Peternak Ikan Merugi karena Banjir

Minggu, 28 Desember 2014 - 11:53 WIB
Peternak Ikan Merugi karena Banjir
Peternak Ikan Merugi karena Banjir
A A A
PURWAKARTA - Puluhan warga Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, memanfaatkan bencana banjir Cilencang yang merendam puluhan hektare sawah dan kolam ikan di desa mereka.

Pasalnya pascahujan deras yang mengguyur Rabu malam lalu banyak ikan yang dibudidayakan petani kabur dari kolam penakaran ikan. Dari pantauan KORAN SINDO, warga beramai-ramai menangkap ikan menggunakan jala, seser dan pancingan di sungai dan areal pesawahan yang sebelumnya terendam banjir. Karena memasuki libur panjang, selain orang dewasa banyak anak-anak usia sekolah dasar yang memamfaatkan mementum ini. Mereka ramairamai berburu ikan.

”Ya, banyak yang lepas dari penangkaran, makanya dijala saja. Ikannya lumayan banyak. Pemiliknya sudah merelakan daripada tidak diambil sayang,” kata Didin Sanusi, 32. Hasil yang didapat warga cukup lumayan. Didin mengaku mendapatkan lima kilogram ikan. Bahkan ada yang mendapat 10 kilogram ikan. Ikan yang didapat mereka rata-rata ikan jenis ikan emas, dan nila.

Seperti diketahui, setiap hujan mengguyur, banjir cilencang kerap melanda daerah ini Meskipun banjir tidak berlangsung lama, namun bencana ini membuat para petani merugi terutama petani ikan. Puluhan ton ikan yang dibudidayakan di kolam-kolam milik mereka kabur terbawa arus air. Salah seorang petani ikan air tawar Said, 42, mengaku merugi puluhan juta rupiah akibat bencana banjir cilencang tersebut.

Sedikitnya delapan kuintal ikan yang dibudidayakan di kolam miliknya hampir seluruhnya habis terbawa arus air. “Tadi saya cek. Mudah-mudahan ada yang tersisa. Ternyata habis. Di kolam tinggal tesisa sedikit lagi. Kalau ditanya rugi belum tau, ditaksir mah sekitar Rp20 juta,” tutur dia. Dia menyebutkan, banjir cilencang yang berasal dari irigasi teknis setiap kali hujan turun di desa tersebut memang menjadi permasalahan serius. Terlebih selain kolam ikan air tawar yang terendam, air juga merendam sawah dan permukiman penduduk.

“Meskipun air cepat surut, namun akibat bencana ini warga terutama para petani ikan merugi. Saya harap ada perbaikan irigasi. Perbaikan tidak mungkin dilakukan dengan alat seadanya, butuh alat berat untuk mengeruk irigasi itu dan butuh peran pemerintah,” harap salah seorang petani ikan air tawar tersebut.

Didin jalaludin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3281 seconds (0.1#10.140)