20 Rumah Terendam Air Hujan

Senin, 29 Desember 2014 - 12:25 WIB
20 Rumah Terendam Air Hujan
20 Rumah Terendam Air Hujan
A A A
KULONPROGO - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kulonprogo menyebabkan 20 rumah warga di pedukuhan Jogahan Desa Bumirejo Kecamatan Lendah terendam air hujan. Ketinggian air antara 5 hingga 30 sentimeter.

Warga berharap ada tindakan dari pemerintah karena banjir di wilayah ini sudah menjadi langganan. Salah seorang warga Suprihati mengatakan, wilayahnya me rupakan salah satu dataran rendah. Akibatnya, ketika musim hujan air dari beberapa pedukuhan di sekitarnya mengalir ketempat ini. Hal inilah yang memicu terjadinya genangan air hingga masuk ke dalam rumah penduduk.

Menurutnya ada sekitar 20 rumah penduduk yang tergenang. Air hujan ini mulai masuk ke pemukiman pada Sabtu (27/12) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Namun hingga kemarin siang, air tidak juga surut. Masih banyak warga yang melakukan bersih-bersih untuk mengeluarkan air dari dalam rumah.

“Untuk tahun ini, baru kali ini dan langsung mengancam rumah warga,” katanya. Warga yang lain, Haryati mengatakan genangan air di dalam rumah berkisar antara 5 hingga 30 sentimeter, tergantung lokasinya. Namun untuk di luar rumah atau di pekarangan air bisa mencapai lutut orang dewasa. Menurutnya, genangan air kali ini paling parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini diakibatkan ambrolnya saluran air di sisi selatan yang mengakibatkan air tersumbat. Warga sendiri sudah mengupayakan pembukaan tetapi hasilnya tidak maksimal. Apalagi gorong-gorong yang ada juga sangat kecil. “Dulu tidak seperti ini. Sekarang banyak bangunan baru yang tidak memperhatikan alur buangan air hujan,” ujarnya.

Dulu air buangan dari pedukuhan sekitar memang mengalir di wilayah ini. Namun ketika ma sih banyak areal sawah, air akan lebih mudah mengalir. Kini banyak toko dan bangunan permanen di sekitar perempatan Cangakan yang menghambat aliran air hujan. Kepala Dukuh Jogahan Sudarmini mengaku sudah sering mengadukan permasalahan air hujan kepada pemerintah yang ada di atasnya.

Hampir setiap tahun dia sudah melaporkan tetapi tidak banyak mendapatkan respons. “Sekarang belum saya laporkan, sudah jeleh (bosan),” ujarnya. Menurutnya, pada 2014, pedukuhan Jogahan mendapatkan bantuan gotong royong pemberdayaan masyarakat. Bantuan dana senilai Rp8 juta ini dipakai untuk membangun drainase dan air buangan hujan. Namun pembangunan belum selesai, air hujan sudah menggenang. “Pekerjaan belum selesai, sudah keduluan air hujan,” katanya.

Warga berharap pemerintah segera merespons permasalahan yang ada. Bantuan yang ada dinilai sangat minim dan tidak sebanding dengan kebutuhan anggaran untuk proyek drainase.

kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7909 seconds (0.1#10.140)