Ibu dan Dua Anaknya Tewas Terseret Banjir
A
A
A
SIMALUNGUN - Tragis. Seorang ibu dan dua anaknya yang berupaya melewati jalan banjir dengan mengendarai sepeda motor, tewas terseret arus deras di Kelurahan Serbelawan, Kecamatan Batunanggar, Simalungun, Kamis (7/1), menjelang tengah malam.
Ketiga korban itu, yakni Sri Harjani, 34; Jihana Nafizar, 5; dan M Ikhsan Hanafi, 9, warga Desa Dolok Merangir. Sri yang membonceng kedua anaknya hendak pulang ke rumah setelah menghadiri acara keluarga di rumah kerabatnya di Kelurahan Serbelawan.
Menurut informasi, jalan yang dilewati korban terendam banjir setinggi lebih kurang 50 sentimeter (cm) berasal dari luapan Sungai Pasar Bawah yang tak jauh dari jalan itu. Derasnya air membuat Sri tak kuasa mengendalikan sepeda motornya hingga oleng. Ibu dan anak ini pun jatuh tercebur serta terseret arus yang deras hingga ke Sungai Pasar Bawah.
Suasana gelap dan hujan yang turun menyulitkan warga menyelamatkan ketiga korban. Warga baru menemukan Sri dan Ikhsan beberapa jam kemudian dalam keadaan tak bernyawa.
Sementara jenazah Jihanna ditemukan pada pagi harinya. “Ketiga korban yang tewas dalam musibah banjir di Kecamatan Dolok Batunanggar sudah dievakuasi dan diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan,” kata Sekretaris Camat Dolok Batunanggar, Simson Tambunan, kemarin.
Banjir yang menerjang Kelurahan Serbelawan, Desa Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, akibat Sungai Pasar Bawah meluap juga merendam sekitar 150 rumah warga. Menurut warga setempat, Lokot Harahap, 61, banjir mulai merendam rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB dan menjelang tengah malam ketinggian air terus naik lebih dari 50 cm. “Setelah hujan deras, sungai meluap dan airnya menggenangi rumah-rumah warga. Barulah menjelang dini hari air surut,” katanya.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN , hingga menjelang sore kemarin, warga masih membersihkan rumahnya, namun sebagian besar masih khawatir terjadi banjir susulan jika hujan deras turun.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih bersama Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0207 Simalungun Letnan Kolonel (Letkol) Inf P Marpaung dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Heri Sulesmono turun meninjau lokasi banjir sekaligus memberikan arahan langkah-langkah penanggulangan bagi korban banjir maupun yang meninggal.
Sementara terkait upaya mengantisipasi terulangnya bencana banjir di Kelurahan Serbelawan dan Dolok Merangir, JR sudah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) membuat beberapa saluran pembuangan air sehingga sungai tidak lagi meluap saat hujan deras tiba.
Untuk pembersihan rumah warga yang dilanda banjir, Pemkab Simalungun juga meminta bantuan Kodim 0207 dan Polres Simalungun. Dandim 0207 Simalungun Letkol (Inf) P Marpaung mengatakan, sedikitnya 60 personel TNI sudah dikerahkan membantu pembersihan rumah warga yang dilanda banjir.
Banjir Sei Padang Meluas, Anak dan Manula Dievakuasi
Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Padang di Kota Tebingtinggi kembali merendam ratusan rumah di tiga kecamatan di kota itu, yakni Kecamatan Tebingtinggi Kota, Rambutan, dan Bajenis, kemarin.
Meluasnya banjir memaksa warga mengevakuasi sendiri anak-anak dan orang tua di Lingkungan 1 Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota. Bambang, 30, warga Kelurahan Bandar Utama, ketinggian banjir sudah mencapai 1 meter, kemarin. Banjir ini lebih tinggi dari sebelumnya sehingga mereka mengungsikan orang-orang tua dan anak-anak demi keselamatan. “Saya lebih memilih menunggu di rumah yang terendam banjir,” ujarnya.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN , hingga kemarin sore, belum terlihat tindakan apa pun dari pemerintah kota, khususnya BPBD di lokasi banjir, sehingga warga melakukan sendiri tindakan evakuasi demi keselamatan mereka. Belum terlihat pula posko pengungsian dan kesehatan, walaupun warga sudah tiga hari berturut-turut mengalami kebanjiran.
Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus mengatakan, baru tiga kelurahan yang melaporkan jumlah rumah warganya terendam banjir. Di Kelurahan Bandar Utama terdapat 315 rumah terendam banjir, di Badak Bejuang 35 rumah, dan di Bulian sekitar 100 rumah. Berdasarkan informasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut), curah hujan dan intensitas hujan masih berpeluang tinggi hingga akhir Januari ini.
Staf Pelayanan Jasa BMKG Sumut, Kristin menyebutkan, kondisi ini berpotensi terjadinya banjir dan longsor di daerah lereng dan pegunungan. “Memang sejak tiga hari belakangan, curah hujan dan intensitas hujan tinggi, terutama di daerah pegunungan,” katanya.
Ricky Hutapea/ Perayudi Syahputra/ Eko Agustyo fb
Ketiga korban itu, yakni Sri Harjani, 34; Jihana Nafizar, 5; dan M Ikhsan Hanafi, 9, warga Desa Dolok Merangir. Sri yang membonceng kedua anaknya hendak pulang ke rumah setelah menghadiri acara keluarga di rumah kerabatnya di Kelurahan Serbelawan.
Menurut informasi, jalan yang dilewati korban terendam banjir setinggi lebih kurang 50 sentimeter (cm) berasal dari luapan Sungai Pasar Bawah yang tak jauh dari jalan itu. Derasnya air membuat Sri tak kuasa mengendalikan sepeda motornya hingga oleng. Ibu dan anak ini pun jatuh tercebur serta terseret arus yang deras hingga ke Sungai Pasar Bawah.
Suasana gelap dan hujan yang turun menyulitkan warga menyelamatkan ketiga korban. Warga baru menemukan Sri dan Ikhsan beberapa jam kemudian dalam keadaan tak bernyawa.
Sementara jenazah Jihanna ditemukan pada pagi harinya. “Ketiga korban yang tewas dalam musibah banjir di Kecamatan Dolok Batunanggar sudah dievakuasi dan diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan,” kata Sekretaris Camat Dolok Batunanggar, Simson Tambunan, kemarin.
Banjir yang menerjang Kelurahan Serbelawan, Desa Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, akibat Sungai Pasar Bawah meluap juga merendam sekitar 150 rumah warga. Menurut warga setempat, Lokot Harahap, 61, banjir mulai merendam rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB dan menjelang tengah malam ketinggian air terus naik lebih dari 50 cm. “Setelah hujan deras, sungai meluap dan airnya menggenangi rumah-rumah warga. Barulah menjelang dini hari air surut,” katanya.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN , hingga menjelang sore kemarin, warga masih membersihkan rumahnya, namun sebagian besar masih khawatir terjadi banjir susulan jika hujan deras turun.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih bersama Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0207 Simalungun Letnan Kolonel (Letkol) Inf P Marpaung dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Heri Sulesmono turun meninjau lokasi banjir sekaligus memberikan arahan langkah-langkah penanggulangan bagi korban banjir maupun yang meninggal.
Sementara terkait upaya mengantisipasi terulangnya bencana banjir di Kelurahan Serbelawan dan Dolok Merangir, JR sudah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) membuat beberapa saluran pembuangan air sehingga sungai tidak lagi meluap saat hujan deras tiba.
Untuk pembersihan rumah warga yang dilanda banjir, Pemkab Simalungun juga meminta bantuan Kodim 0207 dan Polres Simalungun. Dandim 0207 Simalungun Letkol (Inf) P Marpaung mengatakan, sedikitnya 60 personel TNI sudah dikerahkan membantu pembersihan rumah warga yang dilanda banjir.
Banjir Sei Padang Meluas, Anak dan Manula Dievakuasi
Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Padang di Kota Tebingtinggi kembali merendam ratusan rumah di tiga kecamatan di kota itu, yakni Kecamatan Tebingtinggi Kota, Rambutan, dan Bajenis, kemarin.
Meluasnya banjir memaksa warga mengevakuasi sendiri anak-anak dan orang tua di Lingkungan 1 Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota. Bambang, 30, warga Kelurahan Bandar Utama, ketinggian banjir sudah mencapai 1 meter, kemarin. Banjir ini lebih tinggi dari sebelumnya sehingga mereka mengungsikan orang-orang tua dan anak-anak demi keselamatan. “Saya lebih memilih menunggu di rumah yang terendam banjir,” ujarnya.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN , hingga kemarin sore, belum terlihat tindakan apa pun dari pemerintah kota, khususnya BPBD di lokasi banjir, sehingga warga melakukan sendiri tindakan evakuasi demi keselamatan mereka. Belum terlihat pula posko pengungsian dan kesehatan, walaupun warga sudah tiga hari berturut-turut mengalami kebanjiran.
Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus mengatakan, baru tiga kelurahan yang melaporkan jumlah rumah warganya terendam banjir. Di Kelurahan Bandar Utama terdapat 315 rumah terendam banjir, di Badak Bejuang 35 rumah, dan di Bulian sekitar 100 rumah. Berdasarkan informasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut), curah hujan dan intensitas hujan masih berpeluang tinggi hingga akhir Januari ini.
Staf Pelayanan Jasa BMKG Sumut, Kristin menyebutkan, kondisi ini berpotensi terjadinya banjir dan longsor di daerah lereng dan pegunungan. “Memang sejak tiga hari belakangan, curah hujan dan intensitas hujan tinggi, terutama di daerah pegunungan,” katanya.
Ricky Hutapea/ Perayudi Syahputra/ Eko Agustyo fb
(ftr)