Panen Duku Kembali Gagal
A
A
A
MUARAENIM - Warga dan petani pemilik kebun duku di Kecamatan Muaraenim dan Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muaraenim mengaku kecewa karena tahun ini pohon duku milik mereka kembali gagal berbuah.
Padahal, saat musim kemarau beberapa waktu lalu bunga atau kembang duku sangat lebat. Hanya saja saat buah tersebut menjadi putik sehingga gugur dan gagal menjadi buah. Zainal, 47, warga Desa Kepur, Kecamatan Muaraenim mengatakan, pohon duku di kawasan tersebut sudah tiga tahun belakangan tidak berbuah.
Salah satu penyebab menurutnya, karena faktor cuaca. Melihat bunga duku yang keluar saat musim kemarau lalu, warga sangat berharap akan ber tambah pendapatan dari hasil menjual buah duku. Hanya saja seiring pergantian cuaca, harapan tersebut sirna. “Bagaimana mau panen, buahnya setangkai pun tidak ada yang jadi, padahal waktu berbunga sangat lebat, tapi karena perubahan cuaca jadi gugur semua,” ungkapnya, kemarin.
Buah duku menurutnya, bagi warga desa tersebut, bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan tahunan. Karena pohon duku hanya berbuah setahun sekali. Karena itu, pemilik kebun duku sangat mengharapkan setiap tahun akan panen dan bisa menjual buah duku sebagai penambah penghasilan. “Jadi bisa dikatakan sudah tiga tahun belakangan ini kami hanya menunggu dan berharap,” tandasnya.
Sementara, tokoh pemuda Desa Kepur Kalbadri mengungkapkan, selain karet, pohon duku juga menjadi salah satu sumber penghasilan warga. Bahkan tidak sedikit warga yang kebunnya hanya ditanami pohon duku sama sekali.
Dengan kata lain, pohon duku memang dibudidayakan dan bukan hanya menjadi tanaman sela atau pelindung. “Kalau yang punya sebatang atau dua batang tidak terlalu menjadi persoalan, namun bagi yang khususnya berkebun duku jelas sangat mengecewakan,” tukasnya.
Bahkan menurutnya, hampir rata-rata duku yang ada di Kecamatan Muaraenim dan Ujan Mas sama sekali tidak berbuah akibat faktor cuaca. Padahal menurutnya, jika sedang musim buah dan memasuki masa panen, buah duku sangat memberikan andil pendapatan. Bukan hanya bagi pemilik kebun, namun juga bagi warga yang ikut mengambil upah memanjat atau upah angkut.
Apalagi, sambung dia, untuk di Sumsel, duku Ujan Mas sudah termasuk punya nama. “Memang begitu kondisinya, yang pasti warga dan petani urung mendapat penghasilan tambahan karena duku batal berbuah,” tutupnya.
Irhamudin sp
Padahal, saat musim kemarau beberapa waktu lalu bunga atau kembang duku sangat lebat. Hanya saja saat buah tersebut menjadi putik sehingga gugur dan gagal menjadi buah. Zainal, 47, warga Desa Kepur, Kecamatan Muaraenim mengatakan, pohon duku di kawasan tersebut sudah tiga tahun belakangan tidak berbuah.
Salah satu penyebab menurutnya, karena faktor cuaca. Melihat bunga duku yang keluar saat musim kemarau lalu, warga sangat berharap akan ber tambah pendapatan dari hasil menjual buah duku. Hanya saja seiring pergantian cuaca, harapan tersebut sirna. “Bagaimana mau panen, buahnya setangkai pun tidak ada yang jadi, padahal waktu berbunga sangat lebat, tapi karena perubahan cuaca jadi gugur semua,” ungkapnya, kemarin.
Buah duku menurutnya, bagi warga desa tersebut, bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan tahunan. Karena pohon duku hanya berbuah setahun sekali. Karena itu, pemilik kebun duku sangat mengharapkan setiap tahun akan panen dan bisa menjual buah duku sebagai penambah penghasilan. “Jadi bisa dikatakan sudah tiga tahun belakangan ini kami hanya menunggu dan berharap,” tandasnya.
Sementara, tokoh pemuda Desa Kepur Kalbadri mengungkapkan, selain karet, pohon duku juga menjadi salah satu sumber penghasilan warga. Bahkan tidak sedikit warga yang kebunnya hanya ditanami pohon duku sama sekali.
Dengan kata lain, pohon duku memang dibudidayakan dan bukan hanya menjadi tanaman sela atau pelindung. “Kalau yang punya sebatang atau dua batang tidak terlalu menjadi persoalan, namun bagi yang khususnya berkebun duku jelas sangat mengecewakan,” tukasnya.
Bahkan menurutnya, hampir rata-rata duku yang ada di Kecamatan Muaraenim dan Ujan Mas sama sekali tidak berbuah akibat faktor cuaca. Padahal menurutnya, jika sedang musim buah dan memasuki masa panen, buah duku sangat memberikan andil pendapatan. Bukan hanya bagi pemilik kebun, namun juga bagi warga yang ikut mengambil upah memanjat atau upah angkut.
Apalagi, sambung dia, untuk di Sumsel, duku Ujan Mas sudah termasuk punya nama. “Memang begitu kondisinya, yang pasti warga dan petani urung mendapat penghasilan tambahan karena duku batal berbuah,” tutupnya.
Irhamudin sp
(ftr)