Jabar Siap Sajikan Venue PON yang Baik
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengunjungi beberapa venue yang dipakai pada gelaran PON dan Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan, pada lawatannya ke Palembang Sabtu (10/1) lalu.
Venue yang dikunjungi yaitu cabor atletik, panahan, softball, dayung, sky air, swimming pool, tembak, dinning hall, dan wisma atlet yang satu padu di kawasan seluar 300 hektare. Menurut Aher yang unik pada venue olahraga di Palembang adalah beberapa cabor atau bahkan mungkin semua berada dalam satu kawasan. Hal ini berbeda dengan tempat lain seperti Kalimantan Timur dan Riau yang memiliki venue terpisah.
“Nah, untuk PON XIX 2016 yang akan digelar di Jabar, kami akan semaksimal mungkin menyediakan venue yang baik, meskipun venue di Jabar terpisah-pisah,” tutur Aher. Dalam lawatannya ke Palembang, Gubernur Aher pun menyempatkan diri untuk bertemu warga Jabar di Sumsel, khususnya Palembang. Acara silaturahmi yang dihadiri sekitar 30 warga Sunda di Sumsel ini diisi dengan seputar tanya-jawab dan berbagi cerita pengalaman selama mereka berada di perantauan.
Menurut Ketua Paguyuban Warga Sunda Sumatera Selatan (PASSS) Permana, warga Sunda yang berada di Sumsel ini ada sekitar 40.000 orang dan tersebar. Sedangkan yang terdata oleh paguyuban atau yang telah bergabung di Kota Palembang ada sekitar 8.000, sisanya tersebar di kawasan Sumsel lainnya. Dengan memegang prinsip silih asah, silih asih, silih asuh mereka merekatkan barisan untuk menjaga silaturahmi selama berada di perantauan.
Salah satu kegiatan konkret paguyuban ini dengan rutin mengadakan arisan para anggota setiap bulannya dan sesekali mengadakan kegiatan baksos untuk warga Palembang khususnya dan warga Sumsel pada umumnya. Bahkan ada beberapa warga sunda yang bekerja sebagai PNS atau mem bantu pemerintahan di Ibu Kota Sumsel ini.
Aher berharap pada semua warga Sunda di Sumsel untuk men jaga budaya, tata krama, dan sopan santun dengan baik, menyatu dengan masyarakat Sumsel untuk membangun Sumsel bersama-sama. “Betul- betul menjadi solusi, bukan men jadi masalah di Sumsel ini,” ucapnya.
Aherpun berharap budaya Jawa Barat masuk ke Sumsel, begitu juga budaya Sumsel bisa dipahami oleh warga Jabar yang ada di Sumsel, bahkan tidak menutup kemungkinan ada pertukaran budaya.
Slamet Parsono
Venue yang dikunjungi yaitu cabor atletik, panahan, softball, dayung, sky air, swimming pool, tembak, dinning hall, dan wisma atlet yang satu padu di kawasan seluar 300 hektare. Menurut Aher yang unik pada venue olahraga di Palembang adalah beberapa cabor atau bahkan mungkin semua berada dalam satu kawasan. Hal ini berbeda dengan tempat lain seperti Kalimantan Timur dan Riau yang memiliki venue terpisah.
“Nah, untuk PON XIX 2016 yang akan digelar di Jabar, kami akan semaksimal mungkin menyediakan venue yang baik, meskipun venue di Jabar terpisah-pisah,” tutur Aher. Dalam lawatannya ke Palembang, Gubernur Aher pun menyempatkan diri untuk bertemu warga Jabar di Sumsel, khususnya Palembang. Acara silaturahmi yang dihadiri sekitar 30 warga Sunda di Sumsel ini diisi dengan seputar tanya-jawab dan berbagi cerita pengalaman selama mereka berada di perantauan.
Menurut Ketua Paguyuban Warga Sunda Sumatera Selatan (PASSS) Permana, warga Sunda yang berada di Sumsel ini ada sekitar 40.000 orang dan tersebar. Sedangkan yang terdata oleh paguyuban atau yang telah bergabung di Kota Palembang ada sekitar 8.000, sisanya tersebar di kawasan Sumsel lainnya. Dengan memegang prinsip silih asah, silih asih, silih asuh mereka merekatkan barisan untuk menjaga silaturahmi selama berada di perantauan.
Salah satu kegiatan konkret paguyuban ini dengan rutin mengadakan arisan para anggota setiap bulannya dan sesekali mengadakan kegiatan baksos untuk warga Palembang khususnya dan warga Sumsel pada umumnya. Bahkan ada beberapa warga sunda yang bekerja sebagai PNS atau mem bantu pemerintahan di Ibu Kota Sumsel ini.
Aher berharap pada semua warga Sunda di Sumsel untuk men jaga budaya, tata krama, dan sopan santun dengan baik, menyatu dengan masyarakat Sumsel untuk membangun Sumsel bersama-sama. “Betul- betul menjadi solusi, bukan men jadi masalah di Sumsel ini,” ucapnya.
Aherpun berharap budaya Jawa Barat masuk ke Sumsel, begitu juga budaya Sumsel bisa dipahami oleh warga Jabar yang ada di Sumsel, bahkan tidak menutup kemungkinan ada pertukaran budaya.
Slamet Parsono
(ftr)