2015, Produksi Beras Dipatok 11 Juta Ton

Sabtu, 27 Desember 2014 - 12:35 WIB
2015, Produksi Beras...
2015, Produksi Beras Dipatok 11 Juta Ton
A A A
SUBANG - Dalam mempercepat swasembada pangan, Presiden Joko Widodo menyerahkan 1.099 unit traktor tangan kepada 19 kelompok tani dan sembilan perwakilan kelompok tani.

“Tahun depan Jawa Barat mempunyai kesanggupan untuk menambah produksi beras 2 juta ton. Kita beri traktor 1.099 unit. Nanti tahun depan tambah lagi beberapa kali lipat,” ujarnya pada penyerahan traktor yang di lakukan di Lapangan Pertamina Bojong Jaya, Kecamatan Pusaka Jaya, Subang, kemarin.

Jokowi menambahkan, Jabar mempunyai tugas paling besar karena Jabar selama ini menjadi lumbung padi nasional. “Saya rasa ini betul-betul kita gunakan dalam rangka produksi karena kita tidak mau negara kita impor beras,” ungkapnya. Dia melanjutkan, Indonesia adalah negara agraris namun diakuinya, irigasi sawah sudah sekian tahun belum diperbaiki.

“Lebih dari 15 tahun kita tidak pernah membangun waduk baru. Ini yang ingin kita kejar. Target saya kepada Kementerian Pertanian, 3 tahun harus sudah bisa swasembada,” imbuhnya. Jokowi ingin berkonsentrasi pada perbaikan irigasi, membangun bendungan, dan alatalat pertanian. “Sekarang ini kita bagi 1.099 unit traktor di Jawa Barat. Nantinya di Indonesia kurang lebih 7.000 traktor. Tahun depan alat-alat pertanian yang kita bagi kira-kira 65.000. Semuanya kita ingin kejar agar alat-alat pertanian dipegang oleh petani,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah telah menyetujui anggaran sebesar Rp15 triliun yang berasal dari APBN-P untuk sektor pertanian. Anggaran tersebut akan digunakan pada 2015 mendatang. “Kita fokus ke faktor produksi seperti irigasi, benih, pupuk, alsinta atau alat mesin pertanian. Infrastruktur dasar itu untuk perbaikan irigasi 1 juta he ktar,” ujarnya.

Amran menyatakan, demi mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun mendatang, pihaknya mendorong pening katan produksi padi sebanyak 11 juta ton pada 2015 dari wilayah-wilayah penghasil padi di Indonesia. “Para gubernur telah mendukung rencana swasembada dan berjanji akan mening katkan produksi dengan total keseluruhan 11 juta ton,” kata Amran.

Amran menjelaskan, beberapa wilayah yang akan meningkatkan produksi padi antara lain adalah Jabar dan Jawa Timur yang menyanggupi kenaikan sebesar dua juta ton, sementara untuk Jawa Tengah sebanyak 1,5 juta ton, dan Sumatera Barat serta Sumatera Utara masing-masing satu juta ton. “Seluruhnya 11 juta ton, jika separuhnya terpenuhi, maka swasembada bisa tercapai,” ujar Amran. Beberapa langkah yang telah di ambil oleh Kementerian Pertanian adalah merealiasikan dana kontingensi sebesar Rp600 miliar dan melakukan refocusing anggaran dimana anggaran untuk bangunan dialihkan untuk sektor pertanian sebesar Rp4,1 triliun.

“Kami melakukan refocusing anggaran di mana awalnya diperuntukkan untuk bangunan pada 2015, tapi kami alihkan untuk pertanian Rp4,1 triliun, dan di APBNP 2015 kami usulkan Rp20 triliun,” ujar Amran. Untuk mencapai kenaikan produksi tersebut, Amran mengakui rencana itu tidak mudah di laksanakan, terlebih masih banyak permasalahan yang harus segera diselesaikan, terutama pada lima poin masalah yang didapati dari hasil pemantauan langsung di 14 provinsi di Indonesia.

“Ada lima persoalan yang dialami, pertama adalah rusaknya saluran irigasi, permasalahan pupuk, benih, alsinta, dan kurangnya penyuluh,” kata Amran. Amran menjelaskan, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 172/2014 yang akan mengakomodasi rencana kerja Kementerian Pertanian, salah satunya penyelesaian secara bertahap saluran irigasi untuk satu juta hektar lahan pada 2015.

“Saluran irigasi pa da tahun 2015 mendatang akan kami perbaiki secara bertahap, sementara masalah pupuk terkait distribusi di lapangan yang terkadang tidak cukup. Sementara serapan benih pada ta hun 2014 hanya 20%, ini mem buat produksi dari para petani kita mengalami penurunan,” ujar Amran.

Terkait permasalahan tersebut, Amran menambahkan, Kementerian Pertanian akan memberikan pupuk gratis sebanyak 57.000 ton dan bantuan benih gratis untuk lima juta hektar sawah di seluruh Indonesia. “Selain itu juga ada permasalahan alsinta dan kurangnya penyuluh bagi para petani,” tambah Amran.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertani an Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, penyediaan alat pertanian bisa membuat biaya produksi menjadi lebih murah. “Traktor ini dibutuhkan supaya olah tanah itu tidak terlambat. Kalau ada traktor begitu panen, dibajak, bisa diolah. Ongkos lebih murah sehingga kita lebih produktif, produksi lebih cepat, dan pertanian yang lebih baik,” katanya.

Gatot menambahkan, untuk penyerahan alat traktor dicari daerah yang belum jenuh. “Kita mencari daerah yang belum jenuh alsintanya. Kalau daerahnya sudah jenuh ga kita kasih. Jenuh artinya rasio lahan dan alsinnya sudah terpenuhi,” jelasnya.

Oktiani Endarwati
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)