Basarnas Isyaratkan Hentikan Pencarian Korban AirAsia QZ8501
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Frans Henry Bambang Soelistyo mengisyaratkan pesan bahwa operasi pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 akan segera berakhir.
"Ritme operasi sudah pada posisi slow down. Kebijakan-kebijakan kami lakukan, dan kekuatan tambahan dari negara lain sudah kami kurangi. Dan pada saatnya, kami harus memastikan kapan operasi ini akan ditutup," kata Soelistyo di kantornya, Jalan Angkasa Kemayoran, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Arah dan persiapan untuk mengakhiri operasi ini, menurutnya, juga telah dipersiapkan. Meski dilain pihak, dia tidak bisa menyangkal masih besar harapan masyarakat agar Basarnas mampu menuntaskannya.
"Kami sedang pertimbangkan masak-masak, supaya nanti antara harapan dan realita bisa kami pertimbangkan dengan baik," lanjutnya.
Rencananya, sambung dia, Selasa 13 Januari 2014, dirinya akan berangkat ke Surabaya untuk menemui keluarga korban. Di situ dirinya akan mengungkapkan realita yang harus dihadapi dalam setiap operasi.
"Salah satunya (para korban) harus bisa menerima apabila kondisi pencarian sudah tidak lagi menemukan adanya korban, atau jenazah yang bisa dievakuasi. Mereka saya akan jelaskan antara harapan dengan kenyataan. Itu adalah flow dari operasi yang memang sudah kmai siapkan," tuturnya.
Meski begitu, Soelistyo memastikan penutupan operasi ini tidak serta merta menghentikan secara keseluruhan proses pencarian dan evakuasi. Karena Basarnas melalui kegiatan harian masih bisa melanjutkannya dilain waktu dengan lingkup kegiatan yang jauh lebih kecil.
"Kegiatan harian itu yang akan kita manfaatkan untuk melakukan pencarian-pencarian. Jadi bukan lagi operasi dalam bentuk join operation," lugasnya.
Dirinya pun menjamin, dengan peralatan dan perlengkapan yang ada, Basarnas masih dapat mengcovernya. "Kalau dengan area seperti itu, kami yakin masih bisa mengcover. Tentu nanti untuk melengkapi (kekurangan) itu kami dicover dan disupport oleh kelompok-kelompok masyarakat pecinta kegiatan kemanusiaan," tukasnya.
"Ritme operasi sudah pada posisi slow down. Kebijakan-kebijakan kami lakukan, dan kekuatan tambahan dari negara lain sudah kami kurangi. Dan pada saatnya, kami harus memastikan kapan operasi ini akan ditutup," kata Soelistyo di kantornya, Jalan Angkasa Kemayoran, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Arah dan persiapan untuk mengakhiri operasi ini, menurutnya, juga telah dipersiapkan. Meski dilain pihak, dia tidak bisa menyangkal masih besar harapan masyarakat agar Basarnas mampu menuntaskannya.
"Kami sedang pertimbangkan masak-masak, supaya nanti antara harapan dan realita bisa kami pertimbangkan dengan baik," lanjutnya.
Rencananya, sambung dia, Selasa 13 Januari 2014, dirinya akan berangkat ke Surabaya untuk menemui keluarga korban. Di situ dirinya akan mengungkapkan realita yang harus dihadapi dalam setiap operasi.
"Salah satunya (para korban) harus bisa menerima apabila kondisi pencarian sudah tidak lagi menemukan adanya korban, atau jenazah yang bisa dievakuasi. Mereka saya akan jelaskan antara harapan dengan kenyataan. Itu adalah flow dari operasi yang memang sudah kmai siapkan," tuturnya.
Meski begitu, Soelistyo memastikan penutupan operasi ini tidak serta merta menghentikan secara keseluruhan proses pencarian dan evakuasi. Karena Basarnas melalui kegiatan harian masih bisa melanjutkannya dilain waktu dengan lingkup kegiatan yang jauh lebih kecil.
"Kegiatan harian itu yang akan kita manfaatkan untuk melakukan pencarian-pencarian. Jadi bukan lagi operasi dalam bentuk join operation," lugasnya.
Dirinya pun menjamin, dengan peralatan dan perlengkapan yang ada, Basarnas masih dapat mengcovernya. "Kalau dengan area seperti itu, kami yakin masih bisa mengcover. Tentu nanti untuk melengkapi (kekurangan) itu kami dicover dan disupport oleh kelompok-kelompok masyarakat pecinta kegiatan kemanusiaan," tukasnya.
(san)