Candi Cetho dan Sukuh Diupayakan Jadi Warisan Budaya Dunia

Sabtu, 10 Januari 2015 - 11:51 WIB
Candi Cetho dan Sukuh...
Candi Cetho dan Sukuh Diupayakan Jadi Warisan Budaya Dunia
A A A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar mengusulkan agar Candi Cetho dan Sukuh masuk dalam daftar warisan budaya dunia versi UNESCO.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) rencananya akan mengkaji kedua candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Lawu tersebut. Kasi Museum, Sejarah Kepurbakalaan, dan Nilai Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar Ismu Suprihatin mengatakan, kedua candi telah terdaftar sebagai benda cagar budaya (BCB) jenis periode klasik di Kemendikbud.

Selain kedua candi, juga terdapat 37 item di Karanganyar yang teregistrasi sebagai benda cagar budaya. Keberadaannya diklasifikasikan sebagai jenis candi, makam, stasiun, masjid, pabrik, gedung yang dibangun pada era klasik, prasejarah, Islam dan kolonial.

Tahun ini dua candi itu akan diteliti terkait pembaruan penetapan sekaligus persiapan pengajuan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Usulan sebagai warisan budaya dunia dinilai tepat. Terlebih, pemerintah selama ini belum cukup untuk mempertahankan keutuhan kedua candi. “Seperti Candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, terjadi penurunan elevasi pada fondasi utamanya,” ujar Ismu Suprihatin kemarin.

Sementara itu, Candi Cetho di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi mengalami kerusakan di bagian relief. Potensi longsor di lereng Lawu dan bencana lainnya dikhawatirkan bakal menghilangkan kedua candi. Jika masuk sebagai warisan budaya dunia diharapkan dapat mendorong berbagai kalangan untuk ikut peduli.

Sebagai permulaan, dia mengusulkan pembuatan dokumentasi bangunan candi dari sisi arsitektur dan teknik pembuatan melalui pencitraan tiga dimensi. “Sebenarnya hanya tinggal meminta bantuan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) terkait peminjaman laser dokumentasi tiga dimensi yang ada di Borobudur. Tapi usulan itu membutuhkan pendanaan yang belum disetujui,” ucapnya.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan penyediaan akses menuju kawasan wisata budaya di lereng Lawu mendapat perhatian lebih, termasuk memperbaiki jalan dan penerangan jalan umum.

“Meski wisata candi tidak berkontribusi langsung ke PAD (pendapatan asli daerah), diharapkan memberi dampak positif bagi penduduk lokal,” ucapnya.

Ary Wahyu Wibowo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7218 seconds (0.1#10.140)