Memperbaiki Neon Rusak Hanya 10 Menit
A
A
A
SEMARANG - Lampu neon yang sudah tidak menyala bagi sebagian orang dianggap tidak berfungsi lagi dan dibuang begitu saja.
Namun, bagi Sutejo Purbowo, 49, lampu yang dianggap mati itu bisa direkondisi sehingga bisa menyala kembali seperti baru. Kemampuan memperbaiki lampu rusak itu dijadikan Sutejo sebagai tumpuan untuk menghidupi keluarganya. Dengan membuka lapak jasa servis lampu di pasar klitikan Waru Kelurahan Kaligawe, Semarang, dia mampu mengantongi omzet ratusan ribu per hari.
Bermacam lampu rusak bisa diperbaiki perbaiki oleh Sutejo. Ada yang bentuknya memanjang biasa, berbentuk spiral, hingga tornado. Lampulampu yang ditata di atas meja kayu tersebut mampu mengeluarkan cahaya terang. Padahal sebelumnya, lampulampu ini dibuang oleh pemiliknya karena sudah mati.
“Tak butuh waktu lama untuk menyervis lampu yang sudah mati. Hanya perlu 10 menit, lampu pun kembali hidup seperti baru dibeli di toko,” kata Sutejo. Untuk memperbaiki lampu yang mati hanya butuh waktu singkat, bahkan bisa ditunggu pelanggan. “Tinggal saya lihat dulu sumbernya terletak di mana. Begitu tahu sumbernya, diutakatik sebentar, dijamin beres,” kata Laki-laki asli Purwadadi itu.
Keterampilan memperbaiki lampu diperoleh dari melihatlihat orang menyervis lampu. “Dari situlah saya mencoba- coba melakukan di rumah, karena saya dulunya bekerja sebagai tukang servis televisi. Ternyata memperbaiki lampu rusak sangat mudah. Dari situlah saya mulai menekuni pekerjaan ini,” ucapnya.
Menurut Sutejo, banyak orang mengira lampu itu produk sekali pakai. Jika sudah mati, jalan satu-satunya harus dibuang. Padahal kenyataannya tidak demikian. Dengan sedikit kreativitas, lampu yang mati bisa diperbaiki menjadi menyala kembali.
“Saat lampu mati, ada dua kemungkinan yang terjadi. Kalau tidak mesinnya yang rusak, berarti bola lampunya yang sudah tidak berfungsi. Cukup dilihat dari pinggiran bola lampunya. Kalau warnanya gosong maka yang rusak bola lampunya. Tapi kalau warnanya tidak menghitam, yang rusak mesinnya,” ungkap Sutejo.
Jika yang rusak bola lampunya, perbaikan dilakukan dengan mengganti bola lampu baru. Biaya servis biasanya tergantung dengan kekuatan pijar lampu. Semakin besar watt nya, biayanya semakin mahal. Namun perlu dicatat, biaya jasa perbaikan servis masih jauh lebih murah dibandingkan beli lampu biasa. Biaya servis mesin dari 5-14 watt senilai Rp4.000 dan 18-23 watt Rp7.000, Sementara biaya servis kerusakan lampu (kaca) 5-14 watt senilai Rp8.000 dan 18-23 watt Rp10.000.
Dengan menyediakan servis lampu dan menjual lampu- lampu bekas yang sudah diperbaiki, rata-rata mendapatkan omzet Rp500.000 sampai Rp700.000. “Kalau hari Minggu biasa mendapatkan Rp1,2 juta,” kata Sutejo.
Amin Fauzi
Namun, bagi Sutejo Purbowo, 49, lampu yang dianggap mati itu bisa direkondisi sehingga bisa menyala kembali seperti baru. Kemampuan memperbaiki lampu rusak itu dijadikan Sutejo sebagai tumpuan untuk menghidupi keluarganya. Dengan membuka lapak jasa servis lampu di pasar klitikan Waru Kelurahan Kaligawe, Semarang, dia mampu mengantongi omzet ratusan ribu per hari.
Bermacam lampu rusak bisa diperbaiki perbaiki oleh Sutejo. Ada yang bentuknya memanjang biasa, berbentuk spiral, hingga tornado. Lampulampu yang ditata di atas meja kayu tersebut mampu mengeluarkan cahaya terang. Padahal sebelumnya, lampulampu ini dibuang oleh pemiliknya karena sudah mati.
“Tak butuh waktu lama untuk menyervis lampu yang sudah mati. Hanya perlu 10 menit, lampu pun kembali hidup seperti baru dibeli di toko,” kata Sutejo. Untuk memperbaiki lampu yang mati hanya butuh waktu singkat, bahkan bisa ditunggu pelanggan. “Tinggal saya lihat dulu sumbernya terletak di mana. Begitu tahu sumbernya, diutakatik sebentar, dijamin beres,” kata Laki-laki asli Purwadadi itu.
Keterampilan memperbaiki lampu diperoleh dari melihatlihat orang menyervis lampu. “Dari situlah saya mencoba- coba melakukan di rumah, karena saya dulunya bekerja sebagai tukang servis televisi. Ternyata memperbaiki lampu rusak sangat mudah. Dari situlah saya mulai menekuni pekerjaan ini,” ucapnya.
Menurut Sutejo, banyak orang mengira lampu itu produk sekali pakai. Jika sudah mati, jalan satu-satunya harus dibuang. Padahal kenyataannya tidak demikian. Dengan sedikit kreativitas, lampu yang mati bisa diperbaiki menjadi menyala kembali.
“Saat lampu mati, ada dua kemungkinan yang terjadi. Kalau tidak mesinnya yang rusak, berarti bola lampunya yang sudah tidak berfungsi. Cukup dilihat dari pinggiran bola lampunya. Kalau warnanya gosong maka yang rusak bola lampunya. Tapi kalau warnanya tidak menghitam, yang rusak mesinnya,” ungkap Sutejo.
Jika yang rusak bola lampunya, perbaikan dilakukan dengan mengganti bola lampu baru. Biaya servis biasanya tergantung dengan kekuatan pijar lampu. Semakin besar watt nya, biayanya semakin mahal. Namun perlu dicatat, biaya jasa perbaikan servis masih jauh lebih murah dibandingkan beli lampu biasa. Biaya servis mesin dari 5-14 watt senilai Rp4.000 dan 18-23 watt Rp7.000, Sementara biaya servis kerusakan lampu (kaca) 5-14 watt senilai Rp8.000 dan 18-23 watt Rp10.000.
Dengan menyediakan servis lampu dan menjual lampu- lampu bekas yang sudah diperbaiki, rata-rata mendapatkan omzet Rp500.000 sampai Rp700.000. “Kalau hari Minggu biasa mendapatkan Rp1,2 juta,” kata Sutejo.
Amin Fauzi
(ftr)