Kabut Duka di Rumah Penumpang AirAsia QZ8501
A
A
A
MALANG - Suasana duka menyelimuti keluarga Hartatik, orangtua Dona Indah Nurwatie, salah satu penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang menghilang dan ditemukan telah hancur berantakan, di Pangkalan Bun, Perairan Selat Karimata.
Bersama sanak saudaranya, keluarga Hartatik terus memanjatkan doa di rumah Dona, di Jalan Simpang Gading Kasri, No 16, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Berdasarkan pengamatan langsung, terdengar lantunan surat Yasin dan tahlil. Acara doa bersama warga Jalan Simpang Gadingkasri, itu rencananya akan berlangsung sampai Dona bersama suaminya Gusti Made Bobi Sidartha dan kedua anaknya Gusti Ayu Putrian Permata dan Gusti Ayu Made Keisha dibawa pulang ke rumahnya.
Saat ditemui wartawan, Hartatik terlihat sangat shock dengan berita langsung yang dilihatnya di televisi. Sampai-sampai dia enggan menerima wartawan yang telah berada di rumahnya sejak siang.
“Mohon maaf kami sekeluarga sedang bersedih. Kami jangan diganggu dulu. Kalau kami dipaksakan untuk menemui mas-mas nanti saya bisa jatuh sakit. Sekali lagi saya mohon maaf ya. Doakan anak dan cucu saya selamat,” ungkap dia dari balik pagar rumah Dona, Selasa (30/12/2014).
Setelah menemui wartawan, Hartatik dipapah masuk ke ruang tamu oleh anggota keluarganya. “Maaf ya mas, Bu Hartatik sedang sedih. Kami di sini sedang menunggu kabar dari Surabaya,” ucap salah satu keluarga Dona yang lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim SAR menemukan sejumlah serpihan pesawat AirAsia yang sebelumnya dikabarkan hilang, berada di laut Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara di Selat Karimata, enam jenazah berhasil dievakuasi.
Bersama sanak saudaranya, keluarga Hartatik terus memanjatkan doa di rumah Dona, di Jalan Simpang Gading Kasri, No 16, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Berdasarkan pengamatan langsung, terdengar lantunan surat Yasin dan tahlil. Acara doa bersama warga Jalan Simpang Gadingkasri, itu rencananya akan berlangsung sampai Dona bersama suaminya Gusti Made Bobi Sidartha dan kedua anaknya Gusti Ayu Putrian Permata dan Gusti Ayu Made Keisha dibawa pulang ke rumahnya.
Saat ditemui wartawan, Hartatik terlihat sangat shock dengan berita langsung yang dilihatnya di televisi. Sampai-sampai dia enggan menerima wartawan yang telah berada di rumahnya sejak siang.
“Mohon maaf kami sekeluarga sedang bersedih. Kami jangan diganggu dulu. Kalau kami dipaksakan untuk menemui mas-mas nanti saya bisa jatuh sakit. Sekali lagi saya mohon maaf ya. Doakan anak dan cucu saya selamat,” ungkap dia dari balik pagar rumah Dona, Selasa (30/12/2014).
Setelah menemui wartawan, Hartatik dipapah masuk ke ruang tamu oleh anggota keluarganya. “Maaf ya mas, Bu Hartatik sedang sedih. Kami di sini sedang menunggu kabar dari Surabaya,” ucap salah satu keluarga Dona yang lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim SAR menemukan sejumlah serpihan pesawat AirAsia yang sebelumnya dikabarkan hilang, berada di laut Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara di Selat Karimata, enam jenazah berhasil dievakuasi.
(san)