Bukit Rawan Longsor, Dilengkapi Alat Early Warning System

Sabtu, 17 Januari 2015 - 18:50 WIB
Bukit Rawan Longsor, Dilengkapi Alat Early Warning System
Bukit Rawan Longsor, Dilengkapi Alat Early Warning System
A A A
KULONPROGO - Empat pedukuhan di Kulonprogo yang berada di daerah rawan longsor telah dilengkapi dengan alat deteksi dini terhadap tanah longsor (early warning system). Alat ini terhubung dengan sirine yang akan berbunyi ketika ada pergerakan tanah.

Piranti EWS ini, telah dipasang di Pedukuhan Gedong, Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Pedukuhan Nglambur, Sidoharjo, Samigaluh, Pedukuhan Keceme, Gerbosari, Samigaluh, dan Pedukuhan Ngaglik, Purwosari, Girimulyo.

“Ada empat pedukuhan yang kita pasang dan wrga sekitar juga sudah kita berikan sosialisasi,” ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo Hepi Eko Nugroho.

Piranti EWS ini, berupa sling (Tali) yang dipendam di dalam tanah dan jika terjadi gerakan atau rekahan akan membuat sirine berbunyi.

Warga yang mendengar sirine diharapkan segera menginformasikan kepada warga lainnya, sehingga mereka dapat menghindar dan mencegah jatuhnya korban jiwa. “Awal 2015 ini, sudah lebih dari 10 titik longsoran,” urainya.

Sementara itu Kepala BPBD Kulonprogo, Untung Waluyo mengatakan, selain longsor, di wilayah Perbukitan Menoreh juga banyak terjadi tanah ambles.

Kondisi ini juga mengancam warga dan pemukiman. Setidaknya sudah ada tiga lokasi yang rawan tanah ambles, yakni di Pedukuhan Karang, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Desa Banjarsari, Samigaluh, dan Pedukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.

“Belum ada alat yang dipakai untuk memantau ancaman ambles, ini masih jadi masalah,” jelasnya.

Menurut dia, tanah ambles di Kulonprogo terjadi setiap tahun dan mengakibatkan penurunan permukaan dua sampai lima meter.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5783 seconds (0.1#10.140)