Infrastruktur Jalan Masih Jadi Masalah
A
A
A
KUDUS - Kondisi infrastruktur jalan di berbagai daerah masih memprihatinkan, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini.
Ada badan jalan yang terkikis air hingga hanya tersisa beberapa sentimeter (cm), ada juga lubang yang menganga lebar di tengah jalan, digenangi air dan berlumpur. Di Kudus, longsoran badan jalan menuju Dukuh Semlira, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara kian parah. Longsoran paling parah di tikungan Culo, jika sebelumnya, tepi jalan yang terkikis sekitar 10 meter namun kini sudah lebih dari 15 meter.
Sedang badan jalan yang terkikis dan ambrol ke bawah jurang yang semula 50 sentimeter (cm) kini bertambah lebar menjadi sekitar 70 cm. Kepala Desa Rahtawu, Sugiyono, menyatakan ada dua titik longsoran yang terjadi di wilayahnya.
Dua titik tersebut, yakni di Kedung Gong dan Tikungan Culo. Sugiyono berharap Pemkab Kudus segera turun tangan karena dua titik yang longsor itu berada di jalur utama menuju Dukuh Semlira. “Kalau mengandalkan pihak desa sangat tidak mungkin. Sebab, itu butuh konstruksi yang kuat,” ucapnya.
Jika tak segera diperbaiki maka sekitar 250 kepala keluarga (KK) yang menghuni dusun tersebut benar-benar terisolasi. Selain itu, bagian tengah badan jalan juga kian bergelombang karena tanah di bawahnya gembur karena guyuran air hujan. Tanah di bawah itu mudah bergerak karena ada selontong saluran air.
Kadinas Bina Marga Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris mengatakan, perbaikan ruas jalan yang longsor di Rahtawu membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar. Dana itu dipergunakan untuk membuat fondasi yang lebih kuat di jembatan yang ada di bawah badan jalan tersebut.
Balok-balok cor juga akan ditempatkan di lokasi itu agar badan jalan lebih kuat sehingga tidak mudah tergerus air. “Jurang di tepi jalan itu sedalam 30 meter. Jadi, memang harus dibuat benar-benar kuat apalagi titik ini labil,’’ tandasnya. Di Kendal, warga di Kecamatan Brangsong meliputi Desa Sidorejo, Penjalin, Tunggulsari, Desa Kertomulyo; dan Kecamatan Kaliwungu mengeluh kerusakan jalan.
Kerusakan jalan dimulai dari Kelurahan Trompo Kecamatan Kendal menuju Kecamatan Ngampel. Banyak aspal yang mengelupas dan bergelombang. Di Kelurahan Sukodono sudah ada perbaikan dengan sistem betonisasi, namun hanya dilakukan sekitar 500 meter saja. Kerusakan parah kembali terjadi setelah memasuki Kecamatan Ngampel, yakni Desa Rejosari dan Dempelrejo.
Selepas perlintasan kereta api di Desa Dempelrejo sampai di depan Kantor Kecamatan Ngampel, jalan sudah dibeton. Setelah itu, jalan kembali rusak parah, bahkan batu-batu fondasi jalan membuat jalan semakin licin. Pada 2014 lalu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kendal mencatat sepanjang 468 kilometer (km) dari total panjang 720 km jalan di Kabupaten Kendal mengalami kerusakan parah.
Hal tersebut menandakan bahwa kerusakan jalan di kabupaten ini mencapai 65%. Kartika Nur Sapto, salah seorang warga Kecamatan Ngampel, kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Kendal terkait program perbaikan jalan. Selama ini Kecamatan Ngampel disebut sebagai wilayah terisolasi karena aksesnya sangat buruk.
“Kebutuhan listrik dan air tidak masalah, tapi kalau jalan sangat buruk. Orang-orang malas untuk keluar. Begitu sebaliknya, orang dari luar malas ke Ngampel,” ungkapnya kemarin. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti menyampaikan perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Kendal butuh anggaran Rp750 juta.
Sejak 2012 hingga kini sudah ada sekitar Rp300juta yang digunakan untuk membangun jalan rusak. “Untuk tahun 2015 ini saya sud ah menganggarkan kembali untuk pembangunan jalan rusak sebesar Rp100 juta. Namun di APBD perubahan nanti akan kami tambah Rp50 juta. Jadi, total ada Rp150 juta,” tandasnya.
Muhammad Oliez/ Wikha Setiawan
Ada badan jalan yang terkikis air hingga hanya tersisa beberapa sentimeter (cm), ada juga lubang yang menganga lebar di tengah jalan, digenangi air dan berlumpur. Di Kudus, longsoran badan jalan menuju Dukuh Semlira, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara kian parah. Longsoran paling parah di tikungan Culo, jika sebelumnya, tepi jalan yang terkikis sekitar 10 meter namun kini sudah lebih dari 15 meter.
Sedang badan jalan yang terkikis dan ambrol ke bawah jurang yang semula 50 sentimeter (cm) kini bertambah lebar menjadi sekitar 70 cm. Kepala Desa Rahtawu, Sugiyono, menyatakan ada dua titik longsoran yang terjadi di wilayahnya.
Dua titik tersebut, yakni di Kedung Gong dan Tikungan Culo. Sugiyono berharap Pemkab Kudus segera turun tangan karena dua titik yang longsor itu berada di jalur utama menuju Dukuh Semlira. “Kalau mengandalkan pihak desa sangat tidak mungkin. Sebab, itu butuh konstruksi yang kuat,” ucapnya.
Jika tak segera diperbaiki maka sekitar 250 kepala keluarga (KK) yang menghuni dusun tersebut benar-benar terisolasi. Selain itu, bagian tengah badan jalan juga kian bergelombang karena tanah di bawahnya gembur karena guyuran air hujan. Tanah di bawah itu mudah bergerak karena ada selontong saluran air.
Kadinas Bina Marga Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris mengatakan, perbaikan ruas jalan yang longsor di Rahtawu membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar. Dana itu dipergunakan untuk membuat fondasi yang lebih kuat di jembatan yang ada di bawah badan jalan tersebut.
Balok-balok cor juga akan ditempatkan di lokasi itu agar badan jalan lebih kuat sehingga tidak mudah tergerus air. “Jurang di tepi jalan itu sedalam 30 meter. Jadi, memang harus dibuat benar-benar kuat apalagi titik ini labil,’’ tandasnya. Di Kendal, warga di Kecamatan Brangsong meliputi Desa Sidorejo, Penjalin, Tunggulsari, Desa Kertomulyo; dan Kecamatan Kaliwungu mengeluh kerusakan jalan.
Kerusakan jalan dimulai dari Kelurahan Trompo Kecamatan Kendal menuju Kecamatan Ngampel. Banyak aspal yang mengelupas dan bergelombang. Di Kelurahan Sukodono sudah ada perbaikan dengan sistem betonisasi, namun hanya dilakukan sekitar 500 meter saja. Kerusakan parah kembali terjadi setelah memasuki Kecamatan Ngampel, yakni Desa Rejosari dan Dempelrejo.
Selepas perlintasan kereta api di Desa Dempelrejo sampai di depan Kantor Kecamatan Ngampel, jalan sudah dibeton. Setelah itu, jalan kembali rusak parah, bahkan batu-batu fondasi jalan membuat jalan semakin licin. Pada 2014 lalu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kendal mencatat sepanjang 468 kilometer (km) dari total panjang 720 km jalan di Kabupaten Kendal mengalami kerusakan parah.
Hal tersebut menandakan bahwa kerusakan jalan di kabupaten ini mencapai 65%. Kartika Nur Sapto, salah seorang warga Kecamatan Ngampel, kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Kendal terkait program perbaikan jalan. Selama ini Kecamatan Ngampel disebut sebagai wilayah terisolasi karena aksesnya sangat buruk.
“Kebutuhan listrik dan air tidak masalah, tapi kalau jalan sangat buruk. Orang-orang malas untuk keluar. Begitu sebaliknya, orang dari luar malas ke Ngampel,” ungkapnya kemarin. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti menyampaikan perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Kendal butuh anggaran Rp750 juta.
Sejak 2012 hingga kini sudah ada sekitar Rp300juta yang digunakan untuk membangun jalan rusak. “Untuk tahun 2015 ini saya sud ah menganggarkan kembali untuk pembangunan jalan rusak sebesar Rp100 juta. Namun di APBD perubahan nanti akan kami tambah Rp50 juta. Jadi, total ada Rp150 juta,” tandasnya.
Muhammad Oliez/ Wikha Setiawan
(ftr)