Perbaikan Bendung Kandang Ranjang Terbengkalai
A
A
A
SUBANG - Perbaikan Bendung Kandang Ranjang di Kampung Cibeunying, Desa Dawuan Kidul, Kecamatan Dawuan, yang jebol sejak 10 bulan silam, hingga kini tidak jelas kelanjutannya. Hal ini berpotensi menyebabkan 450 hektare sawah yang mengandalkan pasokan air dari bendung tersebut, terancam kekeringan.
"Meski sekarang musim hujan, kalau bendungnya enggak diperbaiki, pasokan air ke sawah kami bisa tersendat. Kami khawatir tanaman padi kekurangan air," tutur petani Desa Dawuan Kidul, Olim (45), kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut dia, bendung tersebut pernah diperbaiki pada pertengahan 2013 dengan biaya dari APBD Jawa Barat. Adapun pembangunan linning-nya dibiayai APBD Subang. Namun, baru berjalan enam bulan pascaperbaikan, konstruksi bendung tiba-tiba jebol pada Maret 2014 dan sampai sekarang belum diperbaiki. Padahal, dirinya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan itu kepada pemkab.
"Kami sudah bosan, beberapa kali melaporkan kerusakan tapi enggak ada tindak lanjut perbaikan dari pemerintah. Padahal keberadaan bendung ini penting bagi kami, karena merupakan sumber utama pengairan bagi sekitar 450 hektare sawah di wilayah Dawuan Kidul dan sekitarnya," katanya.
Warga lainnya, Leman (35), mengaku heran konstruksi bendung yang baru beberapa bulan selesai diperbaiki, tiba-tiba jebol. Dia menduga, perbaikan bendung dengan anggaran diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah itu dilaksanakan asal jadi. Sebab, sepengetahuan dia, ketika bendung diperbaiki pertengahan 2013, tidak pernah jelas siapa pelaksana maupun nilai anggarannya.
"Ini kayak proyek misterius aja, pemborongnya enggak diketahui, jumlah anggaran dan volumenya enggak jelas. Pengerjaannya juga asal-asalan. Makanya baru selesai beberapa bulan udah jebol lagi. Harusnya pemborongnya disanksi, supaya enggak merugikan masyarakat," ucapnya.
Kepala Bidang Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang Ismail beralasan, bendung tersebut jebol akibat hantaman volume air yang meluap pada musim hujan awal 2014.
Dia mengaku sudah melaporkan kerusakan itu ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk segera diperbaiki.
"Setahu kami anggaran perbaikan bendung itu berasal dari pemprov, tapi nilainya enggak tahu. Kami juga berharap tahun depan bisa diperbaiki supaya pasokan air ke lahan sawah lancar," pungkasnya.
"Meski sekarang musim hujan, kalau bendungnya enggak diperbaiki, pasokan air ke sawah kami bisa tersendat. Kami khawatir tanaman padi kekurangan air," tutur petani Desa Dawuan Kidul, Olim (45), kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut dia, bendung tersebut pernah diperbaiki pada pertengahan 2013 dengan biaya dari APBD Jawa Barat. Adapun pembangunan linning-nya dibiayai APBD Subang. Namun, baru berjalan enam bulan pascaperbaikan, konstruksi bendung tiba-tiba jebol pada Maret 2014 dan sampai sekarang belum diperbaiki. Padahal, dirinya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan itu kepada pemkab.
"Kami sudah bosan, beberapa kali melaporkan kerusakan tapi enggak ada tindak lanjut perbaikan dari pemerintah. Padahal keberadaan bendung ini penting bagi kami, karena merupakan sumber utama pengairan bagi sekitar 450 hektare sawah di wilayah Dawuan Kidul dan sekitarnya," katanya.
Warga lainnya, Leman (35), mengaku heran konstruksi bendung yang baru beberapa bulan selesai diperbaiki, tiba-tiba jebol. Dia menduga, perbaikan bendung dengan anggaran diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah itu dilaksanakan asal jadi. Sebab, sepengetahuan dia, ketika bendung diperbaiki pertengahan 2013, tidak pernah jelas siapa pelaksana maupun nilai anggarannya.
"Ini kayak proyek misterius aja, pemborongnya enggak diketahui, jumlah anggaran dan volumenya enggak jelas. Pengerjaannya juga asal-asalan. Makanya baru selesai beberapa bulan udah jebol lagi. Harusnya pemborongnya disanksi, supaya enggak merugikan masyarakat," ucapnya.
Kepala Bidang Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang Ismail beralasan, bendung tersebut jebol akibat hantaman volume air yang meluap pada musim hujan awal 2014.
Dia mengaku sudah melaporkan kerusakan itu ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk segera diperbaiki.
"Setahu kami anggaran perbaikan bendung itu berasal dari pemprov, tapi nilainya enggak tahu. Kami juga berharap tahun depan bisa diperbaiki supaya pasokan air ke lahan sawah lancar," pungkasnya.
(zik)