Melestarikan Kuliner Khas Daerah Siborong-borong

Minggu, 21 Desember 2014 - 10:19 WIB
Melestarikan Kuliner...
Melestarikan Kuliner Khas Daerah Siborong-borong
A A A
Udara dingin khas dataran tinggi Tapanuli, Siborongborong, mulai menyapa warga, Rabu (17/12) sekitar pukul 18.00 WIB. Namun, itu tidak membuat warga kawasan adat Humbang Habinsaran yang berada lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut itu menggigil.

Di Aula Kantor Camat Siborongborong, Jalan Siliwangi, Siborong-borong, sejumlah pria berbincangbincang dengan hangat seusai menerima bantuan sepeda ontel dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Utara (Taput). Mereka umumnya berprofesi sebagai parombus-ombus atau pedagang ombus-ombus, penganan khas daerah ini.

Penyerahan bantuan itu turut disaksikan Pardamean Tampubolon, 52, mantan pedagang ombus-ombus yang kini mengembangkan usaha perlengkapan pesta, mebel, dan gilingan padi. Dia mengaku merasa ikut terpanggil untuk melihat acara penyerahan sepeda ontel bagi sejumlah rekannya.

Pardamean masih merasa bagian dari pedagang ombusombus. Sebab, dia sebelumnya cukup lama menjajakan kue dari adonan tepung beras dan parutan kelapa itu dengan menggunakan sepeda ontel di pasar dan di terminal. Menurut dia, sepeda ontel bantuan dari Pemkab Taput sangat berarti bagi para parombus-ombus karena membantu mereka berdagang.

“Dulu pada masa saya masih jualan, kami tidak pernah mendapat bantuan seperti ini. Sekarang, parombus-ombus sudah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Ini merupakan harapan baru bagi sahabat-sahabat saya, termasuk bagi saya yang dulunya juga pedagang ombus-ombus. Saya mengucapkan terima kasih untuk itu,” katanya.

Pardamean pun mengungkapkan, sepeda itu menjadi dukungan bagi parombus-ombus untuk terus menjajakan makanan khas dari daerah itu. Ombus-ombus memang tidak bisa dipisahkan dari Siborongborong dan sudah menjadi ikon daerah itu. Dia memaparkan, untuk membuat kue itu, memiliki cara khusus. Bahan bakunya harus menggunakan beras terbaik dan daun pembungkusnya juga harus daun lembut yang biasanya didatangkan dari Medan atau Tebingtinggi.

Mengolah beras agar menjadi tepung juga mesti menggunakan penumbuk manual yang disebut losung dan andalu. “Harus seperti itu, jika tidak seperti itu, rasanya akan berubah,” katanya. Sementara untuk membuat ombus-ombus tetap hangat, pedagang akan membungkusnya di dalam wadah yang disebut tandok bayon. Wadah itu dimasukkan dalam peti kecil di belakang sepeda dan kemudian dijajakan.

Pardamean pun berharap, selain bantuan sepeda, kelak pemerintah juga memberikan bantuan alat penumbuk beras sehingga pedagang bisa mempertahankan kehangatan ombus-ombus dan cita rasanya. Sementara itu, Bupati Taput Nikson Nababan seusai memberikan tujuh unit sepeda untuk pedagang ombus-ombus mengatakan, bantuan tersebut merupakan perhatian besar bagi kelestarian oleh-oleh ciri khas Kota Siborongborong itu.

Di samping melestarikan kuliner khas daerah, bantuan itu diharapkan juga melestarikan budaya masyarakat setempat yang menjajakan ombus-ombus dengan ciri khas sepeda dilengkapi gerobaknya. “Saya sangat ingin budaya menjajakan ombus-ombus dengan menggunakan sepeda tetap dilestarikan. Di samping melestarikan kuliner, upaya ini juga untuk mengembangkan ekonomi mikro bagi masyarakat Siborong-borong,” katanya.

Mantan wartawan tersebut menjelaskan, keistimewaan pedagang ombus-ombus terletak pada makanan yang dijajakannya. Sebab, pedagang akan mendayung sepeda dan membawa kehangatan bagi para penikmat ombus-ombus. Karena itu, para pedagang harus tetap menjaga kualitas ombus-ombus. Saat memberikan bantuan sepeda, Bupati juga mengharapkan agar pedagang membentuk koperasi sebagai wadah para pedagang bersatu dan mempertahankan keberadaan para pedagang ombus-ombus.

“Jangan sampai ombus-ombus punah,” katanya. Mewakili penerima bantuan, Karim Lumbantoruan, 59, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Taput yang sudah memberikan perhatian kepada mereka. Karim berharap ke depan perhatian untuk pengembangan ombus-ombus dapat lebih besar lagi.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami akan menggunakan sepeda dan gerobak ini dengan baik,” ujarnya.

Baringin Lumban Gaol
Tapanuli Utara
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1897 seconds (0.1#10.140)