Candi Cetho dan Sukuh Diusulkan Masuk Warisan Budaya Dunia

Jum'at, 09 Januari 2015 - 23:59 WIB
Candi Cetho dan Sukuh Diusulkan Masuk Warisan Budaya Dunia
Candi Cetho dan Sukuh Diusulkan Masuk Warisan Budaya Dunia
A A A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar mengusulkan agar Candi Cetho dan Sukuh masuk dalam register warisan budaya dunia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) rencananya akan mengkaji terhadap kedua candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Lawu tersebut.

Kasi Museum, Sejarah Kepurbakalaan dan Nilai Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar Ismu Suprihatin mengatakan, kedua candi telah teregistrasi benda cagar budaya (BCB) jenis periode klasik di Kemendikbud.

Tahun 2015 rencananya akan diteliti terkait pembaharuan penetapan sekaligus persiapan pengajuan ke Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Usulan sebagai warisan budaya dunia dinilai tepat. Terlebih pemerintah selama ini belum cukup untuk mempertahankan keutuhan kedua candi.

“Seperti Candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, terjadi penurunan elevasi pada pondasi utamanya,” kata Ismu Suprihatin, kemarin.

Sementara, Candi Cetho di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi mengalami kerusakan di bagian relief.

Potensi longsor di lereng Lawu dan bencana lainnya dikhawatirkan bakal menghilangkan kedua candi.

Jika masuk sebagai warisan budaya dunia, diharapkan dapat mendorong berbagai kalangan untuk ikut peduli.

Sebagai permulaan, dirinya mengusulkan pembuatan dokumentasi bangunan candi dari sisi arsitektur dan teknik pembuatan melalui pencitraan tiga dimensi.

“Sebenarnya hanya tinggal meminta bantuan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) terkait peminjaman laser dokumentasi tiga dimensi yang ada di Borobudur. Tapi usulan itu membutuhkan pendanaan yang belum disetujui,” timpalnya.

Selain kedua candi, juga terdapat 37 item di Karanganyar yang teregistrasi sebagai benda cagar budaya.

Keberadaannya diklasifikasikan sebagai jenis candi, makam, stasiun, masjid, pabrik, gedung yang dibangun pada era klasik, prasejarah, Islam dan kolonial.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, penyediaan akses menuju kawasan wisata budaya di lereng Lawu mendapat perhatian lebih. Termasuk memperbaiki jalan dan penerangan jalan umum.

“Meski wisata candi tidak berkontribusi langsung ke PAD (Pendapatan Asli Daerah), namun diharapkan memberi dampak positif bagi penduduk lokal,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1797 seconds (0.1#10.140)