Pemindahan Gajah Bengkulu Dikritik

Kamis, 08 Januari 2015 - 10:18 WIB
Pemindahan Gajah Bengkulu Dikritik
Pemindahan Gajah Bengkulu Dikritik
A A A
YOGYAKARTA - Pemindahan dua gajah asal Bengkulu ke Kebun Binatang Yogyakarta menuai protes dari kalangan aktivis pemerhati lingkungan dan hewan.

Para aktivis pun akan menulis petisi penolakan pemindahan dua ekor gajah sumatera (elephas maximus sumateranus) bernama Shinta dan Natasya itu dari Pusat Konservasi Gajah Seblat, Bengkulu, ke Kebun Raya dan Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta.

Animals Indonesia menggelar aksi di titik 0 kilometer Yogyakarta. Juru Kampanye Animals Indonesia, Elizabeth Laksmi mengatakan, pemindahan ini merupakan bentuk pengekangan terhadap hewan. Sebab selama di Pusat Konservasi Gajah Seblat terletak di dalam Taman Wisata Alam Seblat seluas 7.000 hektare.

Sementara di Kebun Binatang Gembiraloka hanya diletakkan di kandang dengan kondisi dirantai. "Kami mendapatkan informasi dari Bengkulu jika Shinta dan Natasha dipindah ke Yogyakarta, kami menolak. Ini kan menjadi masalah karena beda lingkungan," kata Elizabeth, kemarin.

Selain itu, selama di konservasi kedua gajah tersebut mendapatkan waktu untuk mengeksplorasi kawasan Seblat. Kedua gajah bisa memakan pakan alami dan mineral di permukaan tanah."Bisa mandi di sungai yang mengalir," jelasnya.

Dia menambahkan, perbedaan lingkungan membuat Shinta dan Natasha menjadi stres. Sebab di kawasan konservasi hanya bertemu beberapa orang, sementara di kebun bintang akan bertemu banyak orang."Di kebun binatang akan dinaiki pengunjung sebagai hiburan," tuturnya. Laksmi mengatakan, untuk itu pihaknya akan berusaha agar kedua gajah tersebut dikembalikan ke habitatnya.

Dia mengatakan, penolakan pemindahan Shinta dan Natasya imbuhnya juga di dukung oleh Gubernur Bengkulu."Aktivis Bengkulu juga akan membuat petisi agar dua gajah tersebut bisa dikembalikan lagi ke habitatnya," katanya.

Okezone
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8388 seconds (0.1#10.140)