Revitalisasi Terminal Tahap Dua Rp11,6 Miliar
A
A
A
MEDAN - Revitalisasi dua terminal di Medan, yakni Terminal Amplas dan Pinang Baris tahap pertama sudah selesai.
Tahun ini, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Medan kembali menganggarkan revitalisasi terminal untuk tahap kedua sebesar Rp11,6 miliar. Kepala Dinas Perkim Kota Medan Gunawan Surya Lubis menyebutkan, tahun 2014, pihaknya paling tidak menganggarkan Rp18 miliar untuk merevitalisasi dua terminal, yakni Terminal Amplas Rp10 miliar dan Terminal Pinang Baris Rp8 miliar.
Untuk Terminal Amplas pembangunannya diperuntukkan ruang tunggu dan jalur pemberangkatan. Sementara Terminal Pinang Baris difokuskan pada pembangunan area parkir. “Tahun ini, kami alokasikan anggaran Rp11,6 miliar untuk revitalisasi tahap kedua. Untuk Terminal Amplas sebesar Rp5,8 miliar dan Terminal Pinang Baris sebesar Rp5,8 miliar,” kata Gunawan Surya Lubis, Senin (12/1).
Menurutnya, untuk menyelesaikan revitalisasi terminal ini sedikitnya dibutuhkan anggaran sekitar Rp80 miliar tetapi dengan waktu bertahap. “Tapi ya tidak bisa sekaligus karena anggarannya terbatas. Apalagi kami punya program prioritas lainnya. Ya, paling tidak empat tahaplah,” ujarnya. Pantauan KORAN SINDO MEDAN di Terminal Amplas, meskipun ruang tunggu dan pembuatan jalur pemberangkatan sudah siap dibangun.
Namun, bus-bus yang biasa memangkal di Terminal Amplas belum dapat menggunakan jalur pemberangkatan. Hal itu karena jalur pemberangkatan digenangi air dan sampah yang berserakan. “Kami belum bisa pakai jalur pemberangkatan. Berlumut, digenangi air, dan sampah,” kata salah seorang supir bus AKAP yang tidak ingin namanya disebutkan, kemarin.
Kepala Terminal Amplas, Richard Meidy Simatupang, tidak menampik jalur pemberangkatan yang siap dibangun 18 jalur tapi belum bisa digunakan karena jalur masih akan diaspal lagi. “Memang belum bisa digunakan karena masih digenangi air kalau hujan. Apalagi sampai saat ini belum ada serah terima dari Perkim ke Dishub Medan untuk mempergunakannya. Maka kami menunggu diaspal dulu supaya tidak digenangi air kalau hujan turun. Mungkin tahun ini juga akan diserahterimakan,” ujarnya.
Richard menyebutkan, untuk revitalisasi Terminal Amplas tahap kedua, pembangunan akan difokuskan pada bangunan gedung induk. Selain perkantoran, juga dibangun kios dan loket-loket bus. “Revitalisasi terminal ini salah satu tuntutan dari masyarakat agar lebih aman dan nyaman. Tahap pertama sudah selesai, tahun ini akan dibangun tahap kedua. Kami berharap kenaikan retribusi terminal juga bisa dipatuhi karena kami juga sudah berupaya meningkatkan pelayanan,” katanya.
Pengamat transportasi, Bhakti Alamsyah mengatakan, seberapa besar ataupun kecil anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk perbaikan terminal, pemerintah harus menjadikan terminal di Kota Medan menjadi terminal lebih layak. Menurutnya, terminal layak adalah terminal yang memenuhi kaidah pelayanan kepada masyarakat sehingga pelayan jasa dan pengguna jasa dapat bertemu dengan baik. Misalnya, tempat untuk penjualan tiket, jalur untuk naik dan turun penumpang dari kendaraan.
“Tidak hanya itu, terminal yang bagus juga menyediakan area parkir untuk kendaraan yang benar-benar baik dilengkapi dengan line-nya supaya masyarakat tahu. Rambu-rambu yang jelas juga harus ada. Begitu pun ruang tunggu yang baik untukpenumpangnya,” katanya.
Eko agustyo fb
Tahun ini, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Medan kembali menganggarkan revitalisasi terminal untuk tahap kedua sebesar Rp11,6 miliar. Kepala Dinas Perkim Kota Medan Gunawan Surya Lubis menyebutkan, tahun 2014, pihaknya paling tidak menganggarkan Rp18 miliar untuk merevitalisasi dua terminal, yakni Terminal Amplas Rp10 miliar dan Terminal Pinang Baris Rp8 miliar.
Untuk Terminal Amplas pembangunannya diperuntukkan ruang tunggu dan jalur pemberangkatan. Sementara Terminal Pinang Baris difokuskan pada pembangunan area parkir. “Tahun ini, kami alokasikan anggaran Rp11,6 miliar untuk revitalisasi tahap kedua. Untuk Terminal Amplas sebesar Rp5,8 miliar dan Terminal Pinang Baris sebesar Rp5,8 miliar,” kata Gunawan Surya Lubis, Senin (12/1).
Menurutnya, untuk menyelesaikan revitalisasi terminal ini sedikitnya dibutuhkan anggaran sekitar Rp80 miliar tetapi dengan waktu bertahap. “Tapi ya tidak bisa sekaligus karena anggarannya terbatas. Apalagi kami punya program prioritas lainnya. Ya, paling tidak empat tahaplah,” ujarnya. Pantauan KORAN SINDO MEDAN di Terminal Amplas, meskipun ruang tunggu dan pembuatan jalur pemberangkatan sudah siap dibangun.
Namun, bus-bus yang biasa memangkal di Terminal Amplas belum dapat menggunakan jalur pemberangkatan. Hal itu karena jalur pemberangkatan digenangi air dan sampah yang berserakan. “Kami belum bisa pakai jalur pemberangkatan. Berlumut, digenangi air, dan sampah,” kata salah seorang supir bus AKAP yang tidak ingin namanya disebutkan, kemarin.
Kepala Terminal Amplas, Richard Meidy Simatupang, tidak menampik jalur pemberangkatan yang siap dibangun 18 jalur tapi belum bisa digunakan karena jalur masih akan diaspal lagi. “Memang belum bisa digunakan karena masih digenangi air kalau hujan. Apalagi sampai saat ini belum ada serah terima dari Perkim ke Dishub Medan untuk mempergunakannya. Maka kami menunggu diaspal dulu supaya tidak digenangi air kalau hujan turun. Mungkin tahun ini juga akan diserahterimakan,” ujarnya.
Richard menyebutkan, untuk revitalisasi Terminal Amplas tahap kedua, pembangunan akan difokuskan pada bangunan gedung induk. Selain perkantoran, juga dibangun kios dan loket-loket bus. “Revitalisasi terminal ini salah satu tuntutan dari masyarakat agar lebih aman dan nyaman. Tahap pertama sudah selesai, tahun ini akan dibangun tahap kedua. Kami berharap kenaikan retribusi terminal juga bisa dipatuhi karena kami juga sudah berupaya meningkatkan pelayanan,” katanya.
Pengamat transportasi, Bhakti Alamsyah mengatakan, seberapa besar ataupun kecil anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk perbaikan terminal, pemerintah harus menjadikan terminal di Kota Medan menjadi terminal lebih layak. Menurutnya, terminal layak adalah terminal yang memenuhi kaidah pelayanan kepada masyarakat sehingga pelayan jasa dan pengguna jasa dapat bertemu dengan baik. Misalnya, tempat untuk penjualan tiket, jalur untuk naik dan turun penumpang dari kendaraan.
“Tidak hanya itu, terminal yang bagus juga menyediakan area parkir untuk kendaraan yang benar-benar baik dilengkapi dengan line-nya supaya masyarakat tahu. Rambu-rambu yang jelas juga harus ada. Begitu pun ruang tunggu yang baik untukpenumpangnya,” katanya.
Eko agustyo fb
(ftr)