Musuh Transportasi Udara, Awan Cumulonimbus Ditakuti Pilot?
A
A
A
JAKARTA - Hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan Indonesia, diduga berawal dari manuver untuk menghindari awan cumulonimbus atau cb. Awan jenis ini disebut-sebut menjadi salah satu 'musuh' transportasi udara.
Apa itu awan cumulonimbus yang konon sering dihindari para pilot?
Cumulonimbus berasal dari bahasa latin cumulus. Cumulus berarti terakumulasi, dan "nimbus" berarti hujan.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Pembentukan awan ini terjadi ketika gelembung udara hangat lembab vertikal lepas dari permukaan.
Cumulonimbus ini juga bisa terbentuk sendiri, secara berkelompok atau di sepanjang front dingin di garis squall (hujan badai).
Awan cumulonimbus sendiri merupakan awan bervolume besar dengan tekanan 150 hektopascal (HPa). Tekanan ini mampu menyebabkan goncangan pada pesawat atau turbulensi.
Selain itu, gumpalan awan ini juga bisa menciptakan petir melalui jantung awan. Asalnya, awan cumulus kongestus sebagai pembentuk cumulonimbus dapat terbentuk lagi menjadi supersel.
Inilah yang bisa menciptakan sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.
Biasanya, cumulonimbus ini berada di posisi rendah. Biasa di ketinggian 34.000 kaki (10,4 Km), dan mampu menjulang hingga ketinggian 60.000 kaki (18,2 Km) di atas permukaan laut.
Apa itu awan cumulonimbus yang konon sering dihindari para pilot?
Cumulonimbus berasal dari bahasa latin cumulus. Cumulus berarti terakumulasi, dan "nimbus" berarti hujan.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Pembentukan awan ini terjadi ketika gelembung udara hangat lembab vertikal lepas dari permukaan.
Cumulonimbus ini juga bisa terbentuk sendiri, secara berkelompok atau di sepanjang front dingin di garis squall (hujan badai).
Awan cumulonimbus sendiri merupakan awan bervolume besar dengan tekanan 150 hektopascal (HPa). Tekanan ini mampu menyebabkan goncangan pada pesawat atau turbulensi.
Selain itu, gumpalan awan ini juga bisa menciptakan petir melalui jantung awan. Asalnya, awan cumulus kongestus sebagai pembentuk cumulonimbus dapat terbentuk lagi menjadi supersel.
Inilah yang bisa menciptakan sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.
Biasanya, cumulonimbus ini berada di posisi rendah. Biasa di ketinggian 34.000 kaki (10,4 Km), dan mampu menjulang hingga ketinggian 60.000 kaki (18,2 Km) di atas permukaan laut.
(mhd)