UGM Sasar Pengembangan Wilayah 3T
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebagai lembaga pendidikan, UGM berkomitmen menyiapkan tenaga produktif yang unggul dan andal. Untuk mencapainya, UGM berupaya meningkatkan program tridarma perguruan tinggi dengan menyasar pengembangan wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) Indonesia.
“Melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, UGM akan menempuh strategi berupa lompatan dalam membina sekaligus menyiapkan mahasiswanya. Strategi itu kami sebut dengan istilah starting from the end, yaitu kita memulai segala proses dari bagian paling akhir,” papar Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati PhD kemarin.
Menurut Rita, panggilan akrab Dwikorita Karnawati, bagian paling akhir dalam strategi tersebut adalah bagian yang menerima para lulusan UGM yaitu user. User tersebut bisa berarti pemerintah daerah, industri, maupun komunitas. Dia menilai kepentingan pemerintah daerah, komunitas atau industri di daerah-daerah perbatasan sangatlah mendesak.
Selain itu, dengan memprioritaskan kepentingan daerah perbatasan akan dapat meningkatkan kedaulatan negara. “Dengan peningkatan kedaulatan negara, otomatis akan meningkatkan daya saing, sehingga program kami prioritaskan pada daerah 3T. Sebagai langkah nyatanya, UGM telah melakukan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan 12 pemerintah daerah,” ungkapnya.
Beberapa daerah yang bekerja sama dengan UGM ialah Kepulauan Riau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Natuna, dan Kota Batam. Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terkuat di dunia. Prediksi tersebut bisa saja meleset jika Indonesia tidak berhasil memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki.
Bahkan, bonus demografi yang ada bisa menjadi bencana demografi. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Akademik UGM Dr Agr Ir Sri Peni Wastutiningsih menawarkan berbagai program seleksi masuk untuk mahasiswa baru UGM pada 2015. Di antaranya seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri, dan ujian masuk (UM) UGM.
“Kerja sama dengan berbagai pemerintah daerah ini juga menjadi ajang promosi bagi kami agar calon-calon mahasiswa dari daerah- daerah tersebut mau melanjutkan studi di UGM. Ini juga sebagai wujud UGM sebagai universitas nasional yang terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Ratih Keswara
“Melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, UGM akan menempuh strategi berupa lompatan dalam membina sekaligus menyiapkan mahasiswanya. Strategi itu kami sebut dengan istilah starting from the end, yaitu kita memulai segala proses dari bagian paling akhir,” papar Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati PhD kemarin.
Menurut Rita, panggilan akrab Dwikorita Karnawati, bagian paling akhir dalam strategi tersebut adalah bagian yang menerima para lulusan UGM yaitu user. User tersebut bisa berarti pemerintah daerah, industri, maupun komunitas. Dia menilai kepentingan pemerintah daerah, komunitas atau industri di daerah-daerah perbatasan sangatlah mendesak.
Selain itu, dengan memprioritaskan kepentingan daerah perbatasan akan dapat meningkatkan kedaulatan negara. “Dengan peningkatan kedaulatan negara, otomatis akan meningkatkan daya saing, sehingga program kami prioritaskan pada daerah 3T. Sebagai langkah nyatanya, UGM telah melakukan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan 12 pemerintah daerah,” ungkapnya.
Beberapa daerah yang bekerja sama dengan UGM ialah Kepulauan Riau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Natuna, dan Kota Batam. Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terkuat di dunia. Prediksi tersebut bisa saja meleset jika Indonesia tidak berhasil memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki.
Bahkan, bonus demografi yang ada bisa menjadi bencana demografi. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Akademik UGM Dr Agr Ir Sri Peni Wastutiningsih menawarkan berbagai program seleksi masuk untuk mahasiswa baru UGM pada 2015. Di antaranya seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri, dan ujian masuk (UM) UGM.
“Kerja sama dengan berbagai pemerintah daerah ini juga menjadi ajang promosi bagi kami agar calon-calon mahasiswa dari daerah- daerah tersebut mau melanjutkan studi di UGM. Ini juga sebagai wujud UGM sebagai universitas nasional yang terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Ratih Keswara
(ftr)