09:39 WIB
Mencicipi Beragam Pempek dengan Kuah Segar
Mencicipi Beragam Pempek dengan Kuah Segar
A A A
Yogyakarta memang kota yang istimewa. Berbagai macam wisata kuliner dapat ditemukan di sini. Tidak hanya masakan khas di daerahnya sendiri saja, menu dari tempat-tempat lain di penjuru Nusantara pun ada.

Seperti di Warung Oji yang ada di Jalan Tamansiswa No 101 B, yang berada di pusat Kota Pelajar ini. Menu yang ditawarkannya adalah pempek, makanan khas Palembang, Sumatera Selatan. Pempek yang dijual di warung ini pun dihidangkan beragam. Seperti pempek kapal selam, yaitu ikan yang dipadu dengan telur di dalamnya. Kemudian, pempek tekwan, yaitu pempek ikan yang dikombinasikan dengan lembutnya soun, jamur, dan disiram kuah spesial.

Ada lagi pempek lenjer, yaitu orisinal pempek ikan melalui proses perebusan yang kemudian digoreng, membuat gurihnya tidak bisa menahan nafsu untuk mencicipinya. Selain itu, masih banyak lagi menu lain yang harganya cukup terjangkau, dari mulai Rp8.000 sampai Rp11.000. Istimewanya, warung yang berdiri sejak 1989 tersebut berbeda dengan tempat makan pem pek lain di Yogyakarta. Sebab, ketika mencicipinya memang sangat terasa ikan tenggirinya, bahan dasar pembuatan pempek.

"Berbeda dengan tempat lain. Kuahnya pun terasa enak. Baik kuah yang manis maupun pedas, rasanya segar," kata salah satu pelanggannya, Ugik Nainggolan, warga Pogung Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman ini. Kelezatan pempek ini memang sudah terjamin. Bahkan, di warung tersebut berani memasang spanduk dengan tulisan “kalau tidak enak, makan gratis” yang sangat besar dan bisa dilihat ketika akan masuk ke warung ini.

Sang pemilik, Kiagus Fauzie, 57, mengatakan, awal membuka usaha warung pempeknya ini hanya bertujuan mengenalkan makanan khas dari daerahnya saja. "Dulu saya sempat sekolah di sini (Yogyakarta). Setelah selesai kemudian pulang (ke Palembang). Lalu ke Jakarta bekerja di sebuah perusahaan, tapi merasa tak cocok kemudian kembali ke Yogyakarta," katanya.

Di awal membuka usahanya ini, dia hanya menjual pempek yang belum diberi variasi. Sebab, memang tidak banyak orang yang tahu. Namun, lama kelamaan mulai mendapatkan pelanggan, dan banyak yang bertanya pempek yang beragam tersebut. "Keluarga besar saya hobi masak. Jadi saya belajar sendiri, dan saya masak sendiri pempek ini. Kita juga sesuaikan masakan pempek dengan rasa kesukaan orang Yogyakarta. Seperti dengan menyediakan saus kecap manis, dan juga menyediakan yang pedas," katanya.

Berjalan beberapa tahun, usahanya ini pun semakin berkembang. Dia sempat membuka cabang di Godean, Jalan Kaliurang, Sleman, maupun Bantul. Namun, akhirnya dia lebih memilih untuk fokus di warung utamanya, Jalan Tamansiswa ini saja.

"Kembali lagi ke tujuan saya. Saya tidak mencari kekayaan, tapi hanya sekadar untuk hidup layak saja. Yang penting bisa mengenalkan masakan khas daerah saya, memberikan kepuasan batin. Sebab, di Yogyakarta itu bukan tempat untuk mencari kekayaan. Yogyakarta itu tempat untuk mendidik orang menjadi pintar, kalau ingin kaya pergi ke tempat atau kota yang sedang berkembang," ucapnya.

Ridho Hidayat
Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9673 seconds (0.1#10.140)