11 Kapal Sonar Sisir Teluk Kumai Cari AirAsia

11 Kapal Sonar Sisir Teluk Kumai Cari AirAsia
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 11 kapal berteknologi sonar (sound navigation and ranging) ditempatkan di perairan sekitar Teluk Kumai, Kalimantan Tengah.
Belasan kapal tersebut bertugas mencari badan pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar lokasi ditemukan tumpahan minyak.
Berbekal teknologi sonar, kapal-kapal itu juga untuk mendeteksi keberadaan benda di bawah permukaan laut.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan teknologi sonar tetap mampu beroperasi di tengah cuaca buruk dan ombak besar.
Berbeda dengan kapal perang yang tidak mampu berbuat banyak saat cuaca buruk. "Sistem sonarnya tidak ada kaitan dengan cuaca, gelombang," kata Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).
Soelistyo mengatakan, tinggi gelombang laut pada hari ini mencapai enam meter. Kondisi itu menghambat kapal dalam melakukan pencarian.
Alhasil, sejumlah kapal memilih bergeser ke titik yang lebih aman guna menghindari cuaca buruk. "Ini untuk keamanan kita bersama," kata Soelistyo.
Belasan kapal tersebut bertugas mencari badan pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar lokasi ditemukan tumpahan minyak.
Berbekal teknologi sonar, kapal-kapal itu juga untuk mendeteksi keberadaan benda di bawah permukaan laut.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan teknologi sonar tetap mampu beroperasi di tengah cuaca buruk dan ombak besar.
Berbeda dengan kapal perang yang tidak mampu berbuat banyak saat cuaca buruk. "Sistem sonarnya tidak ada kaitan dengan cuaca, gelombang," kata Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).
Soelistyo mengatakan, tinggi gelombang laut pada hari ini mencapai enam meter. Kondisi itu menghambat kapal dalam melakukan pencarian.
Alhasil, sejumlah kapal memilih bergeser ke titik yang lebih aman guna menghindari cuaca buruk. "Ini untuk keamanan kita bersama," kata Soelistyo.
(dam)