Aksi Unjuk Rasa dan Kecelakaan Bikin Pantura Macet

Sabtu, 17 Januari 2015 - 10:26 WIB
Aksi Unjuk Rasa dan...
Aksi Unjuk Rasa dan Kecelakaan Bikin Pantura Macet
A A A
PEKALONGAN - Kemacetan melanda jalan pantura di Kota Pekalongan dan Kudus selama beberapa jam.

Di Kota Pekalongan kemacetan disebabkan warga Kelurahan Landungsari melakukan unjuk rasa di pertigaan Pasar Grogolan Jalan Hos Cokro aminoto. Mereka memprotes penghilangan nama Landung dalam penggabungan Kelurahan Landungsari dan Noyontaan. Kedua kelurahan ini resmi menyandang nama baru menjadi Noyontaansari mulai bulan ini.

Mereka menggalang tanda tangan dan bersalawat dengan iringan alat perkusi dan musik rebana. Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster penolakan penghilangan nama Landung. “Kami tidak menolak penggabungan kelurahan. Kami tidak terima adalah penggilangan nama Landung. Sebab, Landung merupakan tokoh agama dan masyarakat yang kami hormati yakni Mbah Landung,” kata Ribut Ahwandi, koordinator aksi.

Sosok Mbah Landung merupakan tokoh penyebar Islam di Pekalongan dan sekitarnya. Selain itu, Mbah Landung juga merupakan salah satu pejuang yang juga berjuang melawan penjajah kolonial Belanda. “Setiap tahun warga setempat dan sekitarnya juga menggelar haul Mbah Landung,” ujarnya.

Warga lain bernama Edi Santoso mengatakan tanda tangan warga yang berhasil dikumpulkan itu akan diserahkan kepada Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad dan DPRD. “Usulan kami harus dipenuhi. Memang butuh proses, tapi kami harap bisa didengarkan,” tandasnya.

Pihaknya berharap dalam dua-tiga bulan kedepan segera ada tindakan nyata terkait usulan warga itu. Setelah menggelar orasi dan penggalangan tanda tangan di pertigaan Pasar Grogolan, mereka melakukan longmarch melalui jalur pantura Kota Pekalongan. Jalur pantura setempat pun tersendat sekitar 1 kilometer.

Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad menegaskan nama-nama kelurahan tersebut sudah final karena sudah mendapat nomenklatur dari Kemendagri. Meski demikian, pihaknya akan melapor ke Kemendagri dengan adanya usulan dari masyarakat tersebut. “Itu gampang. Bisa diganti. Nanti akan kami laporkan ke Mendagri, terkait adanya permintaan dari warga agar nama kelurahan diganti. Namun, proses pergantiannya tidak bisa cepat,” ucapnya.

Di Kudus, jalur pantura ini tersendat karena terjadi kecelakaan lalu lintas di Desa Ngembal Rejo, Kecamatan Bae. Arus lalu lintas di ruas jalur transnasional penghubung Jawa Tengah- Jawa Timur itu tersendat sekitar 5 kilometer baik dari arah timur maupun barat.

Laka lantas ini melibatkan truk gandeng bernopol L 9091 UU yang disopiri Wagiyo, warga Solo, Jawa Tengah dan truk tronton bernopol P 8456 VF yang dikemudikan Julik, warga Banyuwangi Jawa Timur. Badan truk tronton berhasil dievakuasi lebih dulu karena kendaraan masih bisa dijalankan.

Sementara evakuasi truk gan deng membutuhkan waktu hingga beberapa jam karena bagian kabin dan gandengan pertama terbalik di bagian kiri. Muatan truk gandeng berupa pakan ternak juga berceceran di jalan. Proses evakuasi bertambah lama karena sejumlah bagian truk gandeng itu tersangkut di pagar dan teras rumah Ari Kusmiran.

“Sopir truk gandeng hanya mengalami luka sedikit di bagian batang hidung. Sedang sopir maupun kernet truk tronton tidak mengalami luka,”ujar petugas Satlantas Polres Kudus Iptu Anwar kemarin.

Prahayuda Febrianto/ Muhammad Oliez
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)