Kedua Lengan Mati Rasa akibat Dinginnya Laut Bering

Minggu, 11 Januari 2015 - 07:01 WIB
Kedua Lengan Mati Rasa...
Kedua Lengan Mati Rasa akibat Dinginnya Laut Bering
A A A
BREBES - Salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Oryong 501 yang selamat dari Laut Bering, Rusia pada 2 Desember, 2014 lalu adalah Wanto (35).

Warga RT 4 RW 1 Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes ini lolos dari maut setelah melawan ombak setinggi 6 meter dan suhu minus 21 derajat celcius.

Saat ditemui Sindonews.com, Sabtu (10/1/2015), Wanto mengaku kedua lengan tangannya masih mati rasa karena pengaruh suhu di Laut Bering, Rusia yang membuat air laut nyaris membeku.

"Saya berenang selama 40 menit mencari pertolongan kapal lain," katanya mengungkapkan upayanya hingga bisa selamat.

Dia menceritakan, saat tanda-tanda kapal akan tenggelam terlihat, suasana kapal langsung mencekam.

Sebagian ABK yang tengah tidur dibangunkan. Seluruh awak kapal yang berasal dari Indonesia, Filipina, Korea Selatan, dan Rusia kemudian langsung bergegas naik ke atas geladak kapal dan berupaya memakai rompi pelampung dalam kondisi panik dan tergesa-gesa.

Nahas, belum semua ABK memakai pelampung secara sempurna, kapal yang kondisinya sudah mulai miring tiba-tiba dihantam ombak tinggi hingga seluruh awak kapal terhempas ke laut.

"Setelah tercebur, ya sudah tidak tahu nasib teman-teman yang lain karena terombang-ambing ombak dan terpencar. Apalagi saat itu kondisinya sudah gelap walaupun masih siang," tutur sulung dari tiga bersaudara itu.

Wanto mengaku hanya bisa mendengar suara teriakan minta tolong yang bersahut-sahutan dari teman-temannya sesama ABK saat tengah diombang-ambingkan ombak.

Selebihnya dia berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri dengan cara berenang ke arah kapal lain yang berada di sekitar lokasi.

"Waktu itu selain Oryong, juga ada dua kapal lain yang lokasinya tak jauh yaitu kapal (Trawlers) Karolina 77 dari Korea dan Kapal Zalib Zabiyaka dari Rusia. Saya ke Kapal Karolina. Daripada teriak-teriak minta tolong dan tenaga habis, saya berupaya berenang ke arah kapal itu agar bisa ditolong," ujarnya.

Seperti memperoleh keajaiban, Wanto berhasil melawan ganasnya ombak dan suhu ekstrim Laut Bering dengan hanya memakai kaos lengan panjang, rompi pelampung, dan celana training.

Sempat terombang-ambing ombak selama sekitar 40 menit, dia berhasil mencapai Kapal Trawlers Karolina 77.

Sebelumnya, kapal ini sudah mendapat permintaan upaya penyelamatan dari Kapten Kapal Oryong yang menyadari kapal akan tenggelam.

"Sampai di dekat kapal saya sudah setengah sadar. Tangan sudah beku. Setelah itu mungkin pingsan karena tiba-tiba sudah berada di dalam kapal," ungkapnya.

Sebelumnya sebanyak 35 warga Indonesia turut menjadi korban tenggelamnya kapal pencari ikan Oryong 501 di Laut Bering, Rusia, 2 Desember, 2014.

Hingga kini 16 orang sudah dipastikan tewas, 16 orang masih hilang, dan tiga orang berhasil selamat.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7568 seconds (0.1#10.140)