Jangan Sungkan Pilih Warna-Warna Ngejreng

Minggu, 04 Januari 2015 - 11:30 WIB
Jangan Sungkan Pilih Warna-Warna Ngejreng
Jangan Sungkan Pilih Warna-Warna Ngejreng
A A A
PERGANTIAN tahun identik dengan perubahan tren, begitu pula dalam dunia fesyen. Jika sebelumnya tren busana di dom inasi warna lembut, di 2015 warna berani yang “Ngejreng” dan lebih bebas justru bakal menjadi tren.

Pengamat mode Kota Palembang, Faril, mengatakan untuk 2015, tren fashion yang bermain dengangradiasi warnawarna cerah, seperti shocking pink, biru elektrik, kuning cerah, orange dan lain-lainakan lebih diminati.

Selain memberikan kesan yang lebih fun, warna ini juga identik dengan keberanian dan kebebasan dalam berekspresi. Warna-warna ini merupakan metamorphosis dari tren sebelumnya yang cenderung lebih soft.

“Pada 2014 lalu, tren cenderung banyak bermain dengan warna-warni yang lembut seperti pastel. Sehingga, kesan yang ditampilkan lebih feminim. Namun, untuk tahun ini tren fesyen lebih berani dengan mengusung warna-warna bright yang glamour,” ujar Faril di Salon Faril Jalan Anggrek No. 1 Palembang.

Selain dari sisi warna, kata Faril, identitas tren di tahun kambing kayu ini juga terlihat dari permainan motif. Corak floral dan garis-garis asimetris akan banyak diminatipara pecinta fesyen. Sementara untuk cuttingnya (potongan) lebih menunjukan kesan disconnected. Seperti rok pendek yang dipadukan dengan busana lain yang lebih panjang.

“Pada dasarnya tren tetap bergantung dengan karakter masing-masing individu. Namun, demikian arah fesyen di tahun ini cenderung lebih berani dan ekspresif,” ujar desainer sekaligus hair stylishini. Faril menjelaskan, untuk tren rambut 2015, gaya ala Korean style dan harajuku Jepang akan tetap berjaya. Model panjang dan feminim akan berpadu dengan ombre. Yakni tren warna rambut bergradiasi.

Selayaknya busana, tren rambut juga mengarah pada warna-warna cerah. Seperti warna biru- hijau, magentamarun, blonde- coklat dan lain-lain. “Jadi untuk 2015 jangan takut bereksperimen dengan tampilan. Sebab, tak jarang gaya-gaya yang “tak wajar” justru dapat menjadi tren,” ucap Faril.

Terpisah, Desainer Kota Palembang, Brilianto, menuturkan untuk tren busana di Indonesia secara umum akan benyak mengacu pada perhelatan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015. Adapun icon warna yang dipilih untuk tahun ini adalah cooper orange. Warna ini dipilih karena dianggap dapat merefleksikan kehangatan masyarakat Indonesia. Selain itu, cooper orange juga mewakili eksotisme sinar matahari pagi dan indahnya warna tanah di negara tropis seperti Indonesia.

“Pemilihan warna ini juga telah melalui riset para penggerak fashion. Warna ini juga banyak dipilih karena begitu menyatu dengan keseharian masyarakat Indonesia. Sehingga, kendati warna lain juga banyak muncul namun cooper orang tetap akan menjadi warna utama,” papar Brilianto. Terkait motif, kata Bian, akan terbagi ke dalam dua musim sesuai dengan yang ada di Indonesia.

Musim panas akan mempengaruhi lahirnya motifmotif floral. Sementara, motif abstrak ataupun polos akan hadir saat musim hujan. “ Untuk model baju akan kembali kepada era kebebasan sesuai dengan tema tren fesyen 2015 yakni “a freedom fashion movement”.

Hal ini juga berarti keunikan dan kreatifitas masyarakat dalam berpakaian sesuai dengan jati diri masingmasing,” terang peserta IFW 2015 ini. Dalam hal ini, lanjut Brilianto, masyarakat dinilai sah-sah saja untuk menciptkan tren mereka masing-masing sesuai dengan perannya. Sebagai gambaran untuk seorang dokter maka dapat mengaplikasikan kemeja dan jas dengan celana panjang dan sepatu pantofel, pengusaha blazer, blouse, dan lain-lain.

“Kebebasan berbusana di 2015 ini juga mengarah pada tren busana urban fashion,” jelas Brilianto. Menurut Brilianto, bila dibandingkan dengan tahun 2014 lalu, sebenarnya tren yang diusung tidak banyak berbeda. Hanya saja, tahun sebelumnya lebih banyak bercerita tentang future (masa depan). Sehingga, tren yang muncul lebih banyak cuttingyang tidak lazim namun tetap fashionable.

Febria astuti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6997 seconds (0.1#10.140)