Pasar Klewer Terbakar

Minggu, 28 Desember 2014 - 12:38 WIB
Pasar Klewer Terbakar
Pasar Klewer Terbakar
A A A
SOLO - Kebakaran besar melanda Pasar Klewer, salah satu pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia, tadi malam. Ratusan kios dan los hangus dan menimbulkan kerugian yang mencapai ratusan juta rupiah.

Hingga pukul 22.30 WIB, api belum berhasil dikendalikan meski puluhan mobil pemadam sudah dikerahkan dan turun hujan. Api pertama kali terlihat sekitar pukul 20.00 WIB dari bangunan yang berada di lantai dua. Api kian membesar disertai asap yang membumbung tinggi sehingga api terlihat dari jarak yang cukup jauh.

Upaya petugas pemadam kebakaran mengendalikan si jago merah tidak berjalan mulus. Tadi malam di lokasi yang berdekatan dengan tempat kejadian digelar malemanSekaten sehingga membuat mobil pemadam kebakaran sulit untuk memasuki lokasi. Petugas juga terhambat pintupintu kios sudah ditutup, sehingga membuat nyala api sulit untuk dilokalisir akibat banyaknya bahan tekstil yang ditinggalkan pedagang.

Mereka kemudian menjebol beberapa kios pasar yang sudah ada sejak zaman pemerintah kolonial Belanda pada bagian selatan dan barat untuk memasukkan selang dan menyemprotkan air.

“Di kawasan itu kan ada Sekaten selain itu malam minggu jalan-jalan di Solo macet,” ujar salah seorang petugas pemadam kebakaran, Haryani. Banyaknya material teksil yang ada di pasar itu membuat nyala api cepat membesar dan melalap habis ratusan kios yang ada di pasar itu. Ditambah dengan kencangnya hembusan angin yang membuat api cepat menyebar.

Pejabat humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) , Kusbani, menyebutkan kebakaran itu membuat setidaknya ratusan kios yang berada di lantai dua ludes terbakar. Selain itu atap pasar yang ada di lantai dua hancur dilalap api. Dugaan sementara api tersebut berasal dari korsleting listrik yang terjadi di salah satu kios yang berada di lantai dua pasar.

“Dugaan sementara korsleting listrik dan setelah itu api terus membesar,” ucapnya. Suasana sekitar lokasi kejadian terlihat panik. Para pedagang berlarian ke sana-ke mari mencoba menyelematkan barang dagangannya yang tersisa. Aliran listrik di sepanjang Jalan Pasar Kliwon, Jalan Slamet Riyadi dan hampir semua wilayah Kota Solo dipadamkan.

Para pedagang juga yang nekat menerobos masuk untuk menyelamatkan barang dagangan. Hal ini menghambat jalannya pemadaman. Beberapa kali para petugas pemadam kebakaran dan juga kepolisian harus bersitegang dengan para pedagang yang nekat masuk ke dalam pasar. Para petugas melarang para pedagang masuk ke dalam pasar dengan alasan keselamatan, akan tetapi para pedagang justru bersikeras, keselamatan barang dagangan adalah hal yang utama.

Ketegangan antara petugas dan pedagang itu akhirnya reda, setelah petugas bekerja keras untuk membujuk dan menahan para pedagang untuk tidak masuk ke dalam pasar. Para pedagang tersebut akhirnya hanya bisa menangis dan melihat kios-kios mereka yang habis dilalap api. Hujan gerimis yang mengguyur mulai pukul 22.30 WIB, tidak mampu menyurutkan nyala api. hingga Para petugas pemadam kebakaran dari sejumlah wilayah yang ada di Solo masih berjibaku melawan nyala api.

Kasie Kedaruratan Logistik, BadanPenanggulanganBencana Daerah (BPBD) Kota Solo Jono Tumpo mengatakan pihaknya sudah meminta bantuan mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Sragen dan Karanganyar. Namun kencangnya angin menyulitkan upaya pemadaman.

“Ini masih terus berkobar, kemungkinan masih lama,”ujarnya. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan juga Wakil Wali Kota Achmad Purnomo yang datang ke lokasi kejadian ikut membantu para petugas untuk memadamkan api. Selain itu dua pimpinan masyarakat solo tersebut juga berusaha menenangkan para pedagang yang kiosnya terbakar.

Wali kota meminta para pedagang untuk bersabar dan tidak gegabah untuk masuk ke lokasi demi keselamatan diri masing-masing. Pasar Klewer Surakarta di Jl Dr Radjiman, ini merupakan bangunan yang sudah ada sejak tahun 1942. Kemudian pada pada 1970 pasar itu dibangun dua lantai dan penggunaanya diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Kini pasar tersebut diperkirakan dihuni oleh sekitar 2.000 orang pedagang yang menempati kios dan los. Selain itu ada juga pedagang oprokan yang berjualan berkeliling. Sebagai pusat perdangan terbesar, perputaran uang di pasar ini sempat mencapai Rp8 miliar per hari.

Arief setiadi/ Ahmad antoni
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6218 seconds (0.1#10.140)