Cari Korban AirAsia, Polisi Sisir Perairan Utara Jawa Tengah
A
A
A
SEMARANG - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mengerahkan kapal patroli dan helikopter lengkap dengan krunya untuk menyisir perairan utara Jawa Tengah. Langkah itu dilakukan untuk membantu pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Tim yang menyisir perairan utara Jawa Tengah berangkat dari Markas Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Polda Jawa Tengah, Kompleks Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Jumat (2/1/2015).
Namun, penyisiran Jumat ini tak berlangsung mulus. Baru sekitar 2 mil dari bibir pantai, ombak besar langsung menghantam, cuaca cukup mendung.
Kepala Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Jateng Kombes Pol M Badrus yang memimpin pencarian memerintahkan untuk kembali ke pelabuhan. Cuaca membahayakan.
"Kita patroli sekaligus mencari korban AirAsia yang hanyut dimungkinkan ke arah selatan menuju perairan utara Jawa (Tengah)," ungkapnya.
Kapal patroli yang digunakan saat pencarian itu Tipe C-2 Nomor Lambung: IX-2007/Tugu Muda dengan panjang 11,5 meter. Kapal ini buatan Australia yang diresmikan pada Rabu 13 Desember 2013 oleh Kapolda Jateng saat itu, Irjen Pol Dwi Priyatno. Selain menggunakan kapal, penyisiran juga dilakukan melalui jalur udara, dengan menggunakan helikopter Polda Jawa Tengah.
"Cuaca tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian. Ombak di perairan utara Jawa Tengah mencapai ketinggian 2 meter, tadi rekan-rekan wartawan juga tahu (ombaknya)," tambahnya.
"Para korban bisa saja hanyut hingga ke sini, karena angin musim barat sampai Februari. Patroli ini dan imbauan cuaca buruk ini juga antisipasi bagi para wisatawan," tambah Kepala Bagian Operasional Dit Polair Polda Jateng AKBP Wawan Kurniawan.
Diwawancarai terpisah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali menyebut pihaknya mengerahkan 15 kapal patroli berbagai tipe termasuk helikopter untuk menyisir perairan dalam rangka membantu pencarian para korban AirAsia QZ8501. Sejauh ini memang belum ditemukan jenazah maupun puing di perairan utara Jawa Tengah.
"Kami juga mengirimkan enam anggota Disaster Victim Identification (DVI), dua anggota ke Pangkalan Bun, dan dua ke Surabaya. Di Pangkalan Bun dipimpin Ibu Hastry (AKBP Sumy Hastry Purwanti). Tim sampai kapan bekerja, belum tahu. Nanti dari Mabes yang menentukan."
Tim yang menyisir perairan utara Jawa Tengah berangkat dari Markas Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Polda Jawa Tengah, Kompleks Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Jumat (2/1/2015).
Namun, penyisiran Jumat ini tak berlangsung mulus. Baru sekitar 2 mil dari bibir pantai, ombak besar langsung menghantam, cuaca cukup mendung.
Kepala Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Jateng Kombes Pol M Badrus yang memimpin pencarian memerintahkan untuk kembali ke pelabuhan. Cuaca membahayakan.
"Kita patroli sekaligus mencari korban AirAsia yang hanyut dimungkinkan ke arah selatan menuju perairan utara Jawa (Tengah)," ungkapnya.
Kapal patroli yang digunakan saat pencarian itu Tipe C-2 Nomor Lambung: IX-2007/Tugu Muda dengan panjang 11,5 meter. Kapal ini buatan Australia yang diresmikan pada Rabu 13 Desember 2013 oleh Kapolda Jateng saat itu, Irjen Pol Dwi Priyatno. Selain menggunakan kapal, penyisiran juga dilakukan melalui jalur udara, dengan menggunakan helikopter Polda Jawa Tengah.
"Cuaca tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian. Ombak di perairan utara Jawa Tengah mencapai ketinggian 2 meter, tadi rekan-rekan wartawan juga tahu (ombaknya)," tambahnya.
"Para korban bisa saja hanyut hingga ke sini, karena angin musim barat sampai Februari. Patroli ini dan imbauan cuaca buruk ini juga antisipasi bagi para wisatawan," tambah Kepala Bagian Operasional Dit Polair Polda Jateng AKBP Wawan Kurniawan.
Diwawancarai terpisah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali menyebut pihaknya mengerahkan 15 kapal patroli berbagai tipe termasuk helikopter untuk menyisir perairan dalam rangka membantu pencarian para korban AirAsia QZ8501. Sejauh ini memang belum ditemukan jenazah maupun puing di perairan utara Jawa Tengah.
"Kami juga mengirimkan enam anggota Disaster Victim Identification (DVI), dua anggota ke Pangkalan Bun, dan dua ke Surabaya. Di Pangkalan Bun dipimpin Ibu Hastry (AKBP Sumy Hastry Purwanti). Tim sampai kapan bekerja, belum tahu. Nanti dari Mabes yang menentukan."
(zik)