Selamatkan Lapangan Merdeka

Senin, 29 Desember 2014 - 13:05 WIB
Selamatkan Lapangan...
Selamatkan Lapangan Merdeka
A A A
MEDAN - Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kota Medan menggelar upacara pembacaan proklamasi di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (28/12). Upacara ini digelar untuk mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka.

Lapangan Merdeka Medan memiliki sejarah penting karena dulu lokasi ini menjadi tempat rapat umum rakyat ketika proklamasi. Selain itu, sebagai lokasi sosialisasi sumpah pemuda dan penyatuan ikrar menolak Partai Komunis Indonesia (PKI). Upacara ini dipimpin Muhammad TWH. Pelaksanaan upacara proklamasi layaknya upacara sungguhan yang dilakukan dalam memperingati HUT RI.

Upacara itu diikuti perwakilan anggota Legiun Veteran Medan-Provinsi Sumatera Utara, Pengurus Angkatan Dewan Harian Cabang DHC 45 Kota Medan. Pada upacara itu, Muhammad TWH mengajak semua warga Medan bersama-sama memperjuangkan lapangan Merdeka Medan agar tetap eksis sesuai fungsinya. Muhammad mengaku prihatin dengan kondisi lapangan yang kini beralih fungsi.

Sebab, lahan parkir railink yang saat ini dibangun tepat berdampingan dengan situs monumen perjuangan/ proklamasi nasional Indonesia 1945 di Medan telah merusak 3 dari 17 anak tangga yang ada di sisi timur Tanah Lapangan Merdeka. Monumen yang dibangun sejak tahun 1986 itu juga terhimpit konstruksi beton yang berdiri tegak.

Padahal monumen tersebut merupakan bukti adanya peristiwa bersejarah dalam menyiapkan dan mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia untuk wilayah Pulau Sumatara sekaligus tempat dibacakan teks proklamasi 17 Agustus 1945 pada 06 Oktober 1945. “Kita mengharapkan agar Tanah Lapangan Merdeka dikembalikan ke fungsinya,” katanya.

Selanjutnya mereka mengecam tindakan Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam hal pembangunan parkir Railink. Selain itu, sederetan ruko-ruko di atasnya telah mengusik Lapangan Merdeka. Padahal sejak 6 Oktober 1945, Lapangan Merdeka diresmikan setelah diubah dari Esplanade. Sesuai Perda Nomor 11/1951, Tanah Lapangan Merdeka berfungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan, sosial, dan budaya

Terpisah, koordinator panitia pelaksana mengatakan, Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kota Medan, akan terus menggelar Festival Lapangan Merdeka (FLM). Pelaksanaan FLM sudah dimulai sejak Minggu (14/12)- Minggu (21/12) dengan berbagai kegiatan.

Kali ini, Minggu (28/12), FLM dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti upacara pembacaan teks proklamasi, membuat 1.000 biopori, dan membentangkan 1.000 meter kain putih sebagai wujud dari tindakan memerdekakan Lapangan Merdeka. Wahyu mengatakan, sekitar 46 komunitas di Medan tidak akan berhenti memperjuangkan Lapangan Merdeka Medan dikembalikan sesuai fungsinya.

“Kami ingin menyapa warga Kota Medan, Pemerintah Kota Medan, dan DPRD Kota Medan, dalam mengumumkan kembali bahwa tanah Lapangan Merdeka pernah menjadi tempat dibacakannya teks proklamasi oleh Gubernur Sumatera Mr Teuku Muhammad Hasan pada 06 Oktober 1945,” katanya.

Dijelaskannya, pelaksanaan Festival Lapangan Merdeka ini akan membuat 1.000 biopori di Lapangan Merdeka sebagai simbol pulihnya ekosistem dan sistem daur hidup lingkungan buatan kota ini. Selanjutnya 1.000 meter kain putih adalah simbol dari perlunya Pemko Medan mendengarkan keinginan warganya dalam mengelola dan membangun kota ini.

Seribu warga siap berdiri menyatakan kepeduliannya akan masa depan kota ini. Karena itu, pihaknya meminta Pemko Medan meninjau ulang segala bentuk kesepakatan dalam mengalihfungsikan lahan di sisi timur dan sisi barat Lapangan Merdeka.

Dengan begitu, tahun 2015, status dan fungsi Tanah Lapangan Merdeka sesuai dengan Perda No 14/1951 dan Perda No 13/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), akan dijabarkan lagi secara detail dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang masih proses legalisasi di DPRD.

Irwan Siregar
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)