Trafo Rusak, Listrik Sebagian Kota di Jateng Padam

Trafo Rusak, Listrik Sebagian Kota di Jateng Padam
A
A
A
SEMARANG - Sejumlah Kabupaten di Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik secara bersamaan mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.00 WIB, kemarin.
Humas PT PLN Distribusi Jateng-DIY Supriyono mengatakan, padamnya listrik akibat terjadi gangguan di Interbus Transformer (IBT) 3 Gardu Induk Ungaran dan PLTU Rembang 1 dan 2, serta PLTU Pacitan. Akibat ganguan tersebut, terjadi pemadaman listrik di 12 dari 15 gardu induk di wilayah Semarang, serta sebagian wilayah Salatiga, Kudus, Pati, Grobogan Klaten, dan Solo.
“Kami sudah melakukan pemulihan berkenaan dengan gangguan listrik tersebut. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan,” katanya kemarin. Pemadaman tersebut sangat dikeluhkan masyarakat mengingat kejadian tersebut sudah berkali-kali terjadi. Tidak hanya pemadaman serentak, sering juga terjadi pemadaman bergilir.
”Kalau sering padam seperti ini yang jelas sangat dirugikan, kita bayar listrik telat saja sudah mau dicabut, tapi PLN sendiri tidak memberikan kenyamanan pada pelanggan,” kata Ardi, salah satu pemilik usaha fotokopi di kawasan Tembalang, Semarang. Kejadian pemadaman secara serentak tersebut tidak hanya terjadi kali ini saja.
Sebelumnya, pada Jumat (20/6) sejumlah wilayah Jateng dan DIY juga mengalami pemadaman listrik secara bersamaan. Saat itu, pemadaman terjadi di wilayah Kota Semarang, Kudus, dan Grobogan serta beberapa daerah lain.
Pemadaman bervariasi mulai dari 1-6 jam lamanya. Pemadaman listrik membuat arus lalu lintas dibeberapa jalan di Kota Semarang mengalami kemacetan parah. Kemacetan dipicu tidak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas akibat.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, kesemerawutan hampir terjadi di setiap persimpangan traffic light mulai dari Pudakpayung, Banyumanik, Sukun, Tembalang, Teuku Umar, Tanah Putih, Peterongan, Kartini, Pasar Johar Ahmad Yani dan sebagainya.
Dilokasi itu, terjadi penumpukan kendaraan karena matinya lamu rambu lalulintas. “Soalnya tidak ada yang mau mengalah jadinya semerawut. Apalagi tadi polisi tidak ada,” kata Munir,38, warga Banyumanik Semarang di kawasan Pasar Johar, kemarin. Munir mengaku cukup lama terjebak kemacetan di lokasi tersebut. Mobil yang ditungganginya tidak dapat bergerak karena dipepet dari segala arah.
Hal senada juga dikatakan Ari, 26, warga Pedurungan. Dia terpaksa memutar arah dan mencari jalan tikus agar tidak terjebak kemacetan saat melintas di daerah Kartini. Kejadian serupa juga terjadi ketika terjadi ganguan pada Gardu Induk Pedan di Kabupaten Klaten yang biasa memasok listrik di sebagian Jawa Tengah.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jateng Ngargono mengatakan pemadaman listrik yang sering terjadi sangat merugikan konsumen. Terlebih pelanggan telah dibebani dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL ini, lanjut dia, tidak diimbang dengan sistem pelayanan yang semakin baik. ”Keniakan TDL jelas akan berimbas pada konsumen. Dengan kenaikan TDL, PLN harus lebih konsukuen dalam meningkatkan kualitas layanan,” katanya.
Sejumlah warga Kota Salatiga juga mengeluhkan pemadaman listrik karena menghambat aktivitas dan pekerjaan rumah tangga mereka. Salah seorang warga, Hartini, 38, menuturkan, belakangan ini listrik sering padam. Kondisi ini membuat para ibu rumah tangga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat. Imbasnya, pekerjaan lain menjadi terganggu.
Pemadaman listrik juga berdampak negatif pada operasional kerja dibeberapa kantor di lingkungan Pemkot Salatiga. “Kalau listrik mati, kami tidak bisa bekerja. Karena pekerjaan yang kerjakan menggunakan komputer,” ujar Lukman Fahmi, staf Bagian Humas Setda Kota Salatiga.
Sementara itu, bersamaan dengan hidupnya aliran listrik di wilayah Kabupaten Semarang, seutas kabel listrik putus dan tergeletak di tanah persawahan di Bergas, tak jauh dari kawasan pabrik PT Sinar Sosro.
Kejadian tersebut memicu timbulnya percikan api dan asap lantaran kabel yang masih berarus tegangan tinggi tersebut menyentuh air sawah. “Putusnya tepat setelah listrik menyala lagi,” tutur Nyata Trisno, salah satu petugas keamanan PT Sinar Sosro kemarin.
Andik Sismanto/ Angga Rosa/Agus Joko/ Andika Prabowo
Humas PT PLN Distribusi Jateng-DIY Supriyono mengatakan, padamnya listrik akibat terjadi gangguan di Interbus Transformer (IBT) 3 Gardu Induk Ungaran dan PLTU Rembang 1 dan 2, serta PLTU Pacitan. Akibat ganguan tersebut, terjadi pemadaman listrik di 12 dari 15 gardu induk di wilayah Semarang, serta sebagian wilayah Salatiga, Kudus, Pati, Grobogan Klaten, dan Solo.
“Kami sudah melakukan pemulihan berkenaan dengan gangguan listrik tersebut. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan,” katanya kemarin. Pemadaman tersebut sangat dikeluhkan masyarakat mengingat kejadian tersebut sudah berkali-kali terjadi. Tidak hanya pemadaman serentak, sering juga terjadi pemadaman bergilir.
”Kalau sering padam seperti ini yang jelas sangat dirugikan, kita bayar listrik telat saja sudah mau dicabut, tapi PLN sendiri tidak memberikan kenyamanan pada pelanggan,” kata Ardi, salah satu pemilik usaha fotokopi di kawasan Tembalang, Semarang. Kejadian pemadaman secara serentak tersebut tidak hanya terjadi kali ini saja.
Sebelumnya, pada Jumat (20/6) sejumlah wilayah Jateng dan DIY juga mengalami pemadaman listrik secara bersamaan. Saat itu, pemadaman terjadi di wilayah Kota Semarang, Kudus, dan Grobogan serta beberapa daerah lain.
Pemadaman bervariasi mulai dari 1-6 jam lamanya. Pemadaman listrik membuat arus lalu lintas dibeberapa jalan di Kota Semarang mengalami kemacetan parah. Kemacetan dipicu tidak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas akibat.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, kesemerawutan hampir terjadi di setiap persimpangan traffic light mulai dari Pudakpayung, Banyumanik, Sukun, Tembalang, Teuku Umar, Tanah Putih, Peterongan, Kartini, Pasar Johar Ahmad Yani dan sebagainya.
Dilokasi itu, terjadi penumpukan kendaraan karena matinya lamu rambu lalulintas. “Soalnya tidak ada yang mau mengalah jadinya semerawut. Apalagi tadi polisi tidak ada,” kata Munir,38, warga Banyumanik Semarang di kawasan Pasar Johar, kemarin. Munir mengaku cukup lama terjebak kemacetan di lokasi tersebut. Mobil yang ditungganginya tidak dapat bergerak karena dipepet dari segala arah.
Hal senada juga dikatakan Ari, 26, warga Pedurungan. Dia terpaksa memutar arah dan mencari jalan tikus agar tidak terjebak kemacetan saat melintas di daerah Kartini. Kejadian serupa juga terjadi ketika terjadi ganguan pada Gardu Induk Pedan di Kabupaten Klaten yang biasa memasok listrik di sebagian Jawa Tengah.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jateng Ngargono mengatakan pemadaman listrik yang sering terjadi sangat merugikan konsumen. Terlebih pelanggan telah dibebani dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL ini, lanjut dia, tidak diimbang dengan sistem pelayanan yang semakin baik. ”Keniakan TDL jelas akan berimbas pada konsumen. Dengan kenaikan TDL, PLN harus lebih konsukuen dalam meningkatkan kualitas layanan,” katanya.
Sejumlah warga Kota Salatiga juga mengeluhkan pemadaman listrik karena menghambat aktivitas dan pekerjaan rumah tangga mereka. Salah seorang warga, Hartini, 38, menuturkan, belakangan ini listrik sering padam. Kondisi ini membuat para ibu rumah tangga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat. Imbasnya, pekerjaan lain menjadi terganggu.
Pemadaman listrik juga berdampak negatif pada operasional kerja dibeberapa kantor di lingkungan Pemkot Salatiga. “Kalau listrik mati, kami tidak bisa bekerja. Karena pekerjaan yang kerjakan menggunakan komputer,” ujar Lukman Fahmi, staf Bagian Humas Setda Kota Salatiga.
Sementara itu, bersamaan dengan hidupnya aliran listrik di wilayah Kabupaten Semarang, seutas kabel listrik putus dan tergeletak di tanah persawahan di Bergas, tak jauh dari kawasan pabrik PT Sinar Sosro.
Kejadian tersebut memicu timbulnya percikan api dan asap lantaran kabel yang masih berarus tegangan tinggi tersebut menyentuh air sawah. “Putusnya tepat setelah listrik menyala lagi,” tutur Nyata Trisno, salah satu petugas keamanan PT Sinar Sosro kemarin.
Andik Sismanto/ Angga Rosa/Agus Joko/ Andika Prabowo
(ftr)