Jadi Tempat Sakral, Terancam Terkena Revitalisasi
A
A
A
SEMARANG - Pasar Peterongan yang terletak di Jalan MT Haryono Kota Semarang ternyata tidak hanya menjadi lokasi jual beli belaka.
Di tengah hiruk pikuk keramaian pasar itu, terdapat sebuah situs yang sangat sakral yang dikenal dengan sebutan Punden Asem Mbah Gosang. Ya, sesuai dengan namanya lokasi itu berada tepat di bawah pohon Asem yang sangat besar di tengah-tengah pasar tersebut. Jika dilihat dari bentuk fisik pohon tersebut, usianya dipastikan mencapai ratusan tahun.
“Dahulu lokasi ini merupakan tempat singgah Mbah Gosang, salah satu tokoh yang dihormati saat itu. Konon di tempat ini beliau pernah menyembuhkan banyak orang sakit. Tapi siapa beliau dan bagaimana kisah aslinya kami tidak tahu,” kata Widodo,55, juru kunci Punden Asem Mbah Gosang kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut Widodo, Punden Asem Mbah Gosang selama ini menjadi jujugan ziarah masyarakat dan dipercaya sebagai tempat keramat. Warga percaya, jika berziarah di lokasi itu akan diberikan kelancaran usaha dandikabulkan permintaannya. “Selain itu, banyak orang mempercayai jika mendapat sakit dan kemudian datang untuk nyekardi tempat ini, maka akan memperoleh kesebuhan. Itu memang tidak dapat dibuktikan, percaya atau tidak itu memangterbukti,” imbuhnya sambil tersenyum.
Namun kebanyakan, lanjut Widodo, orang yang datang ke Punden Asem Mbah Gosang merupakan orang-orang yang terkabul cita-citanya atau nazarnya. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa jika nazarnya terkabul maka akan ziarah ke Punden Mbah Gosang.
“Yang selama ini berkembang seperti itu. Bahkan pengunjungnya tidak hanya warga Semarang dan sekitarnya, melainkan dari luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera. Kebanyakan ya seperti itu, mereka ke sini karena nazarnya terkabul,” paparnya.
Disinggung mengenai rencana Pemkot merevitalisasi Pasar Peterongan yang diduga akan mengenai Punden Asem Mbah Gosang, Widodo tidak berkomentar banyak. Namun dia berharap, tempat tersebut tidakdibongkar. “Ya, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena itu kewenangan Pemkot. Tapi kalau boleh berharap, lokasi ini dapat terus dipertahankan,” tandas Widodo yang menjadi juru kunci sejak 2007 itu.
Sementara itu, salah satu peziarah Aji Cokro Pamungkas, 54, warga Tanjung Emas Semarang mengaku telah sejak lama berziarah di tempat itu. Menurutnya, banyak keinginannya yang terkabul setelah berziarah.“Kita meminta tetap kepada Tuhan, tapi saya senang berziarah di sini karena banyak keinginan saya terkabul. Percaya tidak percaya saya mengalami itu,” ucapnya.
Dia juga berharap Punden Asem Mbah Gosang dapat terus dilestarikan hingga nanti. Walaupun menurut rencana Pemkot akan merevitalisasi Pasar Peterongan, namun revitalisasi itu diharapkan tidak merusaklokasi yang telah dikeramatkan masyarakat tersebut.
“Kalau bisa tidak merusak Punden ini karena sudah dipercaya masyarakat sebagai tempat keramat. Kalau nantinya dibongkar, akan banyak masyarakat yang kecewa,” tandasnya.
Andika Prabowo
Di tengah hiruk pikuk keramaian pasar itu, terdapat sebuah situs yang sangat sakral yang dikenal dengan sebutan Punden Asem Mbah Gosang. Ya, sesuai dengan namanya lokasi itu berada tepat di bawah pohon Asem yang sangat besar di tengah-tengah pasar tersebut. Jika dilihat dari bentuk fisik pohon tersebut, usianya dipastikan mencapai ratusan tahun.
“Dahulu lokasi ini merupakan tempat singgah Mbah Gosang, salah satu tokoh yang dihormati saat itu. Konon di tempat ini beliau pernah menyembuhkan banyak orang sakit. Tapi siapa beliau dan bagaimana kisah aslinya kami tidak tahu,” kata Widodo,55, juru kunci Punden Asem Mbah Gosang kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut Widodo, Punden Asem Mbah Gosang selama ini menjadi jujugan ziarah masyarakat dan dipercaya sebagai tempat keramat. Warga percaya, jika berziarah di lokasi itu akan diberikan kelancaran usaha dandikabulkan permintaannya. “Selain itu, banyak orang mempercayai jika mendapat sakit dan kemudian datang untuk nyekardi tempat ini, maka akan memperoleh kesebuhan. Itu memang tidak dapat dibuktikan, percaya atau tidak itu memangterbukti,” imbuhnya sambil tersenyum.
Namun kebanyakan, lanjut Widodo, orang yang datang ke Punden Asem Mbah Gosang merupakan orang-orang yang terkabul cita-citanya atau nazarnya. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa jika nazarnya terkabul maka akan ziarah ke Punden Mbah Gosang.
“Yang selama ini berkembang seperti itu. Bahkan pengunjungnya tidak hanya warga Semarang dan sekitarnya, melainkan dari luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera. Kebanyakan ya seperti itu, mereka ke sini karena nazarnya terkabul,” paparnya.
Disinggung mengenai rencana Pemkot merevitalisasi Pasar Peterongan yang diduga akan mengenai Punden Asem Mbah Gosang, Widodo tidak berkomentar banyak. Namun dia berharap, tempat tersebut tidakdibongkar. “Ya, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena itu kewenangan Pemkot. Tapi kalau boleh berharap, lokasi ini dapat terus dipertahankan,” tandas Widodo yang menjadi juru kunci sejak 2007 itu.
Sementara itu, salah satu peziarah Aji Cokro Pamungkas, 54, warga Tanjung Emas Semarang mengaku telah sejak lama berziarah di tempat itu. Menurutnya, banyak keinginannya yang terkabul setelah berziarah.“Kita meminta tetap kepada Tuhan, tapi saya senang berziarah di sini karena banyak keinginan saya terkabul. Percaya tidak percaya saya mengalami itu,” ucapnya.
Dia juga berharap Punden Asem Mbah Gosang dapat terus dilestarikan hingga nanti. Walaupun menurut rencana Pemkot akan merevitalisasi Pasar Peterongan, namun revitalisasi itu diharapkan tidak merusaklokasi yang telah dikeramatkan masyarakat tersebut.
“Kalau bisa tidak merusak Punden ini karena sudah dipercaya masyarakat sebagai tempat keramat. Kalau nantinya dibongkar, akan banyak masyarakat yang kecewa,” tandasnya.
Andika Prabowo
(ftr)