Perpanjangan Evakuasi Tanpa Hasil
A
A
A
BANJARNEGARA - Perpanjangan waktu pencarian korban bencana longsor di Dusun Jemblung, Sampang, Karangkobar, Banjarnegara kemarin tidak membuahkan hasil. Tim gabungan gagal menemukan satu jasad pun pada pencarian di hari ke-8 tersebut.
“Hari ini (kemarin) nihil temuan jenazah,” ujar Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono. Proses pencarian dilakukan sejak pagi. Awalnya kondisi cuaca yang cerah mendukung proses pencarian korban. “Anjing pelacak juga masih diterjunkan. Tapi jugabelumadatemuan. Sehingga total jenazah yang ditemukan masih belum bertambah yakni 93 jenazah,” ucapnya.
Kemarin pencarian korban hanya kembali berlangsung setengah hari karena cuaca tidak mendukung proses evakuasi secara maksimal. “Sekitar pukul 11.00 WIB pencarian kami hentikan karena sudah turun hujan sehingga cuaca tidak memungkinkan. Hujan baru reda sekitar pukul 17.00 WIB. Namun untuk kembali turun ke lokasi juga sudah tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Hingga kemarin masih ada lebih dari 500 relawan yang membantu proses pencarian jenazah korban tanah longsor di Dusun Jemblung itu. “Besok (hari ini) kita masih akan tetap lakukan pencarian jenazah. Mungkin setengah hari sambil menunggu perkembangan dan perintah lanjutan lagi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, proses pencarian korban bencana longsor di Dusun Jemblung diperpanjang hingga hari ini. Keputusan ini diambil setelah dilakukan pertemuan antara perwakilan Pemkab Banjarnegara, TNI, SAR, dan masyarakat korban longsor. Komandan Kodim 0704 Banjarnegara Letkol Inf Edi Rochmatullah tak memungkiri kendala utama yang dialami tim SAR gabungan adalah hujan yang selalu mengguyur lokasi saat siang hari.
Selain itu, juga masih sering muncul longsor susulan yang dikhawatirkan membayakan para tim SAR. “Kalau hujan sudah turun, kita tidak berani memaksakan. Karena ancaman longsor susulan juga masih berbahaya,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan apa pun hasil pencarian korban, tim sudah bekerja dengan maksimal. “Atas nama Pemkab dan masyarakat Banjarnegara, kita mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam musibah Dusun Jemblung ini,” paparnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan status tanggap darurat bencana di Banjarnegara, direncanakan diperpanjang selama 14 hari. “Status tanggap darurat di Banjarnegara akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2014. Rencananya akan diperpanjang selama 14 hari terhitung sejak tanggal 22 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015,” ucapnya.
Operasi tanggap darurat yang terdiri atas pencarian dan evakuasi jenazah, pelayanan pengungsi, dan persiapan relokasi warga yang berlangsung sejak tanggal 13 Desember 2014 telah berjalan dengan baik. “Namun untuk pencarian jenazah akan dihentikan pada tanggal 21 Desember 2014,” katanya.
Selama ini pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, terus dilakukan. Besarnya bantuan dari masyarakat dan pihak swasta menyebabkan kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi dengan baik. “Persediaan logistik yang ada juga sangat berlebih,” paparnya. Terkait relokasi semula ada 43 keluarga asal Dusun Jemblung yang harus direlokasi. Namun, ternyata hanya ada 22 keluarga karena 21 keluarga lainnya telah meninggal semua sehingga tidak ada yang harus direlokasi.
“Lokasi relokasi sesuai rekomendasi Badan Geologi, yakni Desa Karangtengah dan Desa Ambal,” tandasnya.
Prahayuda febrianto/ Muh slamet
“Hari ini (kemarin) nihil temuan jenazah,” ujar Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono. Proses pencarian dilakukan sejak pagi. Awalnya kondisi cuaca yang cerah mendukung proses pencarian korban. “Anjing pelacak juga masih diterjunkan. Tapi jugabelumadatemuan. Sehingga total jenazah yang ditemukan masih belum bertambah yakni 93 jenazah,” ucapnya.
Kemarin pencarian korban hanya kembali berlangsung setengah hari karena cuaca tidak mendukung proses evakuasi secara maksimal. “Sekitar pukul 11.00 WIB pencarian kami hentikan karena sudah turun hujan sehingga cuaca tidak memungkinkan. Hujan baru reda sekitar pukul 17.00 WIB. Namun untuk kembali turun ke lokasi juga sudah tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Hingga kemarin masih ada lebih dari 500 relawan yang membantu proses pencarian jenazah korban tanah longsor di Dusun Jemblung itu. “Besok (hari ini) kita masih akan tetap lakukan pencarian jenazah. Mungkin setengah hari sambil menunggu perkembangan dan perintah lanjutan lagi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, proses pencarian korban bencana longsor di Dusun Jemblung diperpanjang hingga hari ini. Keputusan ini diambil setelah dilakukan pertemuan antara perwakilan Pemkab Banjarnegara, TNI, SAR, dan masyarakat korban longsor. Komandan Kodim 0704 Banjarnegara Letkol Inf Edi Rochmatullah tak memungkiri kendala utama yang dialami tim SAR gabungan adalah hujan yang selalu mengguyur lokasi saat siang hari.
Selain itu, juga masih sering muncul longsor susulan yang dikhawatirkan membayakan para tim SAR. “Kalau hujan sudah turun, kita tidak berani memaksakan. Karena ancaman longsor susulan juga masih berbahaya,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan apa pun hasil pencarian korban, tim sudah bekerja dengan maksimal. “Atas nama Pemkab dan masyarakat Banjarnegara, kita mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam musibah Dusun Jemblung ini,” paparnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan status tanggap darurat bencana di Banjarnegara, direncanakan diperpanjang selama 14 hari. “Status tanggap darurat di Banjarnegara akan berakhir pada tanggal 21 Desember 2014. Rencananya akan diperpanjang selama 14 hari terhitung sejak tanggal 22 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015,” ucapnya.
Operasi tanggap darurat yang terdiri atas pencarian dan evakuasi jenazah, pelayanan pengungsi, dan persiapan relokasi warga yang berlangsung sejak tanggal 13 Desember 2014 telah berjalan dengan baik. “Namun untuk pencarian jenazah akan dihentikan pada tanggal 21 Desember 2014,” katanya.
Selama ini pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, terus dilakukan. Besarnya bantuan dari masyarakat dan pihak swasta menyebabkan kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi dengan baik. “Persediaan logistik yang ada juga sangat berlebih,” paparnya. Terkait relokasi semula ada 43 keluarga asal Dusun Jemblung yang harus direlokasi. Namun, ternyata hanya ada 22 keluarga karena 21 keluarga lainnya telah meninggal semua sehingga tidak ada yang harus direlokasi.
“Lokasi relokasi sesuai rekomendasi Badan Geologi, yakni Desa Karangtengah dan Desa Ambal,” tandasnya.
Prahayuda febrianto/ Muh slamet
(ars)