Tanah Longsor, Rumah Wagiman Nyaris Roboh
A
A
A
SALATIGA - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Salatiga, Selasa (23/12) malam, membuat tanah pekarangan di belakang rumah Wagiman, 60, warga Dusun Butuh, Kutowinangun, Tingkir, Salatiga, longsor.
Akibatnya rumah tersebut nyaris roboh karena sebagian fondasi ikut longsor. Informasi yang dihimpun wartawan di lokasi kejadian kemarin menyebutkan, diduga tanah tersebut longsor lantaran tergerus derasnya arus air hujan yang mengalir ke tebing di belakang rumah Wagiman. Itu terjadi lantaran di sekitar pekarangan tidak ada saluran pembuangan air sehingga menggerus tanah. Sejumlah warga yang mengetahui kejadian itu langsung berdatangan.
Mereka lantas bergotong-royong membenahi bangunan rumah agar tidak roboh. Kemarin, sejumlah warga dibantu relawan dari Salatiga Peduli terlihat sedang memperbaiki fondasi yang rusak dengan memasang bambu penyangga. Warga mengaku pihak Kecamatan Tingkir sudah meninjau lokasi namun belum mengambil langkah terkait kejadian ini. Wagiman menuturkan, saat kejadian dirinya bersama sejumlah anggota keluarganya sedang berada di ruang tamu. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara gemuruh seperti tanah longsor berasal dari belakang rumah.
“Saya sempat panik saat mendengar suara gemuruh di belakang rumah. Lantas saya ke belakang mengecek. Ternyata tanah di bagian belakang rumah longsor,” tuturnya, kemarin. KoordinatorRelawanSalatiga Peduli, Santo Handoyo mengatakan, pihaknya dibantu warga mengambil langkah memasang bambu penyangga menghindari robohnya rumah akibat tanah yang masih bisa longsor. Sementara fondasi yang longsor dalam proses perbaikan.
“Memang dari Kecamatan Tingkir sudah datang namun belum ada tindakan. Padahal jika dilihat kondisinya, apabila nanti hujan turun tanah bisa kembali longsor. Bisa-bisa rumah Pak Wagiman ini roboh,” ujarnya.
Angga rosa
Akibatnya rumah tersebut nyaris roboh karena sebagian fondasi ikut longsor. Informasi yang dihimpun wartawan di lokasi kejadian kemarin menyebutkan, diduga tanah tersebut longsor lantaran tergerus derasnya arus air hujan yang mengalir ke tebing di belakang rumah Wagiman. Itu terjadi lantaran di sekitar pekarangan tidak ada saluran pembuangan air sehingga menggerus tanah. Sejumlah warga yang mengetahui kejadian itu langsung berdatangan.
Mereka lantas bergotong-royong membenahi bangunan rumah agar tidak roboh. Kemarin, sejumlah warga dibantu relawan dari Salatiga Peduli terlihat sedang memperbaiki fondasi yang rusak dengan memasang bambu penyangga. Warga mengaku pihak Kecamatan Tingkir sudah meninjau lokasi namun belum mengambil langkah terkait kejadian ini. Wagiman menuturkan, saat kejadian dirinya bersama sejumlah anggota keluarganya sedang berada di ruang tamu. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara gemuruh seperti tanah longsor berasal dari belakang rumah.
“Saya sempat panik saat mendengar suara gemuruh di belakang rumah. Lantas saya ke belakang mengecek. Ternyata tanah di bagian belakang rumah longsor,” tuturnya, kemarin. KoordinatorRelawanSalatiga Peduli, Santo Handoyo mengatakan, pihaknya dibantu warga mengambil langkah memasang bambu penyangga menghindari robohnya rumah akibat tanah yang masih bisa longsor. Sementara fondasi yang longsor dalam proses perbaikan.
“Memang dari Kecamatan Tingkir sudah datang namun belum ada tindakan. Padahal jika dilihat kondisinya, apabila nanti hujan turun tanah bisa kembali longsor. Bisa-bisa rumah Pak Wagiman ini roboh,” ujarnya.
Angga rosa
(ars)